DPRP Papua Barat
Papua Barat

Pengembangan Desa Wisata di Raja Ampat Dapat Bantuan Bank Indonesia

184
×

Pengembangan Desa Wisata di Raja Ampat Dapat Bantuan Bank Indonesia

Sebarkan artikel ini
Print

Gapura Kampung Sauwandarek, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat yang dibangun oleh Bank Indonesia Perwakilan Papua Barat. Kampung ini memiliki “spot diving” dan snorkeling yang digemari wisatawan. FOTO ANTARA/HO-BI PAPUA BARAT

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI- Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua Barat membantu pemerintah daerah itu mengembangkan desa wisata di Kabupaten Raja Ampat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat Donny H Heatubun di Manokwari, Minggu (1/3) menjelaskan bahwa pihaknya terus mendorong penerimaan devisa negara dan menekan Current Account Devisit (CAD) melalui peningkatan sektor pariwisata.
Di Papua Barat, kata dia, BI selalu bersinergi dengan pemerintah daerah dalam pengembangan sektor pariwisata di daerah tersebut. Bersama Pemerintah Kabupaten Raja Ampat BI pun membuat sebuah konsep peta jalan pengembangan pariwisata.
“Di Raja Ampat, kami fokus kepada pengembangan desa wisata di Kampung Sauwandarek, Distrik Meos Mansar,” katanya.
Raja Ampat dipilih karena kunjungan wisatawan di daerah tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun, baik domestik maupun mancanegara.
“Badan Pusat Statistik mencatat sejak tahun 2012 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) masih sangat dominan mencapai 79 persen dibanding wisatawan domestik,” katanya.
Kampung Sauwandarek, kata dia, merupakan salah satu lokasi atau spot diving dan snorkeling yang sangat digemari oleh wisatawan. Berdasarkan data pengelola pengelola setempat, jumlah wisatawan yang berkunjung di kampung tersebut berkisar antara 100 hingga 150 orang per hari.
D isisi lain, sarana pendukung seperti dermaga dan fasilitas pendukung di lokasi tersebut belum memadai.
Melihat kondisi serta peluang itu, katanya, BI pada tahun 2019 melakukan perencanaan serta pembangunan fasilitas pendukung dermaga apung di Kampung Sauwandarek yaitu berupa gapura, toilet wisatawan, dan menara penampungan air.
“Tahun 2020 ini kami rencanakan untuk membangun dermaga apung, shelter, lapak UMKM. Selain itu, kami juga akan melakukan perbaikan dermaga lama yang sudah tidak layak digunakan,” katanya.
Ia menjelaskan pengembangan desa wisata ini merupakan tindak lanjut dari hasil identifikasi tim BI bersama Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Raja Ampat. Identifikasi itu difokuskan pada kebutuhan pada desa wisata agar dapat berjalan maksimal dengan dukungan pemerintah kampung setempat.
Intervensi BI itu diharapkan menjadi stimulus bagi pemda dan lembaga lain dalam mendorong pariwisata di Papua Barat.
Pihaknya berharap seluruh pemangku kepentingan bersinergi dalam mengembangkan konsep eco tourism dengan tetap mengedepankan kelestarian alam di lokasi objek wisata, demikian Donny H Heatubun.(ant)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *