Papua Barat

Hari Seni Budaya Papua Barat, Sejarah yang Perlu Dipahami

652
×

Hari Seni Budaya Papua Barat, Sejarah yang Perlu Dipahami

Sebarkan artikel ini
Print
  • Pelaku sejarah perjuangan pemekaran Provinsi Irian Jaya Barat (kini Papua Barat) Dr. Origenes Ijieyang ditemui wartawan di kAntor Gubernur Jumat (7/2/2024). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPAUDLAMBERITA.

PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Dr. Origenes Ijie, SE., MM, salah satu pelaku sejarah perjuangan pemekaran Provinsi Irian Jaya Barat (kini Papua Barat), menegaskan peringatan Hari Seni Budaya pada 6 Februari tidak berkaitan dengan peringatan HUT Injil Masuk di Tanah Papua pada 5 Februari 1855.

Menurut Origenes, gagasan peringatan Hari Seni Budaya ini berasal dari Brigjen  TNI (Mar) Abraham Octovianus Atururi (almarhum), yang saat itu menjabat sebagai Penjabat Gubernur Irian Jaya Barat.

Hari Seni Budaya diperingati untuk mengenang momentum bersejarah, yaitu dimulainya aktivitas pemerintahan Provinsi Irian Jaya Barat pada 6 Februari 2003, yang ditandai dengan pembukaan selubung papan nama provinsi tersebut di Perwakilan Kantor Gubernur Irian Jaya Barat, Jalan Siliwangi, Manokwari.

“Saat itu, sebelum pembukaan selubung papan nama, masyarakat bersama pejabat daerah mengadakan gerak jalan yang berakhir di kantor gubernur. Acara ini juga dihadiri oleh almarhum Brigjen TNI Abraham O. Atururi dan Dirjen Otda, Ibu Siti Nurbaya,” ujar Origenes.

Ia menegaskan bahwa peringatan Hari Seni Budaya harus dipahami sebagai peristiwa yang berdiri sendiri dan tidak bercampur dengan peringatan Injil Masuk Papua.

“Peringatan 5 Februari sepenuhnya merupakan ranah gereja, sementara 6 Februari adalah sejarah pemerintahan daerah. Pejabat pemerintah harus memahami ini dan menghargai gagasan dari almarhum Brigjen Bram Atururi,” tambahnya.

Origenes, yang saat itu menjabat sebagai sekretaris panitia pembukaan selubung papan nama, menyatakan bahwa penetapan Hari Seni Budaya merupakan bagian dari upaya menjaga eksistensi provinsi yang saat itu lahir dengan berbagai dinamika pro dan kontra.

“Sejarah ini jangan terputus. Generasi muda harus mengetahui perjuangan para pendahulu agar tidak ada yang mengaburkan fakta sejarah,” tegasnya.

Ia pun mengingatkan bahwa sebagai salah satu saksi sejarah, dirinya akan terus menjaga keaslian informasi terkait peringatan Hari Seni Budaya Papua Barat.

“Saya masih ada. Jika ada yang menyimpangkan sejarah, maka mereka harus berhadapan dengan saya,” tandasnya.

Diketahui Brigjen Abraham Octavianus Atururi terpilih sebagai penjabat gubernur pertama pada tahun 2003 berdasarkan Keputusan Presiden RI No.213/M tahun 2003 hingga 23 Juli 2005.

Selanjutnya, ia digantikan Timbul Pudjianto karena mengundurkan diri untuk ikut dalam pemilihan kepala daerah Papua Barat.(rustam madubun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *