Papua Barat

dr. Xaviera: Kenali Hipertensi (darah tinggi) Sebelum Terlambat

322
×

dr. Xaviera: Kenali Hipertensi (darah tinggi) Sebelum Terlambat

Sebarkan artikel ini

PAPUADALAMBERITA.COM – Masih dalam suasana hari Hipertensi Sedunia yang jatuh tanggal 17 Mei 2019 kemarin. Saya akan membagi sedikit pengetahuan tentang Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi).

Hipertensi atau yang sering kita kenal dengan Tekanan Darah Tinggi, telah menjadi penyakit yang umum bagi banyak orang saat ini, apalagi bagi mereka yang tinggal di kawasan perkotaan.

Apa yang dimaksud dengan tekanan darah? Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat dua angka yang akan disebut.

Misalnya pada saat pemeriksaan tekanan darah disebut 120 per 80, maka artinya adalah 120/80 mmHg. Angka pertama (120) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut.

Angka kedua tekanan atas (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tersering yang memberikan dampak terhadap kerusakan organ baik itu jantung, ginjal, dan otak. Semakin tinggi tekanan darah, maka risiko kerusakan organ-organ tubuh semakin melonjak. Setiap tahun, 7 juta orang di seluruh dunia meninggal akibat hipertensi.

Problem kesehatan global terkait hipertensi dirasakan mencemaskan dan menyebabkan biaya kesehatan tinggi. Tahun 2005 saja hampir 1 miliar penduduk dunia menderita hipertensi.

Jumlah ini diperkirakan akan melonjak menjadi 1,5 miliar pada 2025. Dua pertiga penderita hipertensi hidup di negara miskin dan berkembang.

Prevalensi hipertensi di Indonesia 31,7 persen. Artinya, hampir 1 dari 3 penduduk usia 18 tahun ke atas menderita hipertensi. Sebagian besar penyebab hipertensi tak diketahui. Berbagai faktor terkait dengan genetik dan pola hidup, seperti aktivitas fisik yang kurang, asupan makanan asin dan kaya lemak, serta kebiasaan merokok dan minum alkohol berperan dalam hal ini.

Kebanyakan penderita hipertensi tidak merasakan keluhan apa pun. Hal inilah yang membuat banyak penderita mengabaikan lonjakan tekanan darah. Masih banyak masyarakat dunia yang kurang menyadari ancaman hipertensi mengundang keprihatinan Liga Hipertensi Dunia sehingga menetapkan setiap 17 Mei sebagai Hari Hipertensi Sedunia.

Hal itu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global akan pentingnya mencegah dan mengendalikan tekanan darah. Sesuai Tema Hari Hipertensi Sedunia tahun ini “Know Your Number” (Ketahui Tekanan Darah Anda).

Saat ini konsensus para ahli hipertensi meyebutkan, tekanan darah dipandang normal jika berada pada kisaran dibawah 120/80 mmHg. Seseorang dianggap menderita hipertensi bila tekanan darah 140/90 mmHg keatas. Semakin tinggi tekanan darah, semakin tinggi risiko. Hipertensi berpotensi menyebabkan berbagai gangguan jantung, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, hampir setengah dari kasus serangan jantung dipicu oleh tekanan darah tinggi.

Penyebab Hipertensi

Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki hipertensi. Ada faktor penyebab tekanan darah tinggi yang tidak dapat dikendalikan. Ada juga yang dapat dikendalikan sehingga bisa mengatasi hipertensi. Beberapa faktor tersebut antara lain:

Keturunan Usia Garam Kolesterol. Obesitas / Kegemukan Stres Rokok Kafein Alkohol Kurang Olahraga

Salah satu aspek yang paling berbahaya dari hipertensi adalah bahwa setiap individu tidak menyadari bahwa dirinya memiliki tekanan darah tinggi. Padahal, penyebab hipertensi bisa saja tidak disadari oleh banyak orang. Banyak orang yang mengabaikan gaya hidup tak sehat yang menjadi penyebab hipertensi.

Risiko mengidap hipertensi dapat dikurangi dengan mengubah hal-hal di atas dan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah Anda mengalami hipertensi adalah dengan pemeriksaan tekanan darah yang teratur. Hal ini penting terutama jika kita memiliki saudara atau keturunan tekanan darah tinggi.

Gejala hipertensi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala hipertensi. Namun, pada beberapa orang dengan tekanan darah yang sangat tinggi dapat muncul gejala hipertensi berupa:

Sakit kepala parah Kelelahan atau kebingungan

Nyeri dada

Sulit bernapas

Denyut jantung tidak teratur

Jantung berdebar

Masalah penglihatan yang kabur (kemungkinan komplikasi ke mata)

Adanya darah dalam urine (kemungkinana komplikasi ke ginjal).

Berikut 6 perilaku yang merupakan salah satu cara untuk mengendalikan penyakit hipertensi ;

Cek kesehatan secara rutin

Berhenti merokok dan minum alcohol

Berolahraga secara rutin

Diet sehat dengan kalori seimbang

Istirahat yang cukup

Mengelola stress

Berbagai cara yang sudah disebutkan di atas banyak membantu menurunkan tekanan darah agar tekanan darah normal selalu, sekaligus menekan risiko terhadap komplikasi penyakit lain akibat hipertensi, seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Itu artinya, mengelola tekanan darah adalah komitmen seumur hidup.

Ada pun makanan yang harus dihindari atau dibatasi oleh penderita hipertensi adalah:

1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).

2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, crackers, Keripik dan makanan kering yang asin).

3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).

4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).

5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam.

6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam tinggi.

7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.

Di Indonesia terdapat pergeseran pola makan, yang mengarah pada makanan cepat saji dan yang diawetkan yang kita ketahui mengandung garam tinggi, lemak jenuh, dan rendah serat mulai menjamur terutama di kota-kota besar di Indonesia.

Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan ataupun dengan cara modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi asupan garam tidak lebih dari ¼-½ sendok teh (6 gram/hari), menurunkan berat badan, menghindari minuman berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olah raga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat berupa jalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5x per minggu. Penting juga untuk cukup istirahat (6-8 jam) dan mengendalikan stress. Untuk pemilihan serta penggunaan obat-obatan hipertensi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter keluarga anda.

Dengan mengetahui gejala dan faktor risiko terjadinya hipertensi diharapkan penderita dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan dengan modifikasi diet/gaya hidup ataupun obat-obatan sehingga komplikasi yang terjadi dapat dihindarkan.

dr. Xaviera

Pengobatan hipertensi kini dapat dilakukan lebih mudah dibanding sebelumnya. Tersedia berbagai obat hipertensi. Obat hipertensi yang baik tidak selalu mahal. Apalagi ada obat generik dengan harga relatif terjangkau. Karena hipertensi biasanya disertai faktor-faktor risiko lain, seperti hiperkolesterol dan diabetes.(*/tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *