Kepala Dinas Pendidikan Papua Barat Barnabas Dowansiba yang ditemui wartawan Jumat (20/8/2021) di SMA Negeri 1 Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
Vaksinasi pelajar Jumat (20/8/2021) di SMA Negeri 1 Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Setelah dua tahun proses belajar mengajar tatap muka ditiadakan karena pandemi COVID-19, Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat segera kembali membuka sekolah-sekolah dengan belajar secara tatap muka di Papua Barat.
Baca juga: Gubernur Papua Barat, Pangdam dan Kapolda Resmikan Vaksin Pelajar, Opsi Menuju Merdeka Belajar
Pembukaan belajar tatap muka ini bagian dari program “Merdeka Belajar” namun pembukaan itu dengan beberapa skema, skema pertama adalah setelah tenaga pendidik dan pelajar telah melakukan suntikan vaksinasi dosis satu dan dua.
‘’Ke depan ini kita akan keroyok pendidikan yang ada di Manokwari, rencana hari Senin dari Polda Papua Barat akan mengelar vaksinasi untuk pelajar di Distrik Prafi di SMK Negeri 4 Prafi. Kemudian, nanti kita bagi sekolah-sekola yang ada di kota ini dilakukan oleh Pemda, Satgas COVID-19 Papua Barat, sehingga beberapa pekan kedepan itu kita semua fokus vaksinasi untuk pelajar SMP, SMA, SMK,’’ ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat Barnabas Dowansiba yang dtemui wartawan seusai vaksinasi massala pelajar, Jumat (20/8/2021) di SMA Negeri 1 Manokwari.
Kepala dinas pendidikan mengatakan, setelah vaksinasi kepada pelajar selesai digelar dinas akan mendata sekolah-sekolah berapa pelajar yang telah divaksinasi COVID-19, untuk data akan akan tunggu dalam waktu satu bulan.
‘’Jadi mereka (pelajar) hari ini vaksinasi, nanti satu bulan kemudian jika data vaksinnya lengkap dan setelah keluar akan dilaporkan kepada sekolah, sekolah akan mencatat semua berapa yang sudah divaksinasi dan berapa yang belum, dan ini harus kita kondisikan setelah itu sudah okebaru kita akan mulai dengan rencana proses belajar tatap muka terbatas,’’ ujar Kepala Dinas Pendidikan Papua Barat.
Vaksinasi pelajar Jumat (20/8/2021) di SMA Negeri 1 Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
Menurut Barnabas Dowansiba untuk pembelajaran tatap muka menuju “Merdeka Belajar” ada beberapa skema yang dipakai, yaitu mulai dari pendidikan pelajar yang tetlah divaksin juga ada pembatasan jumlah peserta didik dalam satu ruang kelas yatu; 50 persen: 50 persen.
‘’Kita berharap 60% atau 70% dari siswa yang ada sudah divaksinasi sehingga ke depan menuggu juga pemberlakuan PPKM dari pusat, kalau pusat sudah turunkan level PPKM kita ke bawah levelnya sudah bisa langsung tatap muka,’’ ujar Dowansiba.
Dowansiba menjelaskan yang bahwa yang dimaksud skema belajar 50 persen adalah pertama dalam sehari siswa yang hadir nelajar tatap muka hanya 50 dari jumnlah siswa yang ada. Kemudian 50 persen sisahnya akan belajar pada hari berikutnya.
‘’Jadi jadi satu hari itu hanya 50%, misalnya 100 pelajar, hanya 50 pelajar yang masuk sekolah, 50 pelajar sisanya besok atau hari berikutnya baru masuk lagi, jadi diselang-seling, jadi yang hari ini sudah masuk besok dia tunggu hari berikutnya baru dia masuk lagi,’’ jelas Kadis Pendidikan.
Sekema berikutnya menurut Kadis adalah pembagian waktu belajar juga di kuranggi hanya tiga atau empat jam.
‘’Jamnya belajarnya juga diturunkan, itu yang namanya pelajar terbatas, jadi pelajar nanti tidak ada waktu istirahat di sekolah, karena setelah datang masuk kelas belajar, selesai belajar langsung pulang, ini untuk hindari kerumunan disekolah, jangan sampai mereka duduk-duduk lagi lalu cerita sesama teman tidak pakai masker, pegang tangan sembarang itu yang dihindari,’’ terang Barnabas Dowansiba.
Vaksinasi pelajar Jumat (20/8/2021) di SMA Negeri 1 Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
Ia mengakui selama pembelajaran secara virtual sangat tidak efektif, ternyata guru memberikan tugas kepada siswa tanpa menjelaskan secara tatap muka siswa juga tidak mengerti, kemudian bagi orang tua yang peduli dengan anaknya selama virtual itu bagus.
‘’Tetapi orang tua yang tidak tahu, tidak peduli dengan anaknya, anaknya mau tahu dari mana. Makanya kita mulai dorong pembelajar terbatas walaupun hanya 50 persen tatap muka. Paling tidak ada masuk pelajaran secara langsung untuk pelajar,’’ kata Dowansiba.
‘’Makanya kita akan setting belajar tatap muka terbatas ini satu mata pelajaran bisa 30 menit, guru ada di dalam kelas dia mengajar, selesai 30 menit bidang studi yang lain lagi, sehingga semua bidang studi dalam sehari bisa terisi, ‘’ tambah Dowansiba.(tam)