Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Papua Barat-Juru Bicara COVID-19 Papua Barat, dr Arnold Tiniap ditemui wartawan, Jumat (9/10/2020) di ruang kerjanya siang. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Papua Barat, dr Arnold Tiniap berpendapat untuk menekan lajunya angka orang terinveksi virus Corona di Papua Barat yang setiap hari bergerak naik cukup tajam semua pihak harus kembali mengevaluasi diri.
Menurut juru bicara evaluasi kembali tidak hanya dilakukan pemerintah, TNI Polri, tetapi juga masyarakat. Baca juga : Di Manokwari Semua Strata Positif Corona, Ada Ayah, Ibu dan Anak Dirawat di RSUD Provinsi
‘’Kalau kita evaluasi dan analisa sejak pertengahan Juli kita masuk tanggap darurat, kemudian masuk pada masa new normal, namun new normal yang sekarang ini kembali seperti keadaan sebelumnya, masyarakat tidak memahami itu, mereka menganggap aktivitas seperti biasa, boleh dikatakan orang semakin abaikan,’’ ujar juru bicara yang ditemui wartawan, Jumat (9/10/2020) di ruang kerjanya.
Dokter Tiniap mengatakan, di situlah kasus semakin meningkat, dibanding tiga bulan awal yaitu Maret April dan Mei atau misalnya pada kasus pertama di Sorong, kemudian Manokwari sampai dengan bulan Juni – Juli sampai tidak ada laporan kasus, tetapi mulai bulan Juli sampai kini kasus positif semakin meningkat.
‘’Tugas kita dan pemerintah harus evaluasi, harus ada upaya lebih tegas, ,’’ terang Tiniap alumni fakultas kedoteran Universitas Hasanuddin Makssar ini.
Menurut Tiniap meskipun disiapkan fasilitas kesehatan yang lengkap tempat karantina lengkap , tetapi itu tidak akan cukup kalau tidak melakukan langkah pencegahan, karena laju peningkatan kasus dan kesembuhan itu berbanding terbalik, kesembuhan renda pertumbuhan kasus tinggi.
Pendapat dokter yang disampaikan pada wartawan tadi siang, mala ini kembali terbukti, mengutip data terbaru Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Papua Barat Jumat menyebutkan jumlah orang tertular corona di Papua Barat mencapai 2. 854 orang, setelah ada penamabahan 100 kasus baru, dari Kota Sorong 59 orang, Kabupaten Teluk Bintuni 20 orang, Kabupaten Manokwari 11 orang dan Kabupaten Kaimana satu (1) orang.
Sedangkan angka kesembuhan sampai hari ini baru 1.480 orang setelah ada penambahan 87 orang sembuh, dari Kabupaten Teluk Bintuni 35 orang, Kabupaten Manokwari 30 orang, Kota Sorong 18 orang, Kabupaten fakfak tiga (3) orang dan Kabupaten Teluk Wondama satu 1 orang.
‘’Jadi sebanyak-banyaknya kita siapkan fasilitas karantina atau kita memobilisasi relawan, tetap akan jebol atau dan kita akan lumpuh, karena relawan atau petugas kesehatan sekarang banyak yang terpapar, Itu upaya kuratif yaitu merawat dan mengobati orang, tetapi yang penting itu pencegahannya, pencegahannya tadi yaitu protocol kesehatan,’’ tegas Tiniap.
Faktor lain tingginya pertumbuhan positif salah satunya momentum pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang semua sudah tampak pada tahapan-tahapan Pilkada, mulai dari masa pendaftaran hingga masa kampanye.
‘’Sekarang kita masuk di persiapan Pilkada, menurut saya, apa yang terjadi di daerah-daerah itu bagian dari kebijakan pusat juga mulai dari KPU, Kemendagri , Bawaslu yang membolehkan Pilkada berlangsung tanpa kesadaran dan tanpa pengawasan yang ketat, lihat mulai dari tahap pendaftaran, itu banyak mobilisasi masyarakat, dan kita tidak konsisten penerapan protokol kesehatan,’’ rinci Tiniap.
Ia mengetakan, bahwa protokol kesan itu seperti pakai masker, jaga jarak, jaga jarak ini bagai mana, Kalau membutuhkan orang banyak, jaga jarak yang bagaimana, cuci tangan apalagi.
‘’Kalau saya, sekarang kita perlu komitmen ketegasan semua pihak, mulai dari pemerintah penyelenggara Pemilu masyarakat, aparat keamanan harus konsisten, kalau tidak ini buah dari apa yang kita tanam kita, kita tidak bisa menyalakan corona lagi, korona akan masuk ke mana-mana,’’ jelas Arnold.(tam)