Scroll untuk baca artikel
Papua Barat

133 Pasien Covid-19 Papua Barat Jalani Perawatan

193
×

133 Pasien Covid-19 Papua Barat Jalani Perawatan

Sebarkan artikel ini
Print

Dokter Arnold Tiniap. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN.

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Sampai Sabtu (24/9/2022) Pasien COVID-19 yang menjalani perawatan di Provinsi Papua Barat sebanyak 133 orang.

Satuan Tugas COVID-19 Provinsi Papua Barat melalui juru bicara dokter Arnold Tiniap melaporkan Kabupaten Teluk Bintuni merupakan wilayah dengan pasien COVID-19 yang dalam perawatan tertinggi yaitu sebanyak 50 kasus aktif.

Menyusul Kabupaten Fakfak sebanyak 20 orang, Kabupaten Manokwari sebanyak 18 orang, Kabupaten Sorong 13 orang dan Kota Sorong 12 orang.

Sedangkan Kabupaten Teluk Wondama sebanyak enam (6) orang, Kabupaten Raja Ampat lima (5) orang, Kabupaten Manokwari empat orang, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Maybrat masing-masing satu (1) orang dalam perawatan, Kabupaten Sorong Selatan dan Kabupaten Pegunungan Arfak nol (0) kasus Covid-19 dalam perawatan.

Dokter Tiniap yang juga Direktur RSUD Provinsi Papua Barat ini dalam keterangan tertulis melaporkan ada penambahan 11 orang positif pada Sabtu (24/9/2022).

Kasus baru itu  berasal dari Kota Sorong empat (4) orang hasil pemeriksan RSUD Sele Be Solu Kota Sorong, tiga (3) orang dan RS Pertamina satu (1) orang.

Kabupaten Manokwari tiga (3) RSUD Papua Barat, Kabupaten Bintuni tiga (3) orang PKM Manimery dan Kabupaten Fakfak satu (1) orang.

Satuan tugas Covid-19 Papua Barat mencatat gambaran situasi Covid-19 Papua Barat update Sabtu, 24 September 2022, bahwa orang yang diperiksa sudah mencapai 453.389 orang, yang negatif 421.006 orang (92,9%), yang positif 32.383 orang (7,1%).

Sarjana kedokteran strata satu lulusan Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ini mengatakan, bahwa pandemi ini masih berlangsung, belum selesai.

”Meskipun situasi saat ini cenderung lebih baik, tetapi kita belum tahu dengan pasti kapan wabah ini akan berakhir, oleh sebab itu mari kita tetap waspada, karena virus ini akan selalu bermutasi dan menghasilkan generasi (varian) baru yang bisa lebih lemah atau sebaliknya, lebih ganas,” pesan Tiniap.

Ia mengatakan untuk mengendalikan situsi ini, hanya dapat dilakukan dengan dua (2) cara:
1. Protokol Kesehatan
2. Vaksinasi

”Protokol Kesehatan bertujuan melindungi kita dari luar, agar kita tidak terpapar atau terinfeksi; sedangkan, Vaksinasi bertujuan melindungi kita dari dalam, agar apabila kita terpapar/terinfeksi, tubuh kita telah memiliki kekebalan (imunitas) untuk mengatasi infeksi yang terjadi,” tambah Tiniap.

”Kita berharap semoga dengan segala upaya yang dilakukan dan dengan kesadaran dari masyarakat untuk bersama-sama melakukan upaya-upaya tersebut, disertai doa permohonan kepada Tuhan, kita bisa melewati pandemi,” tulisnya.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *