PAPUADALAMBERITA.COM. JAKARTA – Terduga
teroris Novendri alias Abu Zahran alias Abu Jundi merupakan anggota kelompok
Jamaah Ansharut Daulah Sumatera Barat yang mempunyai hubungan ke jaringan JAD
dalam negeri maupun luar negeri.
Novendri ditangkap Densus 88 Antiteror di Kota Padang, Sumatera Barat pada
Kamis 18 Juli 2019.
Selain memiliki hubungan dengan kelompok JAD dalam dan luar negeri, Novendri
juga memiliki hubungan dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT),
kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo, di Mabes
Polri, Jakarta, Selasa.
“Novendri ini pengendalinya Saefulah. Saat ini Saefulah masih buron.
Diyakini dia berada di Khurasan,” kata Brigjen Dedi.
Khurasan merupakan area yang berada di irisan antara Iran, Uzbekistan, dan
Afghanistan.
Sebagai pengendali jaringan, Saefulah diketahui telah 12 kali menerima dana
dari pengirim yang berasal dari beberapa negara melalui jasa pengiriman uang
Western Union.
Pengiriman dana tercatat sejak Maret 2016 hingga September 2017 ke rekening
Saefulah hingga mencapai Rp413 juta. “Itu aliran dana untuk menggerakkan
aktivitas JAD di Indonesia,” katanya lagi.
Saefulah diketahui memberikan dana kepada Novendri sebesar Rp18 juta dan
menyuruh Novendri menemui Abu Saidah di Mall Botani Square, Bogor, Jawa Barat
pada September 2018.
“Abu Saidah salah satu mastermind (JAD),” katanya.
Saefulah juga berperan dalam mengatur perjalanan Muhammad Aulia dan 11 orang
lainnya ke Khurasan.
Aulia telah ditangkap Densus 88. Novendri diduga terkait dengan aliran dana
dari Afghanistan kepada pemimpin JAD Bekasi, Bondan.
“Dana tersebut dikirim melalui kurir dan diserahkan ke Novendri di Bogor
pada 12 September 2018. Oleh Novendri diserahkan kepada pemimpin JAD Bekasi, Bondan
untuk membeli bahan-bahan pembuatan bom,” katanya.
Menurut dia, Bondan berperan dalam membuat bom TATP, merencanakan penyerangan
saat demonstrasi 21-22 Mei di KPU dan Bawaslu.
Namun Bondan berhasil ditangkap Densus sebelum demo dilakukan.
Dalam memetakan jaringan ini, Dedi menyebut Saefulah diketahui memiliki
keterkaitan dengan Heri Kuncoro alias Uceng yang merupakan adik ipar pelaku Bom
Bali 1, Dulmatin.
Uceng merupakan residivis yang pernah menjalani masa hukuman di Filipina dan
Indonesia. Uceng kemudian ditangkap Densus di Bandara Soetta saat hendak
berangkat ke Iran.(ant)