Papua Barat

Peringatan Hari Pahlawan Nasional, Gubernur, Pangdam, Kapolda Tandatangan Prasasti Renovasi Tugu Pepera

145
×

Peringatan Hari Pahlawan Nasional, Gubernur, Pangdam, Kapolda Tandatangan Prasasti Renovasi Tugu Pepera

Sebarkan artikel ini
Print

DARI KIRI: Ketua Harian LMA, Kapolda Papua Barat, Gubernur Papua Barat, Pangdam XVIII/Kasuari, DPR Papua Barat dan Kabinda Daerah Papua Barat, depan Tugu Pepera, di Manokwari Papua Barat, Rabu (10/11/2021). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Memperingati hari Pahlawan 10 November 2021, Kodam XVIII/Kasuari bekerjasama dengan Pemerintah Papua Barat dan Polda Papua Barat melakukan pemugaran Tugu Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) sekaligus penandatanganan prasasti  renovasi Tugu Pepera beberpa meter dari titik nol (0) kilometer Manokwari,  Jalan Dr Sam Sartulanggi Manokwari, Papua Barat, Rabu (10/11/2021).

Hadir, Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, SE, MTR (HAN)  Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, MSI, Kapolda Papua Barat Irjen Pol Doktor Tornagogo Sihombing, SIK MSI, Forkopimda Papua Barat, Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Papua Barat, organisasi masyarakat di Papua Barat.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pahlawan, para pejuang dan para pendahulu. Sedangkan bangsa yang cerdas adalah bangsa yang bisa memetik pelajaran dari apa yang dialami di masa lalu untuk kepentingan yang baik di masa depan.

Kapolda Papua Barat saat penandatanganan prasasti renovasi Tugu Pepera, di Manokwari Papua Barat, Rabu (10/11/2021). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

‘’Oleh karena itu kita terus membangun diri agar bangsa Indonesia benar-benar menjadi bangsa yang besar dan bangsa yang cerdas,’’ sebut Kapolda Papua Barat dalam sambutan pembuka peresmian renovasi Tugu Pepera.

Kapolda mengatakan, ditengah memanasnya konflik Belanda Indonesia pada Maret 1962,  Amerika Serikat mengajukan usulan mengenai penyelesaian persoalan Papua Barat kepada PBB,  usulan itu ditindaklanjuti dengan New York Agreement pada 15 Agustus 1962,  pada 14 Juli hingga 2 Agustus 99 Ace Of Free Choice bagi rakyat Irian Barat digelar lewat Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera), pelaksanaan Pepera ini dilakukan di delapan (8) Kabupaten dihadiri 1.026 anggota Dewan Musyawarah Pepera (DMP) mewakili jumlah penduduk Papua yang saat itu berjumlah 809.327 jiwa,

‘’Hasilnya masyarakat Papua memilih untuk berintegrasi dengan wilayah NKRI. Hasil Pepera diterima pada sidang umum PBB 19 November 1969 dengan dikeluarkannya resolusi PBB nomor 2504. Hal ini telah menunjukkan, bahwa dunia internasional mengakui keabsahan Pepera tahun 1969,’’ tegas Kapolda.

Irjen Pol Tornagogo Sihombing melanjutkan, Tugu Pepera merupakan saksi bisu peringatan atas peristiwa Pepera 29 Juli 1969 di Manokwari.  Tugu ini diresmikan presiden kedua Republik Indonesia Jenderal Soeharto pada 18 September 1969, hingga kini Tugu Pepera ini telah berdiri selama 52 tahun dan telah mengalami beberapa kali renovasi hingga sekarang.

‘’Kegiatan hari ini,  atau direnovasi momentum ini adalah bagian dari upaya kita, upaya bersama agar bangsa kita menjadi bangsa besar dan bangsa cerdas, khusus di Papua Barat kita sering mendengar ucapan diantara kita,  bahwa seolah-olah generasi muda kita kurang memahami sejarah kurang memahami apa yang dilakukan pendahulu,’’ kata Kapolda.

‘’Klau ini benar mari kita telaah mengapa itu terjadi,  apakah karena perubahan zaman dengan segala sistem nilai yang berlaku,  baik pada tingkat dunia maupun pada tingkat nasional,  atau kita justru harus melakukan upaya yang lebih agar generasi muda, agar anak-anak kita benar-benar mengerti sejarah negerinya sendiri,’’ sebut Kapolda.

Oleh karena itu menurut Kapolda, ada satu ke keperluan agar kita melalui pendidikan dan berbagai upaya benar-benar memastikan generasi bangsa apapun selalu mengerti dan memahami sejarah bangsa sendiri.

‘’Kita bisa menerbitkan buku-buku, kita bisa membuat film dokumentasi,  ataupun apapun yang kira-kira mengarah kepada pencapaian tujuan itu, Saya berpendapat monumen dengan segala pengelolaannya sebagaimana yang akan kita resmikan hari ini (rabu 10/11/2021, red) juga patut kita letakkan agar generasi muda Indonesia masa kini dan masa depan khusus di Papua Barat benar-benar mengerti perjalanan bangsanya, termasuk sejarah perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan,’’ ungkap Tornagogo Sihombing.

Diakhir sambutannya Kapolda menegaskan, bahwa penghormatan, penghargaan dan ucapan terima kasih kepada para pahlawan dan pejuang bangsa yang telah dipanggil Tuhan Yang Mahakuasa, maupun yang masih bersama-sama,  ini demi terpeliharanya jiwa dan semangat perjuangan di negeri tercinta dan demi pembelajaran yang dapat dipetik dalam upaya meningkatkan pertahanan dan keamanan negara di masa kini dan masa depan.

Pangdam XVIII/Kasuari saat penandatanganan prasasti renovasi Tugu Pepera, di Manokwari Papua Barat, Rabu (10/11/2021). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

Pangdam XVIII/Kasuari dalam sambutan kedua mengatakan, Tugu Pepera merupakan saksi bisu peringatan atas peristiwa Pepera tanggal 29 Juli 1969 silam di Manokwari dan diresmikan Presiden  Soeharto pada 18 september 1969. Selama 52 tahun berdiri tugu ini telah mengalami beberapa kali proses renovasi.

Pangdam berharap momen tersebut tidak sekedar simbol belaka, tetapi akan menjadi sumber inspirasi dan motivasi dan soliditas dalam membangun Papua Barat.

“Kita semua harus bersatu untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan papua barat dan ikut aktif dalam memecahkan permasalahan yang terjadi dengan mengacu pada Pemerintah Indonesia sebagai pemerintahan yang sah,” ungkapnya.

Ia mengajak seluruh hadirin untuk  mengisi pembagunan serta meneruskan cita-cita leluhur dan pahlawan yang telah berjuang agar papua bersatu dengan indonesia.

“Kepedulian dan kesungguhan kita terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di Papua barat akan sangat berarti bagi terwujudnya papua barat yang damai, aman dan sejahtera,” ujar Pangdam.

Ia menegaskan kegiatan yang dilakukan tersebut untuk mengenang sejarah perjuangan para pahlawan yang menghendaki Papua bersatu dengan indonesia dengan proses yang tidak mudah, penuh dengan perjuangan dan semangat itulah yang harus ditiru.

“Saya berharap, dengan momen ini, hendaknya dijadikan simbol sejarah untuk melanjutkan nilai-nilai dan semangat perjuangan 1945 oleh masyarakat dan seluruh elemen di Papua Barat sebagai penerus estafet dari perjuangan pahlawan,” ujar Pangdam.

Gubernur Papua Barat saat penandatanganan prasasti renovasi Tugu Pepera, di Manokwari Papua Barat, Rabu (10/11/2021). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, MSI yang juga merupakan anak pelaku sejarah Pepera dalam sambutan ketiga mengatakan,  tugu Pepera bisa diperindah lagi dengan tidak mengurangi sejarah yang ada untuk mengingatkan anak cucu kedepan tentang sejarah Pepera.

“Kedepan perlu diajarkan di semua tingkat jenjang Pendidikan di papua Barat tentang sejarah Pepera, sehingga mereka tahu persis peristiwa dan pelaku sejarahnya agar dapat menjaga situs sejarah,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan pembacaan keputusan Dewan Musyawarah Papua yang tertulis pada Tugu Pepera yang intinya bahwa Papua sampai kapanpun bagian dari Indonesia yang tak terpisahkan.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *