Panorama Manokwari, Ibu Kota Provinsi Papua Barat, Rabu (10/6/2020) tadi siang dari bukit Amban. FOTO: rustam madubun/papuadalamberita.com.
PAPPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI- Orang terkonfimasi positif CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19) Papua Barat per Rabu (10/6/2020) bertambah 11 orang, pasien positif sembuh Sembilan (9) orang, Orang Tanpa Gejala (OTG) bertambah 132 orang, Orang Dalam Pemantauan bertambah 21 orang.
Sebelas Pasien kasus positif yang bertambah hari ini dari Kota Sorong delapan (8) orang dan Kabupaten Fakfak tiga (3) orang.
Penambahan tiga orang positif dari Kabupaten Fakfak baru dilaporkan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Fakfak Dr. Drs. Mohammad Uswanas, M.Si, Rabu (10/6/2020) sore jelang malam di Rumah Negara Kabupaten Fakfak, data penamabahan Kabupaten Fakfak belum diterima Gugus Tugas Provinsi Papua Barat saat merilis ke wartawan di Manokwari pada waktu yang sama.
Naiknya angka positif dan bertambahnya OTG yang signifikian disaat pemerintah pusat dan daerah mempersiapkan Indonesia menuju New Normal grafis itu membuat jalan Papua Barat menuju New Normal makin terjal.
Tingginya kasus positif COVID-19 pada Rabu (10/6) bersamaan dengan Gugus Tugas COVID-19 Papua Barat menggelar rapat koordinasi bersama Pemerintah Daerah Papua Barat dipimpin Gubernur Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan, hadir Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani SH, MSI, Forkopimda Papua Barat pimpinan dan OPD Papua Barat terkait mengevaluasi sejau mana titik epidemic penyebaran COVID-19 di Papua Barat.
‘’Pertemuan tadi dari Tim Teknis Gugus Tugas menyampaikan potret indicator kesehatan keseluruhan wilayah di provinsi, dimana semua kabupaten kota berada di zona sedang,’’ ujar juru bicara Gugus Tugas COVID-19 Papua Barat dr Arnoldus Tiniap kepada wartawan secara virtual melalui zoom meting, Rabu (10/6/2020).
Menurutu jurbu bicara daerah atau zona sedang belum layak masuk atau menerapkan new normal.
‘’Ada empat daerah di Papua Baat (Tambrauw. Sorong Selatan, Pegunungan Arfak, dan Maybrat) secara kasus belum ada laporan kasus positif, daerah itu bisa direkomendasikan, namun potret dari gugus tugas nasional yang melihat dari jauh, tanpa menilai sebenarnya apa yang terjadi didaerah tersebut,’’ jelas juru bicara COVID-19 Papua Barat.
Dokter Arnoldus melanjutkan bahwa yang dinilai Gugus Tugas Provinsi itu apakah betul angka nol empat kabupaten itu fakta sebanrnya, artinya nol berdasarkan upaya yang dilakukan atau nol karena tidak ada upaya yang dilakukan.
‘’Kalau nol karena upaya mereka melakukan trasing kontak, melakukan pemeriksaan,segala upaya-upaya dilakukan maksimal dulu baru kita dapatkan angka nol, itu baru kita bisa berikan zona hijau,’’ terang Arnoldus Tiniap.
Jika nol tanpa upaya menurut Arnoldus itu masuk zona putih, putih artinya daerah tersebut tidak atau belum melakukan upaya maksimal, itu dari kacamata kita di provinsi.
Penentuan satu daerah masuk New Normal, jelas Tiniap perlu Gugsu Tugas Provinsi bersama mendiskusikan dengan Gugus Tugas kabupaten kota. Sehingga gubernur telah perintahkan Jumat nanti dikaji lagi dari berbagi aspek, seperti aspek keamana, aspek ekonomi, ini seriusi diskusikan kemudian bisa dilihat pemerintah daerah setempat siap atau tida.
Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Papua Barat, dr Arnoldus Tiniap, Rabu (10/6/2020). FOTO: GUGUS TUGAS PROVINSI PAPUA BARAT/papuadalamberita.com.
‘’Kalau mereka (kabupaten atau kota) sudah siap masuk new normal, didahului dengan masa transisi, dalam masa transisi akan dilakukan sosialisasi, simulasi kemduian identifikasi area mana yang dibuka duluan, misalnya tempat ibadah, sekolah dan tempat yang dibuka itu harus menerapkan protocol kesehatan,’’ tegas dokter Arnold.
‘’Masa transisi juga nanti disepakati berlangsung berapa lama, apakah satu, dua atau tiga minggu. Skalilagi keputusan new normal belum final, tadi itu baru penilaiaan umum, tetapi nanti apa yang kita temukan dan analisa harus dipertemukan dengan analisis dari masing-masing kabupaten. Mereka punya analisis kajian betul-betul siap dijalankan, karena yang akan menjalankan new normal kabupaten masing-masing,’’ tambah Tiniap.
Arnoldus Tinipa mengatakan juga bahwa pertemuan melihat dari segi epidemologi dan indicator kesehatan keseluruhan kabupaten dan kota.
Papua Barat berada di level sedang, zona merah (berat), zona coklat (sedang), zona kuning (ringan), zona hijau (tidak terdampak), Papua Barat berada di semuanya.
Berdasrkan data analisis tim Provinsi Papua Barat, Papua barat berada di level sedang dan dari 13 kabupaten kota ada yang sedang mendekati ke rendah yaitu Bintuni dan sedang mendekati zona merah yaitu Kota Sorong.
Itu masih bersifat kajian yang dilihat dari aspek kesehatan semata, sementara dari lain misalnya ekonomi perlu juga ada masukan dari stakeholder terkait.
‘’Poinj penting diantarany untuk mempersiapkan new normal harus betul betul kajian data, dan kesiapan aspek kesehatan, terutama kriteria kesehatan, karena ini menyangkut penyelamatan dan antsipasi angka kesakitan dan dampak dari sebaran COVID-19.
Kalau tidak hati-hati kata Tinipa akan ada gelombang, perlu disampaikan semua harus waspada kalau tidak melakukan protocol kesehatan dengan benar dan baik, maka semua berisiko tidak mengenal pangkat dan jabatan.(tam)