Papua Barat

Cegah COVID-19, Jubir Satgas Papua Barat Sebut Perlu Kesadaran Isolasi Diri dan Jarak

106
×

Cegah COVID-19, Jubir Satgas Papua Barat Sebut Perlu Kesadaran Isolasi Diri dan Jarak

Sebarkan artikel ini
Print

Wartawan Manokwari saat menemui  juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Provinsi Papua Barat, dr Arnold Tiniap Ahad (22/3/2020) sore di Sekretariat Satgas COVID-19 Papua Barat, Swiss Belhotel Manokwari.FOTO: rustam madubun/papuadalamberita.com

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI- Hal terpenting melawan wabah COVID-19 perlu ada kesadaran warga mengisolasi diri dan menjaga jarak.

‘’Hal ini penting saya sampaikan, jika masyarakat tidak menjaga diri,  yaitu tidak mau mengisolasikan diri, kemudian tidak berusaha menjaga jarak,  itu nanti kita akan kewalahan mengatasinya, apalagi  sarana dan personal belum siap, peralatan juga masih kurang,’’  jelas juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Provinsi Papua Barat, dr Arnold Tiniap kepada wartawan Ahad (22/3/2020) sore tadi di Sekretariat Satgas COVID-19 papua Barat, Swiss Belhotel Manokwari.

Juru Bicara mengatakan, ada isolasi yang namanya isolasi mandiri,  selain isolasi yang kita lakukan di rumah sakit bagi orang-orang yang punya gejala karena mungkin Ia baru datang dari Jakarta terus ada gejala yang cenderung meningkat.

‘’Misalkan ada gejala disaluran pernapasan, panas tinggi, sesak nafas, karena dia baru datang dari daerah yang kena kasus maka itu diisolasi di rumah sakit,’’ ujarnya.

‘’Masyarakat  yang baru pulang dari satu daera,  juga kurangi kontak dengan orang lain selama 14 hari, selama 14 hari kita dapat memutuskan mata rantai penularan,’’ jelas juru bicara COVID-19 Papua Barat.

Arnold Tiniap mengingatkan, bahwa  jika hanya pemerintah yang berpikir, sementara masyarakat tidak melakukan sesuatu seperti  mengisolasikan diri secara mandiri dan tidak  menjaga jarak itu percuma .

Ada pengelompokan mengisolasikan diri, menurutnya kelompok orang yang datang dari pintu masuk Bandara atau Pelabuhan daerah yang sudah terjangkit kasus .

Kemudian ada orang yang keluhannya ringan mungkin cuman panas itu dikatakan sebagai orang dalam pemantauaan.

‘’Orang yang tidak punya keluhan,  bebas turun dari pesawat, panas tidak naik,  tetapi juga berasal dari daerah yang ada kasus, sebenarnya juga bisa saja membawa virus,’’ tegasnya.

Ia mengatakan, orang yang tidak punya keluhan karena daya tahan tubuhnya baik , itu bisa menjadi pembawa virus setelah berapa hari baru ditemukan keluhan,  sebenarnya kalau sudah ada keluhan, yang bersangkutan harus secara aktif menginformasikan.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *