PAPUADALAMBERRITA.COM Jakarta – Federasi Atletik Internasional (IAAF) membantah
bahwa pihak mereka akan meminta pihak pengadilan untuk memerintahkan atlet
putri dengan kadar testosteron tinggi seperti yang dimiliki pelari putri Caster
Semenya agar dikategorikan sebagai atlet putra.
Semenya, juara dunia dan Olimpiade di nomor lari 800m asal Afrika Selatan itu
menantang aturan yang diajukan IAAF dengan tujuan untuk membatasi kadar
testosteron yang ada pada atlet putri.
Kasus tersebut akan digelar pada Sidang Arbitrase Olahraga (CAS) minggu depan.
Seperti yang dikutip dari The Times, pihak pengacara IAAF akan menyampaikan
pernyataan bahwa Semenya “secara biologis adalah laki-laki sehingga harus
masuk dalam kategori atlet putra”.
Pihak IAAF menyatakan bahwa mereka “tidak mengklasifikasikan setiap atlet
berdasarkan perkembangan organ seksual” (DSD), di mana Semenya lebih
condong seperti seorang pria.
“Sebaliknya, kami menerima sepenuhnya jenis kelamin mereka secara legal
dan mengizinkan mereka bertanding di kelompok putri,” kata IAAF dalam
pernyataannya.
“Namun, jika DSD seorang atlet memiliki kadar testosteron lebih tinggi,
maka mereka juga akan memiliki peningkatan ukuran tulang dan otot, serta
peningkatan kadar haemoglobin kaum laki-laki saat mereka menginjak puber, hal
itu membuat laki-laki memiliki keuntungan lebih banyak dibandingkan dengan
perempuan.
“Oleh karena itu, untuk menjaga agar kompetisi berjalan adil di kategori
putri, perlu diatur agar kadar testosteron mereka dikurangi sesuai dengan kadar
kelompok wanita sebelum bertanding di kompetisi internasional,” demikian
dinyatakan IAAF.
Pihak IAAF sebenarnya berniat untuk menerapkan aturan baru tersebut pada 1
November lalu, tapi diundur menjadi 26 Maret 2019 karena harus menunggu
tanggapan resmi dari Semenya dan Asosiasi Atletik Afrika Selatan.
Aturan tersebut mengharuskan atlet putri yang bertanding di nomor 400m keatas
agar menjaga kadar testosteron mereka di bawah kadar yang diperbolehkan selama
setidaknya enam bulan sebelum bertanding.
Pengunduran jadwal tersebut membuat atlet putri dengan kadar testosteron tinggi
tidak diperbolehkan bertanding selama enam bulan dari waktu yang ditetapkan dan
membuat Semenya akan absen di hampir sepanjang musim kompetisi 2019.
Semenya juga terancam tidak bisa tampil di Kejuaraan Atletik Dunia yang akan
dimulai pada 27 September mendatang di Doha.
Semenya, peraih dua medali emas Olimpiade dan tiga kali juara dunia, selama ini
memang dikenal kontroversi karena penampilan fisiknya yang menyerupai kaum pria
dan beberapa waktu lalu diminta oleh IAAF agar menjalani tes jenis kelamin,
tapi sampai saat ini, hasil tes tersebut tidak pernah diumumkan secara terbuka.(ant)