PAPUADALAMBERITA.COM. FAKFAK – Pesawat milik Angkatan Udara Australia, ADF (RAAF) Tipe C – 27 J Spartan Australia, akhirnya tiba di Bandara Torea Fakfak sekitar kurang lebih jam 14.00 WIT dan leanding dengan sempurna.
Pesawat ADF (RAAF) tipe C – 27 J mendarat di Bandara Torea dengan membawa tim evakuasi bangkai pesawat tempur milik Angkatan Udara Australia sebanyak 11 anggota evakuasi yang dipimpin langsung WGCDR. Greg Williams.
Kedatangan tim ervakuasi bangkai pesawat tempur Australia juga membawa peralatan penting untuk digunakan dalam kegiatan evakuasi bangkau pesawat tersebut di gunung Werabuan Distrik Fakfak Barat Kabupaten Fakfak Papua Barat yang akan berlangsung dari 16 Juli 2019 sampai 31 Juli 2019 mendatang.
Setelah tiba Bandara Torea tim evakuasi asal Australia langsung bertatap muka dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Fakfak, untuk membicarakan rencana evakuasi bangkai pesawat yang akan berlangsung di pegunungan Werabuan Distrik Fakfak Barat, Fakfak Papua Barat.
Dalam pertremuan yang berlangsung di ruang pertemuan Pemda Fakfak yang dipimpin Dandim 1803 Fakfak Letkol. Inf. Yatiman dengan didampingi Letkol. Sus Usriyanto dan Drs. Joko Purnomo.
Dalam pertemuan tersebut, Pemerintah Daerah bersama Dandim 1803 Fakfak, mempersilahkan Australia untuk melakukan evakuasi bangkai pesawat tempur jenis Catalina tersebut untuk dibawa kembali ke Australia.
Sementara itu, pimpinan tim evakuasi pesawat tempur Australia, WGCDR. Greg Williams, dalam pertemuan tersebut, mengatakan, dari penemuan pesawat tempur milik Australia di Fakfak, pihak Pemerintah Australia telah melakukan indentifikasi dari 10 keluarga korban pesawat tempur tersebut dan diperoleh data ada 8 keluarga korban yang masih hidup.
“Pemerintah Australia telah melakukan identifikasi sehingga diketahui ada dari 10 personil Angkatan Udara Australia yang hilang 76 tahun lalu dengan pesawat pesawat tempur Catalina ada 8 keluarga korban yang masih hidup”, tutur WGCDR. Greg Williams, dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan penerjemaah dari Australia.
Karena itu, menurut Greg, keluarga korban sangat berharap kepada Pemerintah Australia agar keluarganya yang jatuh dengan pesawat tempur Catalina pada tahun 1943 di Fakfak dapat segera dikembalikan ke Australia untuk di simpan di museum.
Sementara itu, salah satu personil Angkatan Udara Australia bernama Son, lelaki berkulit sawo matang asal Malaysia keturunan Tiong Hoa (Cina) yang saat ini sudah berwargana Negara Australia dan terlibat dalam tim evakuasi dan ahli Forensik itu, ketika diwawancara papuadalamberita.com, mengatakan, dari seluruh personil evakuasi terdapat dua anggota ahli forensic yang akan meneliti dan mencari tulang belulang milik personil angkatan udara yang hilang denngan pesawat tempur Catalina pada 76 tahun lalu.
“Ahli forensic ada 2 orang anggota dalam tim ini, ahli forensic akan bekerja mencari tulang belulang korban untuk diidentifikasi’, tutur Son kepada PAPUADALAMBERITA.COM, di depan Hotel Grand Papua Fakfak, sebelum pelaksanaan pertemuan dengan Pemerintah Daerah Fakfak.(RL 07)