Papua

Prajurit TNI Gelar Bimbel Kepada Pelajar Perbatasan Indonesian dan PNG

139
×

Prajurit TNI Gelar Bimbel Kepada Pelajar Perbatasan Indonesian dan PNG

Sebarkan artikel ini
Print
SUASANA bimbingan belajar oleh personel Yonif 725/WRG. FOTO: antara/ dok.yonif 725/WRG

PAPUADALAMBERITA.COM, JAYAPURA – Prajurit TNI dari Yonif 725/WRG menggelar bimbingan belajar (bimbel) di perbatasan RI-Papua Nugini (PNG), tepatnya kepada pelajar SMPN 1 Web, di Kampung Ubrub, Distrik Yaafi, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
Komandan Pos (Danpos) Ubrub Kapten (Inf) Isnadi EDi Darmawan ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Kamis malam mengatakan, pemberian tambahan pelajaran kepada pelajar SMP Negeri 1 Web itu disela-sela waktu menjalankan tugas pokok sebagai satuan tugas pengamanan perbatasan.
“Kami juga selalu sigap dalam membantu ataupun memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berada di sekitarnya, salah satunya yaitu merangkul anak-anak sekolah khususnya yang berada di perbatasan untuk tetap selalu semangat dalam menuntut ilmu,” katanya.
Dalam kegiatan itu, kata dia, Pratu Asriadi yang menjadi seorang guru bimbel dengan memberikan pelajaran-pelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan oleh guru-guru mereka di sekolah.

Dalam suasana terbuka, dan sesekali mengajak mereka bercanda tawa, diharapkan mereka bisa gembira dalam menerima pelajaran yang diberikan.

“Dalam bimbingan belajar ini sengaja anak-anak kami ajak di tempat terbuka dan sejuk, mereka juga sesekali kami ajak bercanda saat pelajaran berlangsung agar suasananya santai, namun mereka dapat mencerna dan menerima pelajaran yang diberikan dengan baik,” katanya.

Kegiatan bimbel itu bertujuan untuk memberikan dan membangun motivasi belajar anak-anak untuk terus menuntut ilmu.

Dalam kegiatan ini mereka juga diberikan kebebasan untuk bertanya ataupun saling bertukar pikiran  sehingga mereka lebih kreatif dan mempunyai wawasan yang luas.

Menurut Dansatgas Yonif 725/Woroagi Letkol (Inf) Hendry Ginting S pada masa-masa SMP ini mereka merupakan anak usia emas yang memang harus dididik dengan lembut karena menginjak usia remaja dalam pembentukan karakter dan mulai mencari jati dirinya.

“Saya juga minta ke personel saya, jangan sampai ada bentuk paksaan yang mengakibatkan terbentuk watak yang keras. Ajarkan dengan model pendidikan yang komunikatif dengan banyak tanya jawab, diajak mengenal untuk apa belajar dan siapa dirinya yang menjadi harapan bangsa dan negara, sehingga akan memberikan kesan positif dan motivasi kepada siswa siswi,” katanya.(ant)                  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *