Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau memberi arahan pada pertemuan Forkopimda bersama elemen masyarakat menyikapi paska rusuh Manokwari, hadir Gubernur Papua Barat, Kapolda Papua Barat, Mabes Polri Irjen Paulus Waterpau, Ketua MRP, DPR Papua Barat Wagub Papua Barat, Rabu (21/8/2019). FOTO: RUSTAM MADUBUN/papuadalamberita.com
PAPUADALAMBERITA.COM.MANOWKARI – Pertemuan Forkopimpda bersama warga dari berbagai elemen masyarakat paska rusuh Manokwari digelar Rabu (21/8/2019) di Manokwari.
Pada sesi tanya tanyajawab diwarnai “ketegangan” mengajukan pertanyaan peserta pada empat pejabat utama, Gubernur Papua Barat, Pangdam XVIII/Kasuari, Kapolda Papua Barat dan utusan dari Mabes Polri Irjen Pol Paulus Waterpau.yang tampil sebagai pembicara.
Melihat suasana itu Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Joppye Onesimus Wayangkau yang duduk bersebalahan dengan Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan berdiri ke podium meminta peserta untuk tidak gaduh .
‘’Saya sama Kapolda sudah menahan diri, itu sebenarnya bukan tugas yang harus saya turun, tetapi saya turun. Saya bilang ke Kapolda tidak apa-apa, ini saya punya ade-ade, mereka lempar saya juga tidak apa-apa. Kalau saya pakai SOP saya, kamu habis, saya beri tahu saya kasih habis kamu, saya kasih rata,’’ jelas Pangdam Kasuari dengan dialek Papua yang khas, disambut aplaus tepukan tangan peserta pertemuan.
‘’Saya sudah tugas di tempat seperti begini mulai dari Aceh sampai di Papua. Tetapi saya bilang saya punya ade-ade sendiri, saya pukul dorang (mereka) saya punya adik. Nanti saya pulang makan di rumah saya punya adik dong bilang ah kaka ko kemarin pukul saya,’’ jelasnya lagi-lagi disambut tepukan tangan peserta.
Menanggapi kasus penyebutan berbau diskirinatif kepada Mahasiwa Papua di Jawa Timur yang menyulut aksi unjuk rasa Senin lalu di Manokwari menurut Pangdam itu juga menjadi persoalan bagi dirinya.
‘’Kalau dibilang ini persoalan atau masalah, kita ini semua korban. Saya juga, jadi jangan baku melawan (bertengkar) dengan saya dan bapak gubernur disini, kitong (kita) punya masalah yang sama sekarang kam (kamu) ribut, kam mara kitrong (kita) disini kitong sama dengan kamu. Jadi saya minta dengar dulu,’’ ujar Pangdam, suasana hening sejanak.
Menurut Pangdam yang penting adalah bagaimana aspirasi ini di bawa ke orang-orang yang dimarahi itu, bukan marah disini. ‘’Jadi kamu punya aspirasi itu ade-ade kemarin sudah kasih tujuh poin, itu sudah mewakili semua, sekarang bagaimana caranya kita pikir, apa yang harus saya bapak Gubernur, Kapolda kita bikin formasi ini bisa sampai di Jakarta, bisa menuntut orang-orang yang bicara kita, itu inti persoalaanya,’’tegas Pangdam disambut tepukan tangan peserta.
‘’Kalau demo kemrain sudah ekses saya tidak marah, itu memang ungkapan kebencian yang mereka utarakan, jadi kita harus berpikir jernih,’’ ujarnya.
Apa yang dialami mahasiswa Papua di Jawa sama dengan yang dirasakannya. ‘’Apa yang bapak-bapak rasa sama dengan kita rasa juga, tetapi jangan kita baku marah sendiri dengan kita. Ahirnya kita bikin rusak kita punya tempat sendiri, orang lain tepuk tangan, yo kam mati disitu, kita berpikir yang jernih,’’ ingatkan Pangdam.
Tuntutan yang diberikan mahasiswa kepada pemerintah telah dipelajari dan telah disampiakan kepada Gubernur Papua Barat. ‘’Saya sudah bilang (sampaikan) ke bapak gubernur kita bikin tim, nanti kita libatkan siapa yang bisa masuk disini supaya aspirasi dibawa ke sana dan diterima itu initinya,’’ jelas Wayangkau.
Pangdam meminta jangan memberi pertanyaan yang seolah-olah memprotes. ‘’Bagaimana kalian protes saya, saya salah apa sama kalian jadi kalian protes saya, ayoo? Apa yang saya salah.?,’’ ujarnya bertanya.
Dalam mengatasi kerusuhan Senin lalu bersama Kapolda Papua Barat Pangda mengatakan TNI dan Polri telah menahan diri, serta Ia mengingatkan prajuritnya mengikuti apa yang telah Ia lakukan.
‘’Saya menahan diri, dan saya berusaha supaya saya punya anak buah ikut saya, tapi saya mau pindah ke Jayapura, tapi ini begini dong tahan saya lagi,’’ ungkap jenderfal TNI bintang dua asal Serui Papua.
Kepada gubernur Ia mohon maaf, bahwa silahkan warga melakukan unjuk rasa, tetapi tidak merusak fasilitas umum. ‘’Kamu boleh marah, kamu kam boleh demo, tapi jang merusak kita punya tempat-tempat ini, jangan, orang lain yang tepuk tangan,’’ ingatkan Pangdam.
Khusus untuk orang asli Papua Ia meminta supaya menjaga daerah dan bangun Papua. ‘’Jangan dengar- dengar orang lain yang tidak benar, itu hanya bikin rusak kita. Kasian orang tua kita yang telah membangun duluan, baru kita yang anak-anak ini datang bakar,’’ ingatkan Wayangkau.
Merusak itu sama dengan tidak menghargai orang-orang tua terdahulu. Lihat negara-negara maju, kerejaan dari jaman purbakala masih ada sampai saat ini. ‘’Kita yang baru kemarin bangun sekarang baru kamu bakar, jadi kita tidak punya barang yang jadi monument, karena kita yang kasih rusak sendiri,’’ jelas Pangdam mencontohkan.
Ia berpesan juga, persoalan orang yang menimbulkan kemarahan pada orang lain, sebenarnya marahnya kepada orang yang menjelekan itu. ‘’Kenapa kita kasih rusak barang milik kita sendiri, ini ada kejahatan disini,’’ urainya.
Sebagai Pangdam, Ia mengingatkan semua pihak termasuk gereja, masjid dan orang tua, untuk ikut benahi generasi muda. ‘’Ini termasuk ade-ade yang masih kuliah, kuliah baik-baik supaya pintar, supaya kita tidak dibodo-bodohi orang lain. Kalau kita bodoh kita diakali orang terus, mereka adu sedikit saja kita baku pukul baru bilang lagi gunung dan pantai,’’ tuturnya.
Berkaitan dengan penambahan kekuatan (pasukan BKO) ke Manokwari paska kesrusuhan, Pangdam menegaskan bahwa warga Papua Barat tidak perlu risau. Tidak usah kuatir, masyarakat Manokwari yang menentukan, bukan dirinya. Jika situasi aman pasukan dipulang. Tetapi kalau tidak aman tidak bisa, ini negara. Negara memiliki kewenangan.
‘’Tetapi jika masyarakat menjamin keamanan kita mengembalikan mereka (pasukan),’’ tegas Pangdam.
Sebetulnya dirinya menolak adanya penambahan kekuatan, tetapi perkembangan itu berjalan terus, orang Jakarta melihat di media, selain laporan dari saya dari banyak orang dan banyak yang kasih komentar.
Pangdam meminta kepada masyarakat memberi support kepada TNI da Polri dan menjamin keamanan. ‘’Nanti mereka pikir karena dia (amksudnya dirinya) orang Papua, dia jaga-jaga dia punya saudara, jadi tidak usah datangkan pasukan ke sana, ini kamu juga harus pikir,’’ tambah Wayangkau.
‘’Kamu Harus memberi support sama (kepada) saya dengan menjaga keamanan, supaya yang saya omong ini aman, jadi kita bisa bertangungjawab disini,’’ tutup Pangdam Kasuari.(tam)