PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Matahari baru saja menampakan wajah di halaman kantor Gubernur Papua Barat Jalan Brigjen Mar (Purn) Abraham O Atururi Arfai Manokwari Papua Barat, Senin (29/7/2024).
Baca juga: Staf Barang dan Jasa Palang Ruangan Kerja Minta Keadilan
Pagi waktu menujukan pukul 07.30 WIT sudah ada sejumlah ASN dari Biro Pengadaan Barang dan Jasa Setda Papua barat dikordinir Jimmy Korwa mengusung tuntutan yang dibentangkan pada dua spanduk vertikal di pintu masuk sayap kanan gedung Kantor Gubernur.
Disitu terungkap tuntutan ASN Pengdaan Barang dan Jasa kepada pimpinannya, PLT Kepala Biro Pengadaan Barang Jasa Jemy Pigome.
Jimmy Korwa dan teman-teman mempersoalakn banyak hal – ihwal diinternal biro yang dipimpin Jemy Pigome, mulai dari aturan Surat Edaran No. 2/SE/VII/2019, kewenangan Pelaksana Harian (PLH) dan Pelaksana Tugas (PLT) dalam aspek masa jabatan PLT.
Juga tupoksi, transparasi penggunaan anggaran, penyelesaian permasalan internal sampai permintaan pergantian kepala biro, bendahara dan tuntutan lain.
Aksi Jimmy Korwa bersama rekan berjalan singkat, pukul 8.00 saat apel dimulai demopun selesai, palang pintu dibuka.
Tetapi pertemuan bersama berlanjut secara kekeluargan dengan Penjabat Sekda Papua Barat Dr Yacob S Fonataba MSI dan PLT Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Jemy Pigome ST di lantai tiga Kantor Gubernur, Senin (29/7) siang.
Seusai pertemuan Jemy Pigome ditemui wartawan yang sebelumnya meliput jalannya demo Jimmy Korwa, berikut penjelasaan PLT Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa kepada wartawan.
Ia menilai aksi yang digelar stafnya adalah hal wajar, dalam organisasi saling evaluasi antara pimpinan bawahan itu biasa terjadi.
‘’Memang secara struktural, tugas-tugas kita sudah bagi kewenangan berjenjang, dari Kepala bagian (Kabag) Kepala sub bagian (Kasubag) hingga ke staf,’’ jelas Jemy Pigome yang ditemui di ruang kerja Senin sore.
Ia mengatakan pekerjaan sekrang serba elektronik, yaitu e-kinerja.
Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP) masing-masing harus punya aktivitas kegiatan untuk di dokumentasikan sebagai bukti dukung bahwa sehari kerja apa.
‘’Untuk mendukung itu saya membangun sistem supaya ada kegiatan bisa jalan di bagian-bagian, dengan pendelegasian tugas, mulai Kabag, Kasubag sampai staf,’’ sebut Jemy Pigome.
‘’Jadi kalau ada masalah di staf segera lapor ke Kasubagnya, ada kendala ini, bagaimana solusinya, kemudian Kasubag mengambil langkah, dokumentasikan, itu sudah jadi laporan Kasubag untuk TPP,’’ sambung Jemy Pigome.
Lanjut Jemy, jika belum ada solusi dibahas dirapat internal lagi, bahw masih ada kendala seperti ini, dilaporkan .
‘’Pelaksanaan teknis kegiatan Kabag yang mengetahui, kegiatannya seperti apa, butuh anggarannya berapa itu sudah berjalan baik, cuma persoalannya sekarang ini ada kegiatan yang sifatnya situasional dan belum ter floating di DPA, terpaksa harus melakukan perubahan di APBD perubahan,’’ rinci Jemy Pigome.
‘’Makanya serapan anggaran kita masih 29%, itu hanya honor, kegiatan punya belum jalan, karena kita menunggu perubahan, nah selama enam (6) bulan ini ada staf merasa kok kegiatan tidak jalan, ya karena menunggu perubahan, karena kita tidak bisa ambil anggaran lain untuk memaksakan ini, itu nanti repot,’’ tambah Jemy.
Jelas Jemy, ada informasi penata usaha administrasi yang ditunda karena kondisi tertentu, makanya sarapannya belum berjalan, uangnya ada, kita belum jalankan kegiatan karena anggaran.
‘’Anggaran tahun ini seluruh OPD dipangkas 50%, biro barang dan jasa, biro yang mempunyai kegiatan pelatihan terus-menerus, kita bina internal juga dengan pengusaha, tetapi masalahnya anggaran di pangkas,’’ rinci Jemy Pigomi.
Ia mengatakan, sehingga staf merasa kenapa tahun ini tidak sama dengan tahun lalu, kok sepi saja, itu faktornya, yaitu anggaran sudah kurang, mata anggaran belum sesuai kenyataan.
‘’Itu hal internal yang harus dirapatkan, tetapi masalahnya sebulan ini saya mengikuti Dilkat kepemimpinan (Diklatpim), kemudian ke Jawa Timur studi lapangan, dan baru kembali kemarin (28/7/2024),’’ jelas PLT Kabiro Pengdaan Barang dan Jasa.
Nah itu, karena tidak ada di tempat mungkin mereka merasa tidak diperhatikan, itu wajar, tadi sudah dijelaskan kepada mereka saat pertemuan dengan Penjabat Sekda Papua Barat di lantai tiga kantor gubernur.
‘’Jadi poin itu miskomunikasi, ada informasi yang tersampaikan tidak terstruktur, padahal di grup pimpinan kita sudah sampaikan, kunci di Kabag, Kabag desain kegiatan, kalaupun ada staf menanyakan sebagai pejabat teknis kegiatan menjelaskan, bahwa kondisinya seperti ini, jadi harus bersabar disitulah mungkin putus,’’ menurutnya.
Ia menegaskan, bahwa jika semua dari staf langsung ke dirinya sebagai PLT kepala biro itu namanya bukan organisasi.
‘’Harus lewat Kabag, Kasubag, itu jalur kerjanya supaya fungsi pembinaan dan pengawasan di masing-masing jabatan berjalan,’’ tegas Jemy Pigome.(rustam madubun)