Papua Barat

Bukan Lulusan IPDN, ASN Ini Hafal Panca Prasetya Korpri, Asisten I Beri Pujian

2090
×

Bukan Lulusan IPDN, ASN Ini Hafal Panca Prasetya Korpri, Asisten I Beri Pujian

Sebarkan artikel ini
ASN di Dinas PTSP Papua Barat Karmila Karubui ASN yang hafal Panca Prasetya Korpri, Senin (29/1/2024). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.
Print

PAPUADLAMBERITA.COM.MANOKWARI – Karmila Karubui hari-harinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP ) Papua Barat.

Suaranya lantang, lima janji anggota Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) atau yang dikenal dengan Panca Prasetya Korpri.

Isi Panca Prasetya Korpri selalu dibacakan ASN saat apel rutin pagi Senin dan Jumat di lingkungan Pemda Pemerintahan Provinsi Papua Barat.

Pada Senin (29/1/2024) pagi Sarjana S2 dari salah satu perguruan tinggi ini bertugas membacakan Panca Prasetya Korpri.

Dengan suara yang lantang Ia membacakan tanpa memakai teks, Ia menghafal dari pertama hingga ke lima padahal IA bukan lulusan Institut Pemereintahan Dalam Negeri (IPDN).

PANCA PRASETYA KORPRI,’’ ucapnya.

‘’Kami Anggota Korps Pegawai Republik Indonesia adalah insan yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjanji,’’ kata dia dengan suara lantang,

Kemudian Ia membacakan dengan hafal dari ke satu hingga kelima.
1. Setia dan taat kepada Negara Kesatuan dan Pemerintah Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara serta memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia negara.
3. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan pribadi dan golongan.
4. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa serta kesetiakawanan Korps Pegawai Republik Indonesia.
5. Menegakkan kejujuran, keadilan dan disiplin serta meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme.

Panca Prasetya Korpri memang hanya lima, kelihatannya sepeleh, tetapi tidak semua ASN menghafalnya, termasuk ASN yang lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Hal ini terbukti dari ketika upacara yang dipimin PLT Asisten Satu (1) Setda Papua Barat Octovianus Mayor meminta ASN yang lulusan IPDN, STPDN atau APDN angkat tangan, namun tidak satu pun ASN lulusan IPDN yang angkat tangan.

‘’Mari kita berikan apresiasi kepada Ibu (Karmila Karubui, red) yang tadi mengucapkan Panca Prasetya Korpri tidak dengan menghafal,’’ ujar Asisten I yang juga Kepala Biro Pemerintahan Setda Papua Barat ini.

PLT Asisten I yang juga Kepala Biro Pemerintahan Setda Papua Barat ini pun meminta Karmia Karubui kembali mengucapkan Panca Prasetya yang kelima.

Asisten I Oktovianus Mayor pimpin apel di Kantor Gubernur Papua Barat, Senin (29/1/2024). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.

‘’Ulangi lagi yang kelima, kasih mic,’’ sebut Asisten I.

‘’Menegakkan kejujuran, keadilan dan disiplin serta meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme,’’ ucap Karmila disambut tepuk tangan peserta apel.

‘’Ya terima kasih,’’ ucap Asisten I memberikan aplaus kepada Karmila.

Octovianus Mayor, bahwa Ibu ini dia bisa membaca baca di luar kepala (dengan menghafal,red), ibu pendidikan apa ?

‘’Saya S2,’’ jawabnya

‘’Apakah ‘’ukan lulusan dari IPDN,’’ tanya Mayor lagi.

‘’Iya bukan,’’ balas Karmila.

‘’Yang dari IPDN, APDN angkat tangan, jangan malu-malu, kamu orang tidak angkat tangan karena kamu malu toh, jangan kalah dengan ibu kita ini, jadi saya bicara disiplin,’’ serga Mayor.

Ia mengatakan, sebagai Irup pesan uatama yang disampaikan dalam apel Senin pagi adalah disiplin ASN di lingkungan kerja.

‘’Hari ini saya bicara disiplin, setiap pemimpin pasti bicara disiplin, tapi tidak mempan,disiplin itu timbul dari dalam jiwa, dan itu TNI, polisi, APDN, IPDN, STPDN mereka memiliki itu,’’ ujarnya..

‘’Tetapi ibu ini (Karmila, red) memberikan contoh paling baik buat kita hari ini,’’ ujarnya karena Ia menghafal Panca Prasetya.

Asisten I Oktovianus Mayor pimpin apel di Kantor Gubernur Papua Barat, Senin (29/1/2024). FOTO: FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.

Untuk itu menurut Octovinaus Mayor, satu hal yang harus mendorong jiwa itu semangat, kerapian, kenapa seorang pegawai dia tidak disiplin ? Karena dia tidak rapi, cara berpakaian harus ada motivasi buat ASN, ASN harus beda.

‘’Kita ini bukan masyarakat biasa, kita ASN, ada atribut, ada pakaian dinas yang harus dipakai. Jadi saya harus pakai pakaian ini rapi, upacara baju harus kasih masuk kedalam, bukan buang luar, itu nanti pegawai eselon 2 baru buang luar,’’ tuturnya.

‘’Masa kami yang tua – tua yang sudah mau pensiun lebih rapi dari kamu yang muda-muda ini,

saya heran juga,’’ sebut Octovianus Mayor.

Asisten Satu (I) ini juga memberikan koreksi kepada ASN yang memiliki kumis dan bereokan tidak teratur dirapihkan, atau dicukur skalian.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *