Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat, Rut W Eka Trisilowati pada pembukaan pelatihan Pencatatan Transaksi Keuangan menggunakan QRIS bagi UMKM, Kamis (27/5/2021) di Gedung Serba Guna Bank Indonesia Papua Barat Jalan Esau Sesa Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat terus membina dan meningkatkan kapasitas Usaha Micro Kecil dan Menegah (UMKM) dalam pencatatan transaksi keuangan dengan menggunakan Quick Respond Indonesia Standar (QRIS), pelatihan digelar dua hari, Kamis dan Jumat (27-28/5/2021) di Manokwari Papua Barat.
Ada departemen di Bank Indonesia yang khusus mengurus UMKM hingga kini masih berjalan. Kantor Bank Indonesia di Jakarta ada 100-200 orang mengelola UMKM di seluruh provinsi termasuk UMKM Papua Barat.
‘’Bank Indonesia hadir di kabupaten, kota maupun di ibukota provinsi di Indonesia ada 46 Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia,’’ ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat, Rut W Eka Trisilowati pada pembukaan pelatihan, Kamis (27/5/2021).
Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Bank Indonesia tidak kerja sendiri, tetapi bersinergi dengan Kementrian UMKM Pusat, juga dengan Menteri Perdagangan, Kementerian Kominfo, semua yang terkait dengan infrastruktur UMKM bersinergi dan berkolaborasi dari pusat sampai ke bawah termasuk dengan lembaga Perbankan.
‘’Secara statistik khususnya di Asia Tenggara perbankan masih ambil peranan penting, 90% transaksi melalui perbankan, walaupun dengan berjalannya waktu timbul teknologi lainnya, timbul (munculnya, red) jasa-jasa transfer keuangan, terutama pekerja migran kita yang kalau memakai perbankan kadang satu minggu libur, sementara Western Union siap transfer dari lagi di dalam mobile phone berjalannya waktu semua akan lari ke teknologi,’’ ujar Rut W Eka Trisilowati.
‘’Karena itu bagi UMKM penting untuk belajar, kenapa Bank Indonesia peduli dengan teknologinya, infrastruktur, kenapa ada sistem pembayaran diatur, bapak Ibu harus melihat bahwa filosofi dari bank sentral adalah pembayaran,’’ sebut Rut.
Lanjut Rut, sisi pembayaran menaungi pertemuan antara yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana, jadi ada transaksi di dalamnya.
‘’Bank Indonesia mempunyai otoritas tunggal mengatur sistem pembayaran, sistem pembayaran ini seperti apa platform yang Bapak gunakan. Misalnya Bapak Ibu memiliki rekening di BCA kemudian transfer ke BRI disitulah Bank Indonesia memfasilitasikan kecepatan transaksi, itu terjadi dan ada biayanya,’’ jelas Rut.
Bank-bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) akan melakukan penyesuaian tarif transaksi tarik tunai dan cek saldo di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) Link.
Rut mengatakan, nanti transfer dan cek saldo ada biaya, 1 Juni nanti transaksi Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) di ATM link cek saldo dikenakan biaya semuanya dikenakan biaya. Semuanya dikenakan biaya, bapak – ibu berpikir transaksi dengan perbankan makin kompleks, apa-apa ada biaya, pembukaan rekening nanti dipotong. Tapi satu hal yang memberi garansi bahwa perbankan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Ketua Dekranasda Papua Barat, Juliana A Mandacan Kiriweno dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat, Rut W Eka Trisilowati pada pembukaan pelatihan Pencatatan Transaksi Keuangan menggunakan QRIS bagi UMKM, Kamis (27/5/2021) di Gedung Serba Guna Bank Indonesia Papua Barat Jalan Esau Sesa Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
‘’Jadi kalau bapak ibu memiliki rekening di perbankan semua itu terjamin Bank Indonesia memfasilitasi teknologinya. Berjalannya waktu dan bahkan sebelum pandemi COVID – 19 tahun 2019 Bank Indonesia meresmikan yang namanya QRIS yang hari ini kita mau belajar,’’ ujar Rut.
Ia menjelaskan, bahwa QRIS untuk menyamakan semua satu standar transaksi, kalau punya rekening di Tokopedia, bukalapak di Shoppi itu satu standar, karena kedepan market-market raksasa dari seluruh dunia akan masuk.
‘’Kita tidak mau kehilangan momen, pada saat hanya ada dua jenis kartu kredit yang diakui seluruh dunia visa dan master. Mereka mengambil segala keuntungan mentransaksi, bahkan perilaku konsumen sangat penting di era digital,’’ kata Rut.
Rut menambahkan bahwa Bank Indonesia memiliki tanggungjawab moral untuk bisa menaungi UMKM, karena 60% kontribusi UMKM terhadap pertumbuhan nasional sangat signifikan.
‘’Kita mau UMKM di Papua Barat tumbuh dan berkembang tanpa harus bergantung kepada institusi lain, tidak tergantung kepada CSR, tidak tergantung pada dana hibah, tetapi UMK bisa mengandalkan profit yang mereka ada untuk UMKM berkembang , bahkan bisa membina sumber daya manusia lainnya di Papua Barat kedepannya,’’ harap Rut.
‘’Dalam rangka melepaskan itu pada kesempatan pagi ini kita bisa melihat sebagai kurasi dari Bank Indonesia untuk melihat perlu atau tidak kita mengambil UMKM binaan dan mitra yang ada di ruangan ini pada hari ini, itu salah satu untuk langkah ke depan kita untuk melepaskan UMKM setelah kita dampingi untuk mandiri,’’.
Rut mengatakan, bahwa kemandirian UMKM itu dilihat dari bagaimana mengolah bisnisnya, mengelolah laporan keuangannya, memanfaatkan teknologi yang ada disekelilingnya. ’Dan juga aksesnya ke finansial, ke perbankan.
‘’Karena bapak-ibu perlu memahami, bahwa tidak semua institusi terus-terusan membantu secara free, secara hibah, ada saatnya kita menyatakan ini cukup, Saya sudah bisa berjalan sendiri, dan Saya mampu menciptakan sumber daya manusian, bahkan saya mampu memperluas akses pemasaran, akses pembiayaan, seperti itu tujuan pelatihan ini,’’ terang Rut.
Ketua Dekranasda Papua Barat, Juliana A Mandacan Kiriweno, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat, Rut W Eka Trisilowati undangan dan peserta pelatihan Pencatatan Transaksi Keuangan menggunakan QRIS bagi UMKM, Kamis (27/5/2021) di Gedung Serba Guna Bank Indonesia Papua Barat Jalan Esau Sesa Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
Kepala Bank Indonesi Papua Barat menekankan, jika Bank Indonesia, perbankan atau kepala dinas tampil sebagai pembicara bukan berati mereka lebih pandai, bukan lebih memamahami dari peserta UMKM, tetapi itu dari sisi regulator Bank Indonesia mau mendengar dari pelaku UMKM.
‘’Kira-kira apa hambatan UMKM di tahun 2001 ke depan, kita harus punya komitmen, sekaligus ini sebagai ajang Bank Indonesia menyusun modul, kira-kira apa yang pelaku UMKM perlukan kedepan. Saya harapkan pelatihan memberikan manfaat, jadi kita aktif dan sering kira-kira hambatannya apa,’’ ucap Rut.
Tambah Rut, bahwa mungkin sebagai regulatoring Bank Indonesia melihat sisi yang berbeda, atau dinas-dinas, perbankan melihat sisi berbeda lagi. Pealku UMKM di lapangan mengalami kehidupan ril seperti apa? Apakah akses pemasarannya kurang, atau tidak memiliki SDM yang berkapasitas menyusun proposal ke perbankan, atau menyusun laporan keuangan secara singkat, apakah ada kendala dalam menerapkan sistem pembayaran menggunakan QRIS misalnya.
‘’Jadi kita akan buat modul ke depan untuk bisa diselesaikan pada tahun 2021, jadi bapak ibu tidak perlu takut selama Bank Indonesia berdiri, bahkan perubahan dari indepedensi UMKM tetap punya satu departemen yang khusus mengelola kegiatan UMKM di seluruh Indonesia,’’ ujarnya memberi semangta.(tam)