Papua Barat

Ketersediaan Daging dan Unggas Aman Jelang Natal dan Tahun Baru di Papua Barat

339
×

Ketersediaan Daging dan Unggas Aman Jelang Natal dan Tahun Baru di Papua Barat

Sebarkan artikel ini
Print
  • Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua Barat, Dr. drh. Hendrikus Fatem,yang ditemui wartawan di Kantor Gubernur Papua Barat Jumat (13/12/2024). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA

PAPUDALAMBERITA.COM.MANOKWARI–Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua Barat, Dr. drh. Hendrikus Fatem, memastikan ketersediaan daging sapi, babi, dan unggas di Papua Barat tetap aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

Dalam pernyataan yang disampaikan kepada wartawan di Kantor Gubernur Papua Barat, Dr. Hendrikus menjelaskan bahwa persediaan daging lokal, baik itu daging babi maupun sapi, hingga saat ini masih cukup tersedia.

“Daging babi dan daging sapi lokal di Papua Barat masih tersedia, dan kita terus memastikan ketersediaannya agar tidak ada kekurangan pada saat perayaan akhir tahun,” ujar Hendrikus, Jumat (13/12).

Meskipun demikian, Ia mengungkapkan adanya isu penyakit hewan menular, khususnya demam Afrika yang telah melanda Papua Tengah dan beberapa wilayah di sekitar Nabire, yang menyebabkan kematian massal pada babi.

“Kami sudah mengantisipasi dan memastikan agar penyakit ini tidak masuk ke Papua Barat. Kami akan terus menjaga agar pasokan daging tetap aman, khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru,” tambahnya.

Untuk pasokan daging unggas, Hendrikus juga menjamin ketersediaannya di Papua Barat.

“Daging unggas, baik ayam beku maupun ayam kampung, masih tersedia. Kami juga sudah melakukan inspeksi dan memastikan stok daging beku yang berasal dari luar Papua Barat masih mencukupi untuk tiga bulan ke depan,” ungkapnya.

Namun, Ia mengakui adanya tantangan terkait pasokan ayam segar. Salah satunya adalah perubahan maskapai penerbangan dari Lion Air ke Super Air Jet, yang tidak lagi melayani angkutan kargo untuk membawa bibit ayam.

“Pesawat Super Air Jet tidak memiliki fasilitas untuk mengangkut bibit ayam karena tidak ada oksigen di kargo pesawat yang dapat menjaga kelangsungan hidup bibit ayam,” jelas Hendrikus.

Beberapa pengusaha ayam mencoba mengatasi hal ini dengan menggunakan angkutan kapal laut, meskipun kapal laut memerlukan perawatan ekstra selama perjalanan panjang.

“Namun, di bulan Desember ini, pasokan ayam segar terutama ayam jago atau ayam potong memang sedikit terbatas di pasar-pasar di Manokwari,” katanya.

Meskipun demikian, harga daging ayam beku dan ayam kampung di pasar-pasar lokal masih dalam batas wajar, dengan harga berkisar antara Rp30.000 hingga Rp35.000 untuk ayam beku, dan Rp60.000 hingga Rp70.000 untuk ayam kampung.

“Kami akan terus memantau harga dan pasokan ayam menjelang Natal, dan jika diperlukan, kami akan mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan,” tambahnya.

Dengan langkah-langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah, masyarakat Papua Barat diharapkan dapat memperoleh pasokan daging yang cukup untuk merayakan Natal dan Tahun Baru tanpa kekhawatiran akan kelangkaan atau kenaikan harga yang signifikan.(rustam madubun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *