Empat anggota DPD RI asal Papua Barat, masing-masing Filep Wamafma, Sanusi Rahaningmas, Yance Samonsabra dan Mamberob Y Rumakiek menjenguk bocah Dos Santos Runaki di RSPAD Jakarta. FOTO: istimewa/papuadalamberita.com
PAPUADALAMBERITA.COM. JAKARTA- Pasien bocah Dos Santos Runaki penderita diagnosa Hidrosefalus (Menumpuknya cairan di dalam rongga jauh di dalam otak) menyebabkan kepala bocah ini membesar dan sangat memprihatinkan.
Meskipun saat ini bocah itu sudah mendapat pertolongan langsung dari anggota DPR RI, Robert Kardinal untuk dibawa dari Teluk Wondama hingga dirujuk ke Jakarta dan untuk mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta.
Untuk berempati kepada bocah itu, ke empat anggota DPD RI asal Papua Barat, masing-masing Filep Wamafma, Sanusi Rahaningmas, Yance Samonsabra dan Mamberob Y. Rumakiek mendatangi RSPAD Jakarta untuk menjenguk langsung bocah tersebut, Rabu sore.
Kehadiran empat wakil rakyat ini untuk memberikan semangat dan dukungan moril dan doa baik kepada keluarga, ibu kandung bocah, Agnes, dokter pendamping, Yoce dan suster Elda selama penanganan berlangsung.
Disela-sela berada dalam ruang inap RSPAD, Sanusi Rahaningmas berpendapat bahwa semestinya tidak boleh masalah ini terjadi sama bocah seperti ini, kalaupun ditangani secara serius oleh pemerintah daerah semenjak awal oleh pihak dinas kesehatan setempat dan penanganan secara medis semenjak adanya gejala penyakit tersebut.
“Dimana dana otsus itu, masalah seperti ini masa tidak bisa dibijaki serius oleh pemerintah setempat,” katanya dia, Rabu (9/10/19).
Dokter pendamping bocah Yoce menjelaskan tentang awal penanganan diagnosa bocah DOS Santos Runaki.
Menurut dokter Yoce, bocah ini sempat dirujuk ke Jayapura, namun karena terkendala operasi lantaran dokter spesialis yang menangani belum bisa lakukan operasi sehingga pasien bersama orangtuanya kembali ke Wondama.
Kemudian terkendala dana untuk merujuknya keluar Papua, sehingga sempat viral diagnosa bocah ini lewat media sosial dan diangkat media masa sehingga tertolong oleh bapa Robert Kardinal.
Menanggapi masalah ini, Filep Wamafma berpendapat bahwa pemerintah daerah harus duduk dan evaluasi kebijakan besar di tanah Papua, khususnya di Papua Barat yakni pendidikan dan kesehatan.
Artinya dari evaluasi itu untuk mengetahui kelemahan darimana?, Sebab pemanfaatan dana otsus sebesar 15% untuk Kesehatan dan 30% untuk Pendidikan. Namun faktanya hari ini Kesehatan masih terabaikan dalam penanganan penyakit khusus seperti yang dialami oleh Dos Santos.
“Harus ada evaluasi kaitan dengan implementasi dana otsus untuk kesehatan dan pendidikan, sebab data medis Wondama mengatakan banyak sekali keterbatasan, misalnya kekurangan obat, SDM medis dan dokter. Oleh karena itu harus perlu dicari solusinya dalam hal Kesehatan,” ungkap Filep.
Dia mengatakan, kesehatan di Wondama harus ada solusi dan menyikapi masalah kesehatan di Wondama secara luar biasa. Oleh sebab itu, Filep berharap MRP-PB diminta memanggil dinas Kesehatan provinsi, kabupaten, kota untuk pertanyakan dana Otsus sebesar 15 % dalam penanganan masalah kesehatan.
Sedangkan DPD RI di Senayan berharap masalah kesehatan di Papua Barat harus lebih diutamakan, namun secara kelembagaan, empat anggota DPD RI itu akan advokasi apa yang menjadi kekurangan kaitan dengan masalah kesehatan, pendidikan dan lainnya yang terjadi di Papua Barat.
Curhatan ibu kandung Dos Santos Runaki bahwa buah hatinya itu tidak bisa makan, namun hanya bisa minum. Bahkan saat ini selama 10 hari kedepan pemulihan kondisi tubuhnya secara stabil. Nanti selanjutnya menunggu proses operasi kepada bocah ini.
“Tetap kuat dalam masalah ini sebab semua kekuatan dan penanganan secara medis, dan selebihnya diserahkan kepada Tuhan. Kaitan dengan itu, kami ini baru dilantik dan apa yang kami berikan belum cukup, namun bisa membantu keluarga” pesan Wamafma dengan nada sedih. (*/tam)