
PAPUADALAMBERITA.COM, Gowa, Sulawesi Selatan – Pemerintah Kabupaten Gowa memperbaharui data jumlah
korban banjir yang mengungsi ke beberapa tempat pengungsian, menyatakan bahwa
pada Rabu pagi tercatat ada 2.121 warga yang mengungsi untuk menghindari dampak
banjir.
“Data yang baru terima dari anggota di lapangan total pengungsi yang
terdata di beberapa titik itu sudah 2.121 orang,” kata Bupati Gowa Adnan
Purichta Ichsan di Gowa, Rabu.
Warga yang terdampak banjir, menurut dia, mengungsi di 13 lokasi, termasuk
Masjid Baiatul Jihad Tompobalang (70 orang), Kelurahan Samata (200 orang),
Masjid Mangngalli (200 orang), Puskesmas Pallangga (21 orang), dan Kantor Camat
Pallangga (56 orang).
Selain itu ada yang mengungsi di BTN Pallangga Mas (33 orang), Puskesmas
Kampili (6 orang), Masjid Nurul Iman Yabani Bonto Ramba di Somba Opu (94
orang), Pasar Sungguminasa (600 orang), Gardu Induk PLN Sungguminasa (40
orang), Pandang-pandang (120 orang), Bukit Tamarunang (160 orang) serta
Kompleks RPH Tamarunang (521 orang).
Adnan mengatakan tim penanggulangan bencana yang berasal dari berbagai
organisasi perangkat daerah sudah turun tangan membantu warga yang mengungsi.
“Pertama yang kami lakukan memastikan keselamatan warga, kemudian kami
bawa ke titik-titik pengungsian. Para warga kemudian diperiksa kesehatannya
lalu dibuatkan dapur umum,” katanya.
Bencana banjir dan tanah longsor akibat meluapnya air Sungai Jeneberang di
kawasan Bendungan Bili-bili menyebabkan setidaknya enam warga meninggal dunia,
yakni Akram Al Yusran (3) dari Pangkabinanga, Rizal Lisantrio (48) warga BTN
Batara Mawang, Sarifuddin Dg Baji, serta satu bayi dan dua korban longsor yang
belum teridentifikasi.
Bupati Adnan mengatakan aparatnya melaporkan di antara korban banjir ada yang
meninggal dunia karena tersengat listrik dan tertimbun longsoran.
Bencana alam itu juga menyebabkan empat warga terluka dan 10 orang lainnya
dilaporkan hilang.
Adnan menambahkan musibah itu juga menyebabkan empat jembatan penghubung
terputus, salah satunya Jembatan Bongaya.(ant)