Papua Barat

Beresiko Jika Tidak Memakai Masker, Ini Penjelasan dr Arnoldus Tiniap

147
×

Beresiko Jika Tidak Memakai Masker, Ini Penjelasan dr Arnoldus Tiniap

Sebarkan artikel ini
Print

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Papua Barat, dr Arnoldus Tiniap saat jumpa pers di Sekretariat Gugus Tugas COVID-19 Papua Barat, Ahad (5/4/2020) di Swiss Belhotel Manokwari. FOTO: rustam madubum/papuadalamberita.com.

 PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI- Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat melalui Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Papua Barat, dr Arnoldus Tiniap  mengatakan sangat berisiko jika  masyarakat tetap berada di ruang-ruang public tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker dalam situasi pandemic COVID-19 yang mewabah saat ini.

Sehingga begitu pentingnya seseorang memakai masker karena dapat mencegah diri sendiri dan orang lain untuk tidak tertular dari virus ini.

‘’Virusnya  mengikuti manusia dan penularannya  misalnya melalui percikkan yang keluar dari mulut atau hidung, misalnya batuk dan bersin atau kadang-kadang kita bicara ada percikkan yang keluar dalam percikkan yang keluar itu banyak sekali kuman-kuman yang ada,’’ jelas dr Arnoldus Tiniap kepada wartawan Ahad (5/4/2020) di Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Papua Barat di Swiss Belhotel Manokwari.

Dokter Arnldus Tiniap mengatakan, jIka orang  tidak memakai masker jangan terlalu berdekatan bisa berjarak satu meter. Virus ini memang bukan partikel yang halus sekali,  sehingga begitu keluar langsung terbang melalui udara jarak yang jauh.

‘’Tetapi dia langsung menurun karena berat dengan cairan, kalau misalnya jarak satu atau dua meter itu aman,  karena begitu batuk atau bersin dia langsung turun menukik di tengah-tengah perjalanan, Sehingga akan lebih aman lagi kalau orang yang pakai masker,  jadi kita memakai masker untuk membatasi itu,’’ ujar Arnlod Tiniap.

Karena jika berada di tempat terbuka ada orang yang batuk atau bersin dapat menjadi potensi bagi orang lain untuk tertular.

‘’Menurut para ahli rata-rata masa inkubasi, dimana kuman penyakit itu masuk ke tubuh manusia sampai menimbulkan keluhan atau gejala dua hari kemudian atau misalnya tiga hari hari ini baru dia berkembang,’’ pesan Tiniap mencontohkan.

Sehingga dalam beberapa hari menimbulkan keluhan karena virus itu sudah merusak sel tubuh manusia, kalau menimbulkan keluhan berarti sudah ada proses yang terjadi, menurut para ahli rata-rata 14 Hari bila sampai lebih dari 14 tidak ada keluahan berarti tubuh sudah bisa mengatasi,  virus tidak mampu berkembang lagi.

Arnold Tiniapa menjelaskan pasien lansia pada umumnya berpotensi terinveksi virus, tetapi dilihat data banyak juga yang ber usia 34 tahun.

‘’Intinya kenapa lansia,  karena orang tua sudah ada penyakit yang lain,  tetapi bisa juga kita yang muda ada penyakit yang lain bisa juga tertular,’’ terangnya.

Selain lansia petugas kesehatan orang yang rentan terpapar, karena mereka setiap hari melayani pasien, kalau kita tidak melayani pasien, sehingga sekali terpapar tubuh bisa mengatasi virus.

Arnold melanjutkan, bahwa virus ini menyerang saluran pernafasan, kalau orang yang baru datang dari daerah terpapar ada gangguan saluran pernapasan, gangguan pernapasan lebih mengarahkan petugas kesehatan untuk mencurigai.

Bagaimana seseorang dinyatakan sembuh dari virus corona?  Menurut Arnold Tiniap sama dengan penyakit lain.  Sembuh artinya seseorang orang sudah positif dengan pemeriksaan laboratorium.

Sebaran COVID-19 di Provinsi Papua Barat hingga Senin 7 April 2020. SUMBER: Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Papua Barat.

‘’Kemudian akhirnya dia negatif itu baru namanya sembuh,  bukan berarti orang dalam pemantauaan atau atau pasien dalam pengawasan, itu kan belum diketahui, keluhannya itu  bisa karena penyebab lain,’’ tambah Tiniap.

Arnold mengatakan sembuh yang dimaksudnya itu Ia sudah dirawat atau sudah diperiksa dulu dengan pemeriksaan kemudian positif,  setelah dirawat sampai keadaan umum sudah baik,  periksa pertama kali negative, periksa yang kedua kali untuk memastikan tidak ada virus itu baru dinyatakan sembuh.

Arnold mengurai kenapa virus ini harus masuk melalui tiga tempat yaitu mata hidung dan mulut karena ada lapisan yang tipis dipermukaan bagian hidung, mata dan mulut. begitu tersentuh sentuh virus menempel dan mudah masuk ke dalam.

Data World Healt Organisation (WHO) atau badan kesehatan dunia di PBB mengatakan pasien 80% dapat disembuhkan tanpa perawatan khusus.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *