PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Drs, Musa Kamudi, Assisten I Setda Provinsi Papua Barat mewakili Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan, Sabtu 11 Syawal 1440 H/15 Juni 2019 pagi, membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Ke-II Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat di Oristom Hotel Manokwari, Papua Barat.
MUI Papua Barat sebagai organisasi memberikan fatwa dan nasehat kepada umat islam dan pemerintah mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan yang merupakan wadah ukhuwa islamiah, serta menjadi penghubung antara ulama dan umarah dalam melaksanakan pembangunan di Papua Barat.
‘’Kita saat ini menghadapi permasalahan dan tantangan sangat kompleks yang memerlukan perhatian kita semua, diantaranya terjadinya pergeseran nilai dan degradasi moral generasi muda, seperti meningkatnya penggunaan narkoba, HIV/AIDS, pelecehan sex, radikalisme terorisme, aliran sesat yang berpotensi menimbulkan kerawanan akidah dan ahlak, hal tersebut membutuhkan pemikiran dan penaganan serius,’’ kata Asisten I Setda Papua Barat, Musa Kamudi.
Musa Kamudi menegaskan, jika semua komponen termasuk MUI Papua Barat terpanggil untuk menjaga kehidupan beragama, maka berbagai persoalan yang muncul dapat diatasi.
‘’Para ulama tidak boleh diam, apalagi bersikap apatisa terhadap fenomena di masyarakat yang berlangsung dengan cepat, ulama harus berdiri paling depan dalam menyuarakan kebenaran dan mencegah kerusakan moral di masyarakat,’’ kata Musa Kamudi.
Ulama tidak hanya mempunyai tangung jawab moral yang mencakup masalah ibadah, tetapi juga memnyangkut masalah muamalah dikehidupan sosial yang lebih luas.
“Saya berharap MUI Papua Barat selaku induk organisasi yang menaunggi organisasi islam tentu menjadi penggerak kepemimpinan dan kelembanggan umat, serta menjadikan ulama sebagai panutan dalam menanamkan dan memupuk akidah islamiah,’’ tutur Kamudi.
Gubernur Papua Barat, melalui asistennya berharap Rakerda Ke- II MUI Papua Barat dapat menghasilkan program yang disepakati bersama dan sebagai parameter untuk mengukur peran dan tugas yang dilaksanakan MUI Papua Barat kedepan sesuai harapan pemerintah dan umat islam.
‘’Karena ulama mempunyai peran penting dalam mengatasi fenomena yang terjadi untuk menyuarakan kebenaran,’’ pesan Musa Kamudi.
‘’MUI Papua Barat diharapkan senantiasa peka, dan mampu menanggapi aspirasi yang berkembang di masyarakat serta mampu menjawab permasalahan dan tantangan bagi umat islam,’’ imbuhnya.
Rakerda menjadi momentum untuk mewujudkan MUI Papua Barat yang semakin baik.
Ulama sebagai pimpinan informal dalam masyarakat mempunyai peran penting memperkokoh sendih-sendih etika , moral dan spiritual kehidupan berbangsa dan bernegara.
‘’Para ulama tidak hanya menjaga moral bangsa dan etika yang utama, tetapi berfungsi juga sebagai pencerah, pencerdas dan pembimbing umat dengan ajaran dan nilai-nilai islam, peran ulama sangat strategis dalam membangun karakter bangsa,’’ tuturnya.
Ia mengungkapkan, bulan ramadan dengan berbagai keutama telah meninggalkan umat islam. Dan kini berada di bulan syawal, dalam suasana hari raya idul fitri, atas nama pribadi, keluarga dan jajaran pemerintah Provinsi Papua Barat menyampaikan minal aidin walfa idzin mohon maaf lahir dan batin.
Selaku manusia biasa yang memiliki keterbatasan dan kekurangan, apabila selama ini ada ucapan keliru, lisan tidak terjaga, janji tidak ditepati momentum halal bi halal ini saling memafkan.
Ia mengajak MUI Papua Barat satukan tekad merajut kebersamaan dalam keaneragaman membangun Provinsi Papua Barat yang aman, sejahtera dan bermartabat.(tam)