Kepala Suku Besar Doreri dan rekan. PAPUADALAMBERITA. FOTO: istimewa
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Kepala Suku Besar Doreri Gaad Hendrik Rumfabe SH, MSi, menyerukan dengan tegas agar komponen masyarakat Manokwari yang berada di wilayah Doreri tidak mudah untuk di provokasi ikut-ikutan merayakan dengan mengikuti ibadah syukuran dan menaikan bendera Bintang Kejora.
” Apa yang diperintahkan oleh Presiden Negara Federal Republik Papua Barat (NFRPB) kepada masyarakat yang memiliki semangat untuk merdeka agar menaikan atau mengibarkan bendera bintang kejora pada 19 Oktober 2020, sebab tanggal tersebut menjadi momentum lahirnya sebuah negera federal, usai menggelar kongres rakyat III di lapangaan Zakeus Padang Bulan 2011 lalu, dan perayaan ini sesuai perintah Presiden NFRPB bahwa hari kemerdekaan yang ke-9 ini yang sesungguh itu 19 Oktober bukan tertanggal 1 Desember yang diperingati selama ini, adalah faktor kepentingan suatu kelompok, bukan untuk masyarakat pada umumnya, “tutur kepala suku besar Doreri via telepon selulernya Ahad (19/10/2020) , seraya menambahkan bahwa NKRI adalah harga Mati.
“Secara pribadi saya tekankan pada bapak gubernur provinsi Papua Barat agar melihat dan menyikapi hal ini dan juga organisasi dewan adat yang diduga ada dualisme kepemimpinan ini agar jangan duduk diam, sebab diduga telah disusupi syarat kepentingan politik yang tidak sejalan dengan program pemerintah, hal ini, diharapkan kedepan pak Gubernur harus tegas melakukan pertemuan dengan dewan adat untuk menyelesaikan di internal dewan adat, dengan tujuan agar aspirasi politik dapat ditampung pada satu titik untuk mendukung program pembangunan, “harap kepala suku Doreri, seraya menambahkan bahwa kalau ada warga yang mau bikin kacau di Manokwari, silahkan pulang ke daerah asal, sebab bagi kepala suku adalah NKRI adalah harga mati.
” Stop ikut kelompok yang mempunyai syarat kepentingan yang tidak sejalan dengan NKRI, diketahui bahwa beberapa kali saya adakan kegiatan dengan melibatkan dan mensosialisasi kepada masyarakat itu menggunakan anggaran sendiri, tidak ada uang bantuan dari pemerintah daerah dan pusat, kenapa demikian, karena semata-mata saya inginkan kembalikan budaya Doreri seperti dahulu kala, “beber Gaad Henderik.
” Pesan saya kepada masyarakat Doreri bahwa kita tidak menerima kelompok apapun yang mengatasnamakan apapun, dan saya tegaskan juga kepada masyarakat Doreri agar tidak terlibat untuk mendukung kegiatan seperti NFRPB, karena akan membawa kerawanan terjadinya konflik bagi masyarakat sendiri, “tegas Gaad Hendrik lagi.(tam)