Gubernur Papua Barat, bersama pejabat Papua Barat pada deklarasi damai Papua Barat, Rabu (11/9/2019) di Lapangan Borasi, Manokwari. FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun
Lima pemuka agama melakukan doa bersama pada deklarasi damai Papua Barat, Rabu (11/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Usai pembacaan deklarasi damai Papua Barat, Rabu (11/9/2019) oleh Ketua DPR Papua Barat Petrus Kondjol yang diikuti seluruh peserta peserta deklrasi pada Rabu (11/9/2019) di Lapangan Borasi dilanjutkan dengan pesan Gubernur Papua Barat Drs Dominggus Mandacan.
Gubernur membuka pesan dengan melantunkan pantun kebangsaan. ’’Dari Sabang sampai Merauke, dari Mianga sampai Rote, berjajar pulau-pulau sambung menyambung menjadi satu, Itulah Indonesia, itulah Tanah Papua, itulah Papua Barat, itulah Manokwari,’’ buka gubernur.
Gubernur mengajak semua masyarakat Papua Barat, harus memiliki tekad dan semangat yang sama dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca juga : Anggota Brimob BKO Polda Papua Barat Masih Disiagakan
Baca juga : Ini Empat Poin Deklarasi Damai Papua Barat
Baca juga : Paska Rusuh, Mensos Salurkan Rp6,090 Miliar untuk Papua Barat, Papua Rp1.21 Miliar
Baca juga : Warga Manokwari Menyemut di Borasi, Sepakat Papua Barat Damai
‘’Mari kitorang (kita) jaga NKRI, NKRI jaga kitorang, kitorang jaga Tanah Papua, Tanah Papua jaga kitorang, kitorang jaga Papua Barat, Papua Barat jaga kitorang, Kitorang Manokwari, Manokwari jaga kitorang, kitorang jaga Manokwari Kota injil, Manokwari kota injil jaga kitorang. Indonesia Tanah Papua, Papua Barat, Manokwari rumah kita bersama, mari kita jaga, kita tinggal sama-sama,’’ ujar Gubernur Dominggus Mandacan.
Disini akan tercipta semua dalah bersaudara, dengan demikian semua cinta damai, karena damai itu adalah indah. Untuk itu gubernur mengajakn semua, menjaga Papua Barat, menjaga Manokwari. Karena tidak dibangun oleh satu orang.
Gubernur Papua Barat bersama paguyuban suku nusantara, Rabu (11/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun
‘’Tetapi semua suku bangsa yang ada bersama kami di Papua Barat ada bersama dengan kita di Manokwari sama-sama punya kontribusi. Sekicil apapun kontribusi yang diberikan demi kemajuan, demi kemajuan Indonesia, demi kemajuan Tanah Papua demi kemajuan Papua Barat, demi kemajuaan Manokwari,’’ tegas Dominggus Mandacan.
Untuk itu, Ia berpesan kepada semua warga yang tinggal Papua Barat, untuk tidak tepuk dada sendiri (kalimat itu diulang duak kali), tetapi sekali lagi ia menegaskan bahwa harus saling menghargai dan menghormati dalam perbedan suku, agama, ras, adat, budaya.
Perbedaan ini menjadi modal untuk membangun Tanah Papua, membangun Papua Barat, kita membangun Manokwari. ‘’Untuk itu apa yang saya sampaikan tinggal kita terjemahkan dalam tugas dan tangungjawab masing-masing sesuai Tupoksi kita untuk melaksanakan ini,’’ ujar Mandacan mengingatkan.
‘’Kita mulai dari pribadi, mulai dari keluarga, mulai dari lingkungan, mulai dari kabupaten, mulai dari provinsi, kita mulia dari tanah Papua, kita mulai dari Indonesia, kita akan hidup rukun dan damai, setuju? Terima kasih,’’ jelas Dominggus.
‘’Untuk itu, mari saya ajak kita semua hari ini kita laksanakan deklarasi damai Papua Barat kita semua bersaudara, damai itu indah,’’ sambung Mandacan.
Ia menegaskan, bahwa semua telah berikrar bersama, deklarasi yang tadi dibacakan Ketua DPR Papua Barat mewakili semua yang ada di Papua Barat yang ada di Manokwari. Tidak sekedar diucap dan Tuhan mendegar pernyataan kita.
Gubernur Papua Barat bersama remaja Lapangan Borasi seusai deklrasi damai Papua Barat. FOTO: papuadalamberita.com/rustam madubun
Dan kita semua dengar dan perwakilan-perwakilan baik pejabat pemerintah, tetapi perwakilan masyarakat adat, perwakilan tokoh agama, perwakilan pemuda dan perempuan yang sudah tanda tangan dengan demikian intinya mari jaga Tanah Papua, Papua Barat Tanah Manokwari untuk damai.
Karena ada damai itu indah, karena apa? Kalau ada damai semua aktivitas masyarakat berjalan dengan normal, ekonomi berjalan lancar, adat budaya berjalan, anak-anak sekolah, guru-guru tidak takut ke sekolah, petugas medis yang ada di rumah sakit di kilinik-klinik petugas mereka tidak takut, mereka tetap ada di melayani masyarakat.
Persitiwa 19 Agustus 2019 lalu menjadi pelajaran, gubernur bersukur peristiwa yang meluluh lantakan sejumlah perkantoran gedung kendaraan yang disusul dengan penjarahan, pencurian itu tidak menimbulkan jatuhnya korban pada masyarakat atau petugas, Puji Tuhan.
‘’Kita wujud-nyatakan Indonesia Tanah Papua, Papua Barat, Manokwari yang aman sejahtera yang bermartabat. Semeua sudah di sampaikan tinggal diterima dengan hati yang tulus.
‘’Kita menolak kekerasan, kita menolak anarkis, kita menolak rasisme, kita mau cinta damai. Kita mau hidup rukun dan damai di Tanah yang sudah diberkati Tuhan. Kita sudah terima berkat Tuhan, sekarang kita dituntut menjadi berkati untuk semua orang.(tam)