DPRP Papua Barat
Papua Barat

Diusia 20 Tahun Ayah Pertamanya Meninggal, Saat 24 Tahun Ditinggal 6 Saudaranya, 2 Hari Lagi Dia  Ulang Tahun 

195
×

Diusia 20 Tahun Ayah Pertamanya Meninggal, Saat 24 Tahun Ditinggal 6 Saudaranya, 2 Hari Lagi Dia  Ulang Tahun 

Sebarkan artikel ini
Print

Logo Pmeda Provinsi Papua Barat dengan tageline Cintaku Negeriku. FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.

PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI –  Usia 24 tahun bagi seorang pemuda jika Ia kuliah, Ia telah meraih gelar sarjana strata satu (S1).

Tetapi, jika Ia memilih masuk AKPOl atau AKMIL berarti Ia perwira pertama, berpangkat IPTU untuk kepolisian, Lettu (Letnan Satu) untuk TNI.

Seusia itu dimana awal karir dalam institusi, satuan, dan bagi yang baru meraih sarjana strata satu tadi, usia di mana Ia mencari-cari pekerjaan.

Mana kala ia berprofesi jurnalis diusia 24 tahun berarti Ia semangat-semangatnya menulis dan membuuru berita.

Apakah dua puluh empat (24) tahun itu sebagai usia yang mudah?

Atau usia kematangan menuju kedewasaan?

Ilustrasi diatas sebagai gambaran provinsi Papua Barat yang terhitung dua hari lagi (dari 10/10) Ia berusia 24 tahun, Itulah usia provinsi yang beribu kota Manokwari, Papua Barat.

24 Tahun lalu, melalui proses penuh sejarah di 12 Oktober 1999 Ia lahir, dan memisahkan dirinya dari kakak kandungnya, Jayapura Provinsi Irian Jaya (Papua).

Perjalan berliku dan panjang itu tidak terlepas dari perjuangan, pemikiran cerdas Tim 315, yang mengusung  aspirasi hingga ke Istana Negara Jakarta, maka keluar lah keputusan baru, bahwa ada penambahan satu provinsi baru di Indonesia, disebut Provinsi Papua Barat.

Sebelumnya terbentuk Papua Barat, sudah ada perjuangan, proses dan penolakan, ada juga nama Provinsi Irian Jaya Barat, tetapi saya perpendek tulisan saya ke Provinsi Papua Barat saja.

Provinsi Papua Barat beribukota Manokwari. Secara administratif, Provinsi Papua Barat terdiri dari 12 (dua belas) kabupaten dan 1 (satu) kota.

Yaitu Kabupaten Fakfak, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Sorong, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Manokwari Selatan dan Kota Sorong.

Papua Barat punya 162 Kecamatan, 74 Kelurahan, dan 1.321 Kampung.

Dua belas (12) “kaka-adek” dengan satu kota yang sudah hidup baku sayang, saling menompang dari hulu hingga ke hilir, gunung ke lembah, akhirnya harus ada yang berpisah.

Enam suadara kandung itu pada 9 Desember 2022 pergi meninggalkan tujuh saudara tuanya di Papua Barat.

Kepergiaannya disat masa transisi, dimana rumah besar Papua Barat  itu dijaga seoang kepala daerah dengan status penjabat (sementara), bukan divinitif.

Sehingga, tinggalah tujuh kepala daerah kabupaten, dengan masing-masing wilayahnya, yaitu Kabupaten Fakfak, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Manokwari Selatan.

Sedangkan Kota Sorong, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Sorong, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Tambrauw, Kabupaten Maybrat masuk sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB) dengan nama Provinsi Papua Barat Daya yang juga punya seorang penjabat gubernur.

Kepergian lima kabupaten dan satu kota ke Papua Barat Daya membuat Papua Barat seakan tidak berdaya.

Enam kabupaten itu, tidak pergi kosong, anggaaran persiapan ibu kota, ibaratnya seorang ‘anak kos” baru, harus di asup ‘gizinya’ dari provinsi induk, terjadilah dana Papua Barat terbagi dua.

Serta, berangsur aset daerah diserahkan, pajak kendaraan berpotensi di kota Sorong tidak lagi masuk kas daerah Papua Barat.

Tapi Ingat LNG Tanguh BP tetap kitorang punya, Papua Barat.

Dalam perjalanan sejarah 24 tahun provinsi Papua Barat telah di jabat dua gubernur dan tiga wakil gubernur divinintif.

Mereka tidak hanya sebagai pemimpin, panutan daerah, tetapi mereka adalah Ayah dari anak-anak, dengan segeala kekurangan dan kelibihan Gubernur Papua Barat pertama di tangan seorang brigadir jenderal marini Abraham Oktovianus Atururi (almarhum).

Ia adalah ayah pertama secara divinitif dari Provinsi Papua Barat, sekaligus sebagai bapak pembangunan.

‘’Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi!, Kalau Bukan Kitorang Siapa Lagi,’’ ini satu tageline Bram semasa memimpin, Ia juga suka menyebut God Blass the Land of Papua (Tuhan Berkati Tanah Papua).

Bram menjabat gubernur Papua Barat selama dua periode dengan wakil gubernur Rahimin Kantcong dan Irene Manibui.

Seusai Bram Atururi memimpin, Provinsi Papua Barat dipimpin secara divinitif oleh Gubernur Ke dua Drs Dominggus Mandacan, MSI dengan wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani SH, MSI.

Gubernur pertama Papua Barat, Abraham O Atururi meninggal dunia karena sakit di RS Angkatan Laut Manokwari pada Jumat 20 September 2019 disaat provinsi Papua Barat berusia 20 tahun.

Setelah menjadi ayah sekaligus bapak Pembangunan Papua Barat dua periode, Provinsi Papua Barat lima tahun di pimpin Gubernur Dominggus Mandacan, Mohamad Lakotani.

Mengisih kekosongan perisapan memilih siapa paling kompeten menjadi ayah yang divinitif  di Provinsi Papua Barat pada 2024 nanti, Menteri Dalam Negeri menunjuk seorang penjabat gubernur yaitu Komjen Pol (Pur) Drs Paulus Waterpauw MSI hingga kini.

Selamat ulang tahun Provinsi, Papua Barat, Kalau Bukan Sekarang Kapan Lagi, Kalau Bukan Kitorang Siapa Lagi, kata Gubernur Papua Barat pertama Brigadir Jenderal (Pur) Mar Abraham O Atururi.

‘’Membangun dengan Hati, Mempersatukan dengan Kasih’’ sebut Gubernur Papua Barat Kedua Drs Dominggus Mandacan, MSI.

’Taat Azas, Jangan Bikin Diri Inti,’’ tegas penjabat Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Pur) Drs Paulus Waterpau MSI.

Happy Brithday Provinsi Papua Barat 2023. Cintaku Negeriku, Tuhan Berkati.(rustam madubun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *