Dirlantas Polda Papua Barat Kombes Pol Raydian Kokrosono SIK, MSI yang ditemui wartawan di Manokwari Rabu (6/4/2022) lalu. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Kebiasan buruk sebagian kuala muda, seusai subuh bukannya mencari keberkahan di bulan penuh suci, namun mencari viral balapan liar di media sosial.
Baca juga: Dirlantas: Jangan Bangga Kendaraan Tak Pakai Plat Nomor, ETLE Tak Baca, Ada Tilang Manual
‘’Bangga viral itu kalau kemampuan-kemampuan positif, bukan karena hal negativ, sekarang latah media sosial,’’ ujar Dirlantas Polda Papua Barat Kombes Pol Raydian Kokrosono SIK, MSI yang di temui wartawan di Pos Gakkum ETLE Ditlantas Polda Papua Barat, Gedung MTRC Lantai I, Manokwari Rabu lalu.
‘’Salah kalau viral itu kegiatan membahayakan, viral yang benar itu kalau dia pintar ngaji, hafiz quran itu baru viral,’’ sambung Dirlantas.
Kombes Pol Raydian mengatakan, ntuk bisa memberikan kenyamanan ibadah selama bulan ramadan polisi lalu lintas dan unit lain disiagakan di tempat ibadah, dan sejumlah kawasan yang dianggapan rawan kemacetan.
‘’Mungkin ada kemacetan pada saat pembagian takjil, ada balap liar, ada ngabuburit, harusnya asmara subuh kecintaan kedamaian selama subuh, tapi akhirnya dinodai dengan balap liar yang baru-baru terjadi di Manokwari,’’ kata Dirlantas.
Kendaraan bermotor yang sempat menjadi viral setelah balapan liar di Manokwari saat diamankan di Polres Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
Ia mengatakan, menghadapi sejumlah fenomena salah dan buruk yang dimanfaatkan sejumlah remaja saat ramadhan lalu lintas telah koordinasi dengan Kapolres Manokwari.
‘’Kami backup dengan PJR, juga dari Satlantas Manokwari dipimpin yang oleh Pak Kasat Lantas, sehingga mudah-mudahan bisa benar-benar tertib, dan tidak terjadi lagi, karena ada beberapa tempat yang harus diwaspadai, kami sudah koordinasi dengan Kapolres, Kapolres sudah sampaikan cara bertindaknya selain patroli kita tempati petugas dari Polres,’’ terang Raydian.
Dirlantas mengakui jika fenomena balapan liar ini tidak hanya di Manokwari, sebetulnya ada di mana-mana, karena kebanyakan anak-anak yang tidak diawasi orang tua.
‘’Mungkin bisa kenakalan remaja, seharusnya ketika selesai sahur, selesai salat subuh kembali ke rumah, tetapi banyak yang nongkrong-nongkrong dan ada yang menginisiasi melakukan tindakan yang salah balap liar dan membakar mercon,’’ katanya.(tam)