Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan ditemui wartawan, Senin (30/3/2020) di Sekretariat Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Papua Barat Swiss Belhotel Manokwari. FOTO: rustam madubun/papuadalamberita.com.
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI- Pertemuan Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Manokwari sebagai pertemuan dalam rangkan penanggulangan bersama mengatasi meluasnya wabah COVID-19 di Papua Barat.
Baca juga: Permudah Koordinasi, Gubernur, Bupati dan Walikota Jabat Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19
Sebelum bertemu Ketua Gugus Tugas COVID-19, IDI Manokwari telah melakukan pertemuan serupa bersama Satgas COVID-19 Kabupaten Manokwari Ahad (29/3/2020).
‘’Mereka sudah ketemu dengan pak bupati, hari ini mereka bertemu dengan gubernur sebagai ketua Gugus Tugas COVIR-19 Papua Barat. IDI memberikan gambaran ke kita berkaitan dengan tenaga medis, ketersiadaan obat-obatan, Alat Pelindung Diri (APD), tempat untuk karantina dan tempat untuk tenaga medis,’’ jelas Ketua Gugus Penanganan COVID-19 Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan kepada wartawan, Senin (30/3/2020).
Salah satu rekomendasi IDI kepada Gugus Tugas COVID-19 Papua Barat, seperti tempat untuk para medis ketika selesai menangani pasien, seusai menangani pasien tidak boleh pulang ke rumah karena akan beresiko kepada keluarga.
‘’Harus ada tempat atau penginapan yang mereka tinggal, sehingga tidak beresiko ke keluarga. Jadi mereka memberikan gambaran-gambaran ke kita, karena satu (orang) kena butuh tenaga berapa yang harus menangani, mereka juga kasih gambaran tenaga dokter atau ahli kita ini berapa banyak yang ada, berapa banyak yang kita butuhkan,’’ ujar Dominggus Mandacan.
Lanjut Ketua Gugus Tugas COVID-19, bahwa rekomendasi lain dari IDI Manokwari seperti Satgas membangun kerja sama, adanya relawan-relawan, ada hal yang tidak dimiliki daerah, sehingga ada kerjasama tenaga kontrak.
Dari sekian gambaran dan masukan-masukan kata Ketua Gugus Tugas COVID-19 nanti dilihat mana yang menjadi tanggungjawab provinsi mana yang menjadi tanggung jawab bupati dan walikota selaku ketua gugus tugas di kabupaten dan kota, ini juga nanti akan diberikana gambarkan kepada bupati dan walikota untuk menindaklanjuti.
‘’Mereka juga memberikan gambaran seperti keterabatsan tenaga-tenaga dokter, ahli paru yang tidak ada, Ini bisa ada kerjasama dengan perguruan tinggi dan universitas-universitas dan fakultas kedokteran,’’ kata Ketua Gugus Tugas Papua Barat.
Semua rekomendasi IDI menurut Ketua Gugus Tugas akan dilihat apa yang menjadi skala prioritas, sambil mengikuti perkembangan, tenaga kesehatan berapa yang harus ada kerjasama untuk di Papua Barat.(tam )