Papua Barat

Menarik, Cerita Dominggus Mandacan Ketika Ujian SIM Mobil di Jayapura, Pertama Tak Lulus

120
×

Menarik, Cerita Dominggus Mandacan Ketika Ujian SIM Mobil di Jayapura, Pertama Tak Lulus

Sebarkan artikel ini
Print

Gubernur Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Masih dalam ingatan Gubernur Papua Barat , Drs Dominggus Mandacan ketika Ia pertama mengikuti ujian untuk memperoleh SIM A, tahun 1977, waktu itu Dominggus Mandacan baru Kelas Satu (I) di SMA Gabungan Jayapura, Irina Jaya.

Bukan hanya itu, gubernur yang waktu itu baru menanjak remaja, juga sebagai Anak Arfak seusianya yang pertama punya SIM mengendari mobil. Kelakar gubernur ini sebelum Ia meresmikan Samsat Driver Thru, dan SIM Mobil keliling yang pengurusannya cepat sudah memperoleh SIM.

‘’Dulu urus SIM perlu waktu banyak, sekarang sudah bisa lebih efisien, sekarang ada mobil pelayanan begini bisa keliling kota Manokwari ada di tempat-tempat umum sudah lebih gampang dari sisi waktu tenaga juga dari sisi pembiayaan,’’ ujar Dominggus Mandacan sebelum memberi sambutan pada peresmian Samsat Drive Thru, Kamis (26/3/2021) di Kantor Samsat Manokwari.

‘’Saya punya pengalaman urus sim waktu sekolah di SMA Gabungan Jayapura tahun 1977,  pas umur 17 tahun sudah bisa urus,’’ jelas Dominggus Mandacan.

Pertama urus layaknya pengursan skrang, datang ke Polres mendaftar melihat persyarata, kemudian tes tertulis, tes prakte, namun waktunya yang lama tidak secepat sekrang katanya.

‘’Pertama kita datang di Polres Jayapura daftar, kemudian hari berikut datang lagi mendapat pengarahan,  diberikan buku soal-soal atau pertanyaan-pertanyaan,  itu nanti kita pilih jawaban a, b, c, d, atau begitu dikasih buku saku, pulang belajar dua hari datang lagi,  jadi kita hitung waktu Sudah berapa hari,’’ jelas Dominggus.

‘’Begitu kita datang lagi ke Polres Jayapura sudah siap untuk ujian teori,  yang sudah daftar-daftar kita satu ruangan,  itu kita dikasih soal,  kita duduk kita jawab rambu-rambu jalan yang menunjuk tidak boleh tikungan jangan berhenti,’’ kenang mandacan.

Seingat gubernur, soal ujian itu terkait macam-macam rambu-rambu lalu lintas, Stop dan lain-lain semua pertanya dalam soal dijawab-jawab kemudian dua hari datang lagi ke Polres kita cek lulus atau tidak.

‘’Puji Tuhan lulus,  setelah teori dikasih arahan,  kemudian dua hari lagi kita dating  untuk ujian praktek, ujian praktek di Polres Jayapura itu,  ditaruh patok-patok tiang ada bendera merah,  itu lurus ke kanan ke kiri,  Kita maju itu pas pas sudah dengan mobil,’’ cerita Dmoinggus yang saat ujian ia memakai mobil Toyota kanvas milik bapak angkatnya Kolonel Chayo yang saat itu anggota DPR Irian Jaya.

‘’Kebetulan di rumah itu bapak angkat saya Pak Kolonel Cahyo,  beliau waktu itu jabatan sebagai wakil ketua satu DPR Irian di Jaya pada jadi ada mobil, kemudian dengar hasil lulus, dua kemudian hari kita datang ujian praktek lagi di Polres Jayapura,’’ sambungnya.

Halaman Polres Jayapura (kini Polresta, red) memang terbilang luas sehingga setiap ujian SIM dilakukan dalam halaman Polres.

‘’Itu kan halamannya cukup luas,  ditaruh patok-patok lurus,  kiri dan kanan ke kanan ke kiri, kita ujian maju-maju belok ke kanan,  mundur pakai spion lurus kiri juga begitu lurus,’’ ujar sambilnya senyum-senyum.

‘’Ujian berikutnya pakai kaca spion,  itu tiang rubuh,  karena tiang rubu tidak lulus,  dikasih arahan lagi nanti dua hari baru datang lagi,’’ tutur gubernur syang disambut tawa undangan.

Setelah pulang Ia tidak patah arang, gubernur selama dua hari di rumah melakukan latihan sendiri dengan memakai kalang bekas sebagai halang rintangnya.

‘’Setelah  pulang di rumah, waktu ada kaleng, kasih masih berdiri sesuai ukuran di Polres,  mulai latihan sendiri,  maju , kanan,  mundur,  lihat kaca spion,  besok kita balik lagi ke Polres,  saya dan teman-teman bersamaan itu kita ujian lagi,  ujian praktek pertama tidak lulus kedua lulus,  oke dua hari datang lagi, ujian praktek keluar, atau ujian di jalan,’’ kata Dominggus.

Dominggus masih ingat benar, polisi lalu lintas yang meberi ujian praktek di jalan adala Heri, Hei selain polisi juga atlet angkat berat tim Irian Jaya.

‘’Pak Heri dulu atlit angkat berat Irian Jaya,  pada waktu itu juara dapat medali itu dia anggota polisi,

Heri istrinya orang Kayu Pulau,  badannya besar  Ia duduk sebelah kiri , saya yang setir mobil,  kita keluar dari Polres sesuai jalur yang ada,  sampai di DPR itu kan jembatan dilarang berhenti (Stop, red),  saya tidak stop kan sudah belajar teori kemarin jadi saya tidak stop,’’ sebutnya disambt tawa dan tepuka tangan Pak Kapolda dan undangan.

Gubernur berhenti setelah melwati tanda larangan, atau depan kantor Pos Jaypura.  Ujian di jalan pertama ini gubernur lulus.

‘’Kami maju lagi naik tanjakan (Gunung) Werf, disuruh berhenti di tengah gunung,  suruh stop matikan mesin,  Star lagi,  keseimbangan antara kopling dan gas itu harus seimbang,  mobil tidak boleh mundur,  sudah mobil tidak mundur langsung maju terus menanjakn,’’ ujarkata Dominggus.

Setelah dua mata ujian praket ini dilewati gubernur dngan sukses dan benar, anggota polisi lalu lintas itu pun tak melanjutkan ujian berikutnya, kembali ke Polres menanti hasil ujian.

‘’Besoknya datang ambil SIM,  jadi pas umur 17 tahun kita punya sudah punya SIM A, tinggal diperpanjang, diperpanjang terus,  sampai hari ini tidak ada perpanjang lagi,  karena sudah tidak bawa mobil,’’ ujartertawa.

‘’Ini artinya kita lihat dari segi waktu dan efisiensi waktu,  tenaga,  biaya,  sekarang ini sudah jelas layanan SIM Keliling sudah ada, masyarakat sudah bisa urus SIM hari itu juga bisa keluar,’’ tutupnya.

‘’Ini cerita pengalaman urus SIM,  sekarang sudah tidak seperti  zaman itu lagi tahun 1977, sekarang sudah 2021.

Jadi ketika Ia liburan ke dari Jayapura liburan Manokwari  Ia menceritakan kepada teman-teman seusainya jika ia telah memiliki SIM mobil A.

‘’Saya bilang teman-teman , terutama untuk orang-orang Arfak, orang Arfak pertama punya SIM itu saya,  ini bukan ujian Manokwari,  ini ujian Jayapura,  Manokwari  kan datar-datar saja, kalau  Jayapura kan turun naik bukit,’’ guyon Dominggus menutup cerita indah di sekolah. Yang disambut tepuk tangan meriah.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *