Papua Barat

Subuh di Masjid Nurul Fatah Manorian, Kultum Ustadz Ahmad Nausrau: Keistimewaan Ramadhan

160
×

Subuh di Masjid Nurul Fatah Manorian, Kultum Ustadz Ahmad Nausrau: Keistimewaan Ramadhan

Sebarkan artikel ini
Print

Kultum Ustadz H Ahmad Nausrau di Masjid NurulFatah Kompleks Manorian, Reremi Puncak Manokwari, Selasa (13/4/2021). PAPUADALAMBERITA.FOTO: RUSTAM MADUBUN

PAPUAFALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Kultum Ustadz H Ahmad Nausrau S.PdI, MM menjelaskan sejumlah keistimewan bagi orang-orang yang beribadah di bulan ramadhan.

‘’Tidak ada satu nikmat yang lebih penting,  tidak ada satu nikmat yang lebih berharga,  selain keimanan kita kepada Allah SWT dan perjumpaan kita pada bulan ramadhan yang mulia ini,’’ ujar Ustadz Ahamad Nausrau pada tausiya subuh, Selasa (13/4/2021) di Masjid Nurul Fatah, Kompleks Manorian, Reremi Puncak Manokwari, Papua Barat.

Menurut Ustadz Ahmad Nausrau yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua Barat, bahwa semua itu adalah wujud kasih sayang AllahSWT pada umatnya dan juga diijab nya doa-doa.

‘’Sebagaimana yang diajarkan rasulullah, bahkan rasulullah jauh-jauh hari berharap agar dipertemukan dengan romadhon. Ya Allah berkahilah kami dibulan rajab dan sya’ban, dan mempertemukan kami di bulan ramadhan,  alhamdulillah hari ini kita telah memasuki hari pertama di bulan ramadhan 1427 hijriah,’’ ujar ustadz Nausrau.

‘’Karena itu mari kita berlomba-lomba mengejar kebaikan di bulan ramadhan,  bahkan Allah SWT dalam alquran memberikan motivasi dan rohnya kepada kita agar senantiasa berlomba-lomba untuk mengejar kebaikan,  di dalam surat Al-Baqarah ayat 148 Allah berfirman: Yang artinya,  dan tiap-tiap umat itu ada kiblatnya sendiri-sendiri yang mereka menghadap, maka berlomba-lombalah dalam berbuat kebaikan di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu semua pada Yaumul kiamah, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,’’ sebut ustadz Nausrau.

Ustadz Nausrau mengatakan, diluar ramadhan saja Allah SWT memerintahkan umat berlomba-lomba dalam kebaikan, maka bulan ramadhan diibaratkan penyelenggara olimpiade,  dan ini (puasa, red) adalah olimpiade, dimana tiap-tiap kita seluruh umat Islam hendaknya mempersiapkan diri untuk menghadapi olimpiade, sebagaimana atletik ketika menghadap olimpiade bersungguh-sungguh mempersiapkan diri melakukan latihan dan persiapan ketika hadapi olimpiade mendapatkan hasil maksimal dan sebagai pemenang.

‘’Maka sama halnya dengan ibadah bulan Ramadan, kita harus berlomba-lomba berbuat kebaikan,  kita berlomba-lomba mendapatkan keutamaan – keutamaan,  keberkahan – keberkahan dari bulan ramadan.

Karena itu kita perlu mempersiapkan ruqyah kita,  kita perlu mempersiapkan fisik kita dalam menghadapi bulan suci Ramadhan yang mulia ini,’’ pesan Nausrau.

Sholat subuh hari pertama ramadhan 1442 Hirjirah, Selasa (13/4/2021) di Masjid Nurul Fatah Kompleks Manoriang, Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

Lanjut ustadz, diantara persiapan,  yang pertama adalah ilmu,  salah satunya dengan menghadiri berbagi  majelis  yang mengkaji menjelaskan tentang keutamaan keutamaan di bulan ramadhan.  Mari kita mempelajari buku-buku yang mengkaji, tentang keutamaan.

‘’Atau kita ikuti kajian-kajian para asatidz para kyai,  ulama tentang keutamaan keutamaan ramadhan itu,  sehingga memotivasi kita,  semakin memberi semangat kepada kita untuk mengejar keutamaan Allah, keberkahan yang ada di dalam bulan romadhan dengan ilmu itu ibadah kita akan terbit, dengan ilmu itu ibadah kita akan terbimbing,  jadi ibadah yang kita lakukan harus dengan ilmu. Tanpa ilmu ibadah kita menjadi tidak tertuntun,’’ papar Nausrau.

‘’Karena itulah,  kalau kita perhatikan wahyu yang pertama diturunkan kepada rasulullah shallallahu alaihi wasallam di Gua Hira adalah perintah untuk membaca,  iqro.  Jadi kita mulai sekarang memperbanyak membaca, mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan ibadah keutamaan-keutamaannya,  hal-hal yang bisa mengurangi nilai ibadah puasa kita, bahkan membatalkan ibadah puasa kita, semua kita lakukan agar ibadah kita benar-benar sesuai ketentuan-ketentuan Allah, dan rasul supaya ibadah kita tidak sia-sia,’’ sambung Nausrau.

Ia menjelaskan, bahwa berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu,  melainkan hanyalah rasa rasa lapar dan haus. Bisa jadi jika dia berpuasa memang tidak makan tidak minum,  tetapi dia melakukan hal-hal yang bisa mengurangi nilai puasanya, seperti lisannya tidak dijaga,  hatinya tidak bersih,  sehingga nilai puasanya berkurang.

Ustadz menyebutkan, bahwa disebutkan oleh Ibnu Hajar,  bahwa pada generasi terdahulu ketika memasuki bulan Sya’ban mereka memperbanyak melakukan latihan, mereka memperbanyak berdzikir kepada Allah,  mereka memperbanyak keluarkan infaq dan sedekah zakat,  memperbanyak baca Alquran dan amalan-amalan lainnya sebagai persiapan untuk melatih diri mereka memasuki bulan ramadhan.

‘’Seperti halnya atlet jika hendak memasuki olimpiade mereka mempersiapkan diri,  kita harus seperti itu,  saat ini kita sudah ada di hari pertama bulan ramadhan artinya kita harus siap lahir dan batin bersungguh-sungguh melaksanakan ibadah puasa, dan menjalankan semua keutamaan-keutamaan yang ada padanya,’’ terang ustadz.

Usai sholat subuh Masjid Nurul Fatah, Kompleks Manorian Reremi Puncak. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

Tambah ustdaz, bahwa jangan sampai ramadhan menjadi biasa-biasa saja,  jangan sampai ramadhan berlalu dan tidak dapat keutamaan-keutamaannya, tidak menambah keberkahan, bahkan kita masuk ke romadhon dalam sikap landai landai saja.

Di hari pertama ramadhan,  ustad mengajak jama’ah umtuk memperbanyak qiroatul Quran, memperbanyak infaq dan sedekah,  berbagi pada sesama. Bukankah puasa itu mengajarkan kepada untuk lebih banyak peduli pda sesama saudara-saudara.

‘’Puasa pada hakekatnya ibadah yang hubungannya kita dengan Allah yang tahu,  tetapi dampak puasa mengajarkan kita peduli pada sesame. Mari memperbanyak berdoa.  mari memperbanyak berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala,  karena kita dalam keadaan berpuasa adalah saat-saat dimana doa-doa kita diijabah Allah subhanahu wa ta’ala,  perlu dicatat,  saat  kita berpuasa ini adalah saat dimana doa kita diijabah Allah,’’ pesan Nausrau.

‘Berpuasa adalah saat dimana doa diijabah Allah,  jadi berdoalah apa saja,  berdoa untuk kebahagiaan dunia-akhirat , doa untuk generasi kita yang muttaqien,  menjadi generasi yang mendapatkan dan perlindungan dari Allah,  dan kita berdoa supaya diberikan kemudahan oleh Allah dalam melaksanakan amal shaleh pada bulan ramadhan, sebab tanpa ridho Allah SWT kita tidak akan sukses,  kita akan susah melaksanakan kebaikan , dan kita akan susah terhindar maksiat dan maksiat kemungkaran.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *