PAPUADALAMBERITA.COM. FAKFAK – Kamis (25/4/2024), tim AFDM (L’atelier Franchise Des Matieres) dari Perancis melaksanakan kunjungan di Fakfak – Papua Barat. Kunjungan selama 3 hari hingga Sabtu (27/4/2024) tersebut dilakukan karena tim AFDM (L’atelier Franchise Des Matieres) tertarik terhadap produk hilirisasi Pala yang dapat dieksplorasi menjadi minyak atsiri untuk industri Parfum, Vodca dan Wine.
Tim AFDM Perancis berjumlah 2 orang yakni Mr. Phlips ahli Parfum dan Mr. Remi ahli Laboratorium yang datang Bersama ketua Yayasan kaleka Stenly juga melihat secara langsung proses panen pala di Kampung Perwasak oleh kelompok Henggy Matiri dan kampung Kuhkendik dan akan mengunjungi lokasi tanaman cengkeh di Kampung Raduria serta kayu putih di Kampung Bumi Moro Indah, Distrik Bomberay.
Selain itu juga tim dari Perancis tersebut, mengunjungi Laboratorium Hayati uji kadar pala dan pengendalian hama penyakit Dinas Perkebunan Fakfak dan bertemu dengan Pemda Fakfak yang dipimpin Asisten II Arobi hindom Bersama beberapa OPD Teknis dengan membuka forum diskusi lintas stakeholder.
Demikian disampaikan Plt. Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, Widi Asmuro Jati, ST., MT., dalam siaran pers tertulisnya yang diterima redaksi papuadalamberita.com. Kamis (25/4/2024).
Menujrut Widi Asmuro Jati, upaya menghadirkan Tim AFDM untuk bisa menemukan dan mengembangkan produk diversifikasi pala yang memiliki nilai keunikan yang tidak dimiliki daerah lain.
“Pala harus memiliki nila komparatif dalam rangka memberikan nilai tambah ekonomi bagi Masyarakat lokal yang telah mengusahakan pala sebagai komoditas yang menyebar di hampir semua wilayah Fakfak,” ujar Widi.
Tim AFDM Dari Perancis Bersama Dinas Perkebunan dan Kelompok Tani Hutan KTH Kuduktubur Kampung Wurkendik Distrik Fakfak Barat. Kamis (24/4/2024). FOTO : ISTIMEWA. PAPUADALAMBERITA.COM.
Dia mengatakan, kalau hanya mengandalkan hasil pala dan dijual di pasar sebagai perdagangan rempah-rempah umum seperti saat ini, tentu sangat sulit untuk kita bisa mendongkrak harga komoditi pala, jadi mesti ada produk diversifikasi dengan model ekstrak yang didorong sebagai daya ungkit untuk meningkatkan nilai jual pala.
“Mudah-mudah dengan ketertarikan dari Tim AFDM, diversifikasi produk Pala bisa di dorong masuk di pasar dunia yang memiliki nilai tambah premium bagi Masyarakat Fakfak,” harapnya.
Selain itu komoditi Perkebunan lainnya adalah Cengkeh yang masih memiliki luasan 40 ha lebih yang telah terjadi degradasi juga diusahakan untuk memiliki nilai tambah untuk di ekstrak daunnya menjadi atsiri dan minyak kayu putih seluas 30 ha sebagai bahan campuran produk lainnya yang bermanfaat. Sehingga mendukung perekonomian bagi Masyarakat.
Kunjungan ini dinisiasi oleh Dinas Perkebunan bekerjasama dengan Yayasan Kaleka yang konsentrasi dalam mendorong kelestarian hutan, Masyarakat adat dan komoditas daerah.
Sementara tim AFDM menyampaikan kalau mereka memiliki ketertarikan dengan Pala Fakfak karena memiliki wangi-wangian yang sangat khas dan berbeda dengan pala lain seperti di Aceh dan Banda.
“Niat kami tentu bisa memproleh informasi yang jelas tentang komoditas Pala Fakfak dari jumlah, kualitas dan mekanisme dalam prosesnya. Kami juga datang sudah membawa Parfum Pala Fakfak yang banyak disukai orang di nega luar karena original dari hasil produk dan kami telah berhasil menurunkan senyawa kimia safrol pala sehingga aman untuk parfum dan kosmetik,” ungkap tim AFDM dari Perancis
Dengan kunjungan tersebut lanjut tim AFDM, dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana kepastian ketersediaan komoditas pala di Fakfak, jika nanti pabrik atsiri di bangun di Kabupaten Fakfak.
Sementara Ketua Yayasan Kaleka, Stenly, Dengan ketertarikan tim AFDM untuk datang ke Fakfak akan melakukan orientasi lebih jauh terhadap hasil penelitian pala yang telah ditemukan kesesuaian untuk bahan baku industry parfum dan juga lilin spesifik untuk aktivitas premium.(RL 07)