Kapolda Papua Barat, Irjen Pol DR Tornagogo Sihombing, SIK, MSI. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun
Gubernur Papua Barat Drs Dominggus Mandacan. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Tookoh adat, tokoh agam, LSM, tokoh nusantara, forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Papua Barat terdiri dari Gubernur Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan, Kasdam XVIII/Kasuari, Brigjen TNI Ferry Zein, Kapolda Papua Barat, Irjen Pol DR Tornagogo Sihombing, SIK, MSI, Kepala Kejaksaan Tinggi Papua Barat, DR Wilhelmus Lingitubun, SH, MH, DPR Papua Barat, MRP Papua Barat menandatangani deklarasi cinta damai menolak anarkis di Papua Barat, Sabtu (17/10/20200 di Arfak Convention Hall Polda Papua Barat.
Deklarasi cinta damai dan menolak anarkasi juga dilaksanakan oleh Kapolres, Dandim, Forkopimpda kabupaten dan kota se Papua Barat yang dilakukan secara virtual pada waktu sama oleh masing-masing daerah.
Deklarasi bersama cinta damai dibacakan Napoleon Fakdawer dan diikuti semua peserta:
‘Kami Forkopimda, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, pimpinan Ormas, LSM dan seluruh stakeholder di Provinsi Papua Barat dengan ini menyatakan sikap:
- Selalu cinta damai terhadap sesama warga, suku serta agama apapun di wilayah NKRI dan saling menghargai serta menghormati kepada siapa saja yang berada di provinsi Papua Barat.
- Menolak adanya pergerakan massa atau unjuk rasa yang berujung pada perpecahan, pengrusakan, penjarahan, kekerasan dan juga aksi anarkis.
- Siap menjaga persatuan, kerukunan dan mempererat tali persaudaraan sesama anak bangsa.
- Kami siap menjaga situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif di wilayah Provinsi Papua Barat.
Kapolda Papua Barat Irjen Pol DR Tornagogo Sihombing dalam arahnya menyampaikan, bahwa membangun itu susah, menghancurkannya itu sekejap bisa terjadi.
‘’Kita sepakat, bahwa jika ada aspirasi yang ingin dipenuhi oleh pemerintah tidak mesti harus membakar, tidak mesti harus merusak, budaya seperti itu adalah budaya yang tidak baik bagi kita. Yakin kalau sudah membakar satu aset kita akan jadi manusia yang tidak terpakai, di Papua Barat ini masih perlu membangun, tidak sinkron jika mau membangun terus kita membakar,’’ ujar Kapolda.
Napoleon Fakdawer saat membacakan deklarasi Papua Barat Cinta Damai. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun
Dengan deklarasi ini kata Kapolda semua pihak dengan tulus jika ada aspirasi yang mau disampaikan, sampaikanlah pada pemerintah seperti kepada Kapolda, Pangdam, Gubernur, Kabinda, Kajati, jika ada masalah diselesaikan secara baik.
Sebelum penandatangan deklarasi Gubernur Papua Barat Drs Dominggus Mandacan juga memberi arahan dan mengingatkan semua pihak, bahwa yang berada di tanah Papua, tanah yang telah diberkati Tuhan ketika dua penginjil Otoow dan Gleiser tiba di pulau Mansinam pada 5 Februari 1855 dengan doa sulungnya untuk semeua di tanah ini.
‘’Kepada kita yang ada di tanah Papua ini dengan nama Tuhan kami menginjak Tanah ini karena ini sudah diberkati, umat yang di atas tanahnya sudah diberkati,’’ kutip Gubernur Papua sambil menyebut termasuk yang bicara juga sudah diberkati, kita semua sudah diberkati sekarang kita sudah menjadi berkat.
Lanjut guebrnur, dengan demikian sebagai orang yang ada di Tanah ini kita juga ingin maju dengan kita menerima injil, dari Mansinam memulai peradaban baru orang asli Papua.
‘’Dan semua orang yang tinggal di tanah ini saya ajak semua dengan keterbukaan dan juga ingin maju menerima semua orang di atas tanah ini kita menerima semua orang,’’ pesan Dominggus.
Kata Mandacan, jika direnungkan doa sulung dengan baik, tidak ada yang berbuat jahat atau melakukan anarkis, kota ini, Manokwari menjadi contoh teladan kota-kota di atas tanah Papua.
‘’Manokwari yang ada ribut, ada anarkis, kantor DPR dua sudah terbakar, DPR kabupaten terbakar, kantor DPR provinsi terbakar, kantor MRP Papua Barat juga terbakar itu coba kita renungkan. Kita yang di sini harus menjadi contoh bagi kabupaten kota yang ada di tanah Papua,’’ ujarnya prihatin.
Tanda tangan deklarasi cintai damai, tolak anarkis di Polda Papua Barat, Sabtu (17/10/2020). PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun
‘’Justru kita ada dimana injil ini, kita yang hancur, kita yang ribut, kita yang anarkis kalau ada ketidakpuasan dari masyarakat terhadap pembangunan tidak tepat sasaran, baik-baik sampaikan, demo damai itu kan dijamin undang-undang sepanjang kepolisian ijinkan silakan sampaikan dalam koridor dengan damai, tetapi bukan dengan anarkis,’’ tegas orang nomor satu di Provinsi Papua Barat.
‘’Kita ini punya adat dan budaya, kita saling menghargai, kita saling menghormati, jadi kita ada di satu kota, di satu tempat dimana bumi dipijak disitu langit kita junjung, jadi kita ada di satu wilayah budaya adat mari saling menghargai, menghormati, mendukung dan juga memberikan kesempatan untuk membantu pemerintah baik dalam masalah keamanan kesejahteraan,’’ pesan mendalamnya.
‘’Kita cinta damai, kita menolakan anarkis, mari kita renungkan, kita sebagai tokoh adat mari kita jaga wilayah kita masing-masing,’’ tambah gubernur.(tam)