PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Kapolda Papua Barat Brigjen Pol Drs, Herry Rudolf Nahak, MSI mengatakan, Ia tidak mengetahui penilaiaan apa dari Kapolri menunjuk dirinya sebagai Kapolda Papua Barat.
‘’Kira-kira satu setengah tahun lalu saya pernah membatin dalam diri saya, saya ini sudah pernah ke seluruh wilayah Indonesia, tetapi saya belum pernah ke Papua. Apaka karena saya membatin begitu, tidak lama kemudian saya ditugaskan Kapolri sebgai Kepala Operasi (Kaops) Nemangkawi di Timika Provinsi Papua, ‘’ ujarnya pada malam lepas sambut Kapolda baru dan lama Selasa (7/5/2019).
‘’Sayabertugas di Timika dan Tembagapura sejak Januari 2016, bersama TNI, beroperasi, jadi kalau hari ini pak Rudolf Rodja bilang disana kerja terus, saya kebetulan hampir satu setegah tahun berada di sana jadi saya ucapkan selamat Pak Rudolf,’’ ujar penerima Adhi Makayasa angkatan tahun “90 ini.
Menurutnya, ketika Telegram (TR) Kapolri penempatan Kapolda Papua Barat jadi Kapolda Papua, Ia kurang berani mau menyampaikan selamat, tetapi Ia ikut bahagia karena seniornya yang satu daerah dengannya naik pangkat menjadi bintang dua (Irjen).
Namun yang ia kurang berani menyebutnya, masalahnya menjabat Kapolda Papua yang tingkatan konflik tinggi.
‘’Saya waktu di sana, peristiwa pembantaiaan karyawan PT Istaka Karya. Saya di sana bersama bapak Panglima Kodam Cenderawasih, kemudian peristiwa yang beliau bilang Nduga saya pas ada di sana juga, jadi saya tau, jadi saa tau itu,’’ kata dia dengan berdialek Papua disambut tepuk tangan para tamu undangan.
‘’Jadi saya bilang sama beliau, saya bingung mau ucapkan selamat atau prihatin, tapi akhirnya selamat juga karena tentu kami bangga senior kami bisa jadi bintang dua,’’ sambungnya.
Ia menceritakan jika putra NTT yang jenderal baru tiga orang, yang pertama paling senior beliau angkatan 88, sebentar lagi naik bintang dua. Kemudian satu lagi namanya Jhoni Asadoma, Ketua Pertina, beliau ini senior berikutnya, beliau 88, Jhoni 89, Ia 90.
‘’Saya sedikit lebih cepat karena saya sudah Kapolda, Bang Joni masih Wakapolda, jadi melihat beliau berhasil tentu saja menjadi kebanggan bagi kami, bagi saya sebagai junior, karena dulu waktu taruna yang membina saya beliau berdua,’’ kenang Nahak.
Ia mengaku sudah sampai Papua, tetapi belum pernah ke Papua Barat, Ia mohon maaf betul-betul belum pernah injak Papua Barat. ‘’Jadi begitu dapat TR ini jangan-jangan karena saya membantin kemarin,’’ ceriteranya lagi.
Dihadapam gubernur Pangdam serta undangan, Ia mengaku jabatan Kapolda merupakan kehormatan luar biasa bagi dirinya.
‘’Saya sekarang adalah Kapolda paling junior, junior pangkatnya, juga paling junior angkatannya jadi tentu saja saya harus banyak belajar, banyak berguru kepada pak gubernur bapak Panglima Kodam Kasuari dan Panglima Armada Timur,’’ jelasnya.
Ia berharap dengan tugas di Papua Barat dapat dilakasanakan dengan baik, Ia memiliki waktu tugas lebih banyak di reserse karena sejak letnan dua sampai terakhir sebelum datang papua Barat dirinya bertugas di Reserse.
Kariri kepolisian Rudolf Nahak tercatat lima tahun di Detasmen Khusus (Densus) 88 ketika masih rame-ramenya poeristiwa bom. Kebutulan Ia dalam perjalanan tugas beberapa kali bersama Kapolri saat ini, ketika bertugas di Operasi Poso kemudia waktu di Densus 88 Kapolri Kadensus 88nya sebelum masuk ke Papua.
‘’Itu kami anak buahnya , beliau selalu mengatakan, bahwa kalau mau jadi pemimpin yang hebat, itu memimpin di Papua dulu, saya ingat kata-katanya. ’’Jadi kalau anda mampu melaksanakan dan menyelesaikan persoalan di Papua maka anda sudah jadi pemimpin yang hebat, itu kata beliau, jadi kalau Pak Rudolf senior saya ini nanti selesai di Papua, beliau pasti adalah pemimpin yang hebat,’’ cerita Nahak.
Di akhir sambutanya Ia mohon dukungan, bantuan supaya Ia dapat melaksanakan tugas dengan baik. Kepada ibu gubernur, ibu Pangdam Ia mohon ijin menitipkan istri untuk bergabung bersama-sama.
‘’Mohon ijin juga, saya kebetulan bawa anak perempuan saya, rambutnya sudah kaya orang Papua pak gubernur, karena dia keriting, coba berdiri dulu Debora, mudah-mudahan dia cepat menyatu dengan tanah Papua,’’ ucapnya diakhir sambutan sambil menyuruh putrinya berdiri dan lagi lagi disambut dengan tepukan tangan meriah para undangan.
Data papudalamberita.comBrigjen PolHerry Rudolf Nahak yang Akpol terbaik lulusan tahun 90 penerima Adhi Makayasa selain Kapolda termuda di Indonesia, Nahak di Polda Papua Barat, melompat tiga angkatan diatasnya, yaitu angkatan “87, “88 dan angkatan “89 seperti Wakapolda Papua Barat, Irwasda Polda Papua Barat dan sejumlah PJU Polda Papua Barat di jajaran direktur.(tam)