Sebelas pejabat di Rakor FORDASI KE-VIII tahun 2023 yang tampil memberikan sambutan pada pembukaan Selasa (26/9/2023). FOTO/DISAIN GRAFIS: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.
PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Provinsi yang memiliki kekhususan dan keistimewaan bertemu.
Tempatnya berpindah-pindah, dari satu ibu kota provinsi, ke ibu kota provinsi yang lain.
Nama wadahnya Forum Desentralisasi Asimetris Indonesia (FORDASI) dikemas dalam rapat koordinasi (Rakor), di tahun 2023 Provinsi Papua Barat kebagian penyelenggara.
Di helat di ibu kota provinsi, Manokwari, Selasa, Rabu, Kamis (25, 26,27/9/2023).
Awalnya hanya empat daerah, Aceh, Jakarta, Yogyakarta, Provinsi Papua.
Perjalanan waktu, bertambah menjadi lima anggota, setelah Papua dimekarkan, menjadi provinsi Papua Barat.
Tahun 2023 anggota FORDASI jadi sembilan daerah, karana ada empat daerah otonomi baru (DOB), Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Papua Barat Daya.
FORDASI Ke-VIII anggotanya sudah sembilan daerah, ini berbeda dengan FORDASI ke VII 2022 di Nanggroe Aceh Darussalam yang hanya lima provinsi.
Selain ada delapan “Pesan Manokwari” dicetuskan, dampak dirasakan adalah hotel restoran, angkutan umum, UMKM, menambah PAD Manokwari.
Opening serimoni menjadi mata acara paling di nantikan peserta, undangan, orang-orang mau tau hiburan, atraksi apa yang disuguhkan tuan rumah kepada tamu.
Meliput acara serimonial,menjadi makanan hari-hari insan pers, tetapi liputan Rakor FORDASI 2023 ada hal yang baru pertama saya alami dalam perjalanan sejarah jurnalisku sejak tahun 1993.
Hal pertama yang saya temukan adalah, ada 11 pejabat membawakan sambutan pada acara pembukaan, ini sesuatu bagi saya.
Satu liputan yang melalahkan dalam perekaman sambutan pejabat, bagaiaman tidak lelah yang biasanya merekam satu atau dua sambutan pejabat, Selasa (26/9/2023) itu merekam 11 sambutan.
Untung saja malam itu ketua panitia tidak menyampaikan laporannya, jika ada berarti 12 sambutan.
Pertanyaan! Kenapa juga mau merekam semua sambutan? Maaf, itu menjadi kebiasaan saya meliput, harus merekam sambutan, walaupun nanti ada dorstop atau wawancara.
‘’Kalau meliput, selain sambutan tertulis, kamu rekam, walaupun semua sambutan tidak harus ditulis, menyimak sambutan adalah ilmu pengetahuan,’’ pesan Koordiantor Liputan (KL) Abdul Munib ketika saya menjadi jurnalis di Harian Pagi Cenderawasih Pos, tahun 1993 di Jayapura.
Awalnya memang sangat terpakasa, kemudian dipaksa, akhirnyasaya menjadi biasa, bisa, dan merasa wajib dilaksanakan.
Sehingga tidak heran, kalau acara serimonial saya paling sibuk mencari sumber suara, speker untuk merekam sambutan karena sudah menjadi kebiasaan.
Sesuai rundown acara FORDASI, pukul 15.05 WIT acara on air, diawali lagu Indonesia Raya, doa , penayangan video pendek profil provinsi Papua Barat, ini berjalan normal.
Hari itu cuaca Manokwari cerah, dan panas, kami kuli tinta disiapkan race area di sebelah kanan panggung VIP, saya memang lebih awal datang, dan beridir tempat yang disiapkan panitia.
Usai menampilkan provil singkat, dilanjutkan sambutan selamat datang oleh Bupati Manokwari Hermus Indou sebagai tuan rumah ibu kota Provinsi Papua Barat.
Sambutan ke 10 Gubernur Papua Barat Komjen Pol (Pur) Drs Paulus Waterpauw, MSI pada Rakor FORDASI 2023 di Manokwari. FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.
Pada Selasa itu, saya bersama teman wartawan Yusuf Tandi yang kini menjadi protokoler Pemda Kabupaten Pegunungan Arfak berada di race area pers.
Kami menyimak acara detik perdetik, seusai sambutan Bupati Manokwari seharusnya giliran penjabat Gubernur Papua Barat, namun dilanjutkan sambutan Pj Gubernur Papua Pegunungan, Nikolaus Kondomo.
Saya dan Yusuf berpikir, mungkin PJ Gubernur Papua Pegunungan mewakili tanah Papua, namun dianjutkan sambutan ketiga oleh Pj Gubernur Papua Selatan Dr, Ir Apolo Safanpo, ST, MT, dan Provinsi Papua diwakili Kepala Bappeda Provinsi Papua Yohanes Walilo, S.Sos,M.Si.
Kemudian sambutan Pj gubernur Papua Tengah diwakili Asisten I Bidang Pemerintah Alusius You, disusul Pj Papua Barat Daya Staf Ahli, Jacob Kareth.
Usai sambutan Papua Barat Daya kemudian, sambutan perwakilan Nangroh Aceh Darusalam, Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Beny Suharsono, perwakilan DKI Jakarta oleh Kepala Biro Tata Pemerintahan Fredy Setiawan Seko.
Sedangkan penjabat Gubernur Papua Barat sebagai pemberi sambutan ke 10 dan sambutan ke 11 oleh Ditjen Otda sekaligus membuka Rakor FORDASI 2023 dengan memukul tifa bersama delegasi lainnya.
Dan pada sambutan ke 11 handphone yang ku pakai merekam sambutan mengalami kehabisan bateri, namun tak ada rotan akarpun jadi, masih ada kamera, menjadi solusi merekam sambutan terakhir, lengkap sudah 11 sambutan dalam sehari semalam terekam.
Tetapi apa yang terjadi ketika mau menulis berita, harus mendegar 11 rekaman sambutan satu persatu, sekitar pukul 21.30 WIT waktu dimana antara kecapaian dan mengantuk bersatu.
Walau mengantuk, tidak menjadi halangan, akhirnya ku kemas berita pembukaan FORDASI dengan baik, dan terekspose.
Meliput serimonial sambutan oleh 11 pejabat merupakan referensi baru, memperpanjang catatan pengalaman sebagai jurnalis di tanah Papua.
Satu acara yang dikemas mulai pukul 15.00 WIT dan berakhir pukul 22.30 WIT satu waktu yang panjang dalam sehari, namun tidak menyurutkan semangat undangan yang hadir untuk beranjak dari kursi.
Seperti yang saya lihat Kasdam XVIII/Kasuari, Irwasda Polda Papua Barat, Kabinda Daerah Papua Barat, Irena Manibui yang tiba sejak siang bertahan hingga jedah acara yang diakhir dengan tarian yosim pancar.
Tak terasa jenuh walau disuguhkan 11 sambutan, lantaran Biro Administrasi Pimpinan Setda Papua Barat dipimpin Helen Frinda Dewi, S.Hut, Msi mengemas dengan selingan kolaborasi tari Saman dan tarian Papua.
Sebagai jurnalis meliput acara serimonial dengan sambutan sabrek itu (11 orang), mebuta saya memahami profesionalisme dan tanggung jawab profesi.
Dari pengalaman itu makin percaya diri, kesempatan untuk berkembang, dapat pengalaman baru dalam karir jurnalistik.
Satu pemandangan yang sering tampak pada acara serimonial saat pejabat berpidato, tamu sebagai pendegar, kadang bersebrangan.
Yang baca sambutan terus melihat teks pidato, yang mendengarkan sambutan sibuk utak – atik handphone genggamnya, kecuali jurnalis, karena handphonenya dipakai rekam sambutan.(rustam madubun)
Baca juga : Dia Merajut Kulit Genemo Menjadi Noken Menjaga Budaya Papua