Suami korban saat ditemui wartawan di Polsek Kota Manokwari, Rabu (23/2/2022). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Rambutnya belum memutih, raut wajahnya belum tampak terlalu menua, walaupun usianya 51 tahun, Jafri Musa, Ia bersama putra sulungnya hasil pernikahan dengan almarhum RH, wanita yang ditemukan mengakhir hidupnya di pantai BLK Manokwari, Senin (21/2/2022).
Baca juga: Bunuh Diri Bersama Dua Anak, Sempat Beri Tahu Suami Melalui Handphone
Bersama sulungnya MR ikut mendegar penjelasan Kapolres Manokwari kepada wartawan terkait kepergian istri dan kedua bua hatinya, PF (5) dan AS (3), di Polsek Kota Manokwari, Rabu (23/2/2022).
Berkaos biru tua dengan masker biru begitu serius mendegar penjelasan Kapolres, selain ditemani putra pertamanya Ia juga ditemani keluarga termasuk keluarga sang istrinya yang telah memberikan tiga anak.
Kepada wartawan Ia mengatakan, tidak menyangka ucapan sang istri melalui percakapan handphon pada pukul 05.00 WIT pagi Senin (21/2/2022) menjadi kenyataan, bahwa Ia akan bunuh diri, lebih menyayat lagi tidak hanya sang istri, tetapi satu putra dan putrinya ikut pergi selamanya bersama istrinya.
Pengakuannya ancaman untuk mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri, sebetulnya bukan baru sekali pada Senin itu, tetapi setiap ada perselesihan pendapat dalam rumah tangga almarhum kerap mengeluarkan ancaman bunuh diri, sehingga ketika pagi ‘’maut” itu ia tak meyakini bahwa istrinya akan bunuh diri.
‘’Kalau telpon bunuh diri Itu bukan baru kali ini, sudah berulang-ulang, dari Ternate ke mari sudah begitu. Jadi saya nggap dusta (bohong, red) saja,’’ ujarnya yang ditemui wartawan di Polsek Kota, siang itu.
Menurutnya, sebetulnya tidak ada masalah yang sangat rumit dalam biduk rumah tangganya, namanya rumah tangga dan begitu sudah, dia juga banyak hutang.
‘’Sudah 10 tahun lebih hidup bersama, kami menikah tahun 2011 punya tiga orang anak, yang saya tau (mengetahui, red) pinjaman hanya di Bank BRI, koperasi juga ada satu dua yang saya tahu, tetapi yang lain saya tidak tau,’’ jelasnya.
Ia menegaskan, bahwa memang ada pinjaman di Bank BRI Rp50 juta, tetapi telah mengangsur cicilannya sekitar setahun berjalan dan tinggal beberapa bulan sudah lunas.
‘’Tapi mau diajukan kredit lagi, jadi dia bilang kalau dari bank mau tanda tangan saya datang, Ia saya datang tapi saya tidak mau ke rumah. Juga tidak ada faktor kecemburuan (karena smara, red) cuman dia usir saya, yah namanya perempuan begitu sudah,’’ kata sang suami yang kerja wiraswasta.
Ditambahkan, bahwa langkah yang diambil istrinya bukan hal nekat, karena sejak menikah dan hidup bersama, diakui korban sering mengancam bunuh diri.
‘’Kalau mau bilang nekat tidak juga, karena dia punya kebiasan ini dari Ternate kamari waktu kita baru mengawali rumah tangga, memang selalu seperti itu, selalu bilang suka bunuh diri, tapi (tetapi, red) jadi saya anggap itu humor, tetapi tak disangka-sangka kali ini dia lakukan,’’ sebutnya mengenang.
‘’Karena saya juga pernah pergi satu bulan lebih baru pulang, tapi tidak apa-apa. Itu bertengkar juga karena saya jengkel kalau hari-hari marah-marah kan orang bosan to, toong (kita, red) pusing,’’ ucapnya.
Kepergian istri dengan tragis membuat Ia sangat menyesal dan duka yang sangat dalam, terlebih lagi, dua putra dan putrinya ikut diseret-seret dalam duka di Senin pagi itu.
‘’Kalau menyesal saya tetap menyesal, cuman ada rasa kecewa itu kenapa harus anak dua juga dia bawah, anak ada salah apa lah,’’ ungkapnya.
Ia mengatakan, bahwa sebelum ajal menjemput dua anak dan istrinya ia sempat ditelepon oleh istrinya, sambil mendegarkan suara salah satu anaknya.
‘’Jam lima pagi, dia cuman kasih dengar anak punya suara, dia bilang bacarita (bicara, red) dengan aba (ayah, red) gitu, kaget-kaget lai putus, mungkin jaringan kan, putus, tapi dia sudah tidak hubunggi ulang, cuman durasi berapa detik saja, cuman dengar anak punya suara, tapi waktu itu belum ada bunyi air, di rumah mungkin,’’ ujarnya yang pada waktu itu Ia berada di rumah keluarga di Marampa.
Ia baru mengetahui jika istri dan anaknya ditemukan meninggal dunia setelah ada yang menelepon ke pemilik rumah yang ia menumpang tinggal di Marapa selama tidak bersama istri dan naknya.
‘’Dari tetantang yang bel ke haji di Marampa, pak haji kasih tau sama saya kita langsung dari sana (Marampa, red) menuju tempat kejadian,’’ cerita suami korban.(tam)
Pesan layanan masyarakat ini dipersembahkan papuadalamberita.com. DISAIN: JAMALUDDIN