Papua Barat

Dokter Arnold, Cegah Klaster Kantor Lakukan Tracking Kontak Minimal 10 Orang

219
×

Dokter Arnold, Cegah Klaster Kantor Lakukan Tracking Kontak Minimal 10 Orang

Sebarkan artikel ini
Print

 Dokter Arnold Tiniap yang ditemui wartawan, Senin (2/11/2020) di ruang kerjanya, RSUD Provinsi Papua Barat, Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Juru Bicara Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Papua Barat dan pemulihan ekonomi dr Arnold Tiniap menyebutkan selain patuh pada protocol kesehatan, langkah untuk memutus mata rantai Corona adalah melakukan tracking kontak pada orang yang telah melakukan kontak dengan pasien positif COVID-19.

Lanjut dr Arnold, tracking kontak yang pertama dilakukan adalah keluarga satu rumah dari pasien positif, dan teman kantor atau karyawan sekantor yang kontak langsung dengan pasien tersebut. Namun lebih baik lagi tracking kontak dilakukan semua pegawai atau karyawan yang sekantor dengan pasien tersebut, tetapi pertimbangan ketersedian alat reagen yang terbatas, langka pertama adalah orang terdekat ini harus ditracking.

‘’Memang idealnya harus melakukan sebanyak mungkin, karena keterbatasan reagen kita bisa memilih itu yang dikatakan stressing kontak. Misalnya satu kantor ada yang positif, kita melakukan tracking yang kontak dekat dengan siapa-siapa,’’ jelas dr Arnold yang ditemui wartawan, Senin (2/11/2020) di ruang kerjanya di RSUD Provinsi Papua Barat, Manokwari.

Menurut dr Arnold konter dekat itu ada interaksi dengan pasien positif paling sedikit 15 menit dalam jarak 1 meter, apalagi pasien tidak memakai masker,  makan sama-sama, konsultasi terhadap pekerjaan itu dimasukkan dalam kontak dekat.

‘’Ideal itu periksa semua tetapi karena reagen terbatas karena mahal harga ada Rp500-600 ribu sekali periksa, akhirnya kita membuat tracking kontrak untuk memilah-milah,jadi kalau kontak dekat paling sedikit satu orang positif itu biasanya mendapat 10 kontak dekat. Karena dia berinteraksi misalnya di kantor interaksi dengan orang di rumah itu biasanya sampai 10, kalau 10 orang harus  ada 100 orang yang kita dapat, ’’ ujar juru bicar.

Juru bicara mengakui ada satu pasien positif Corona meninggal dunia di Papua Barat, sebelumnya teman pasien tersebut meninggal dunia beberapa waktu lalu.

Dari kasus kematian itu, Ia mencontohkan pentingnya tracking kontak dalam satu keluarga, kantor atau perusahaan jika ada yang positif dilingkungan itu, sehingga dapat mengetahui dan mencegah tertularnya pada yang lain.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *