Papua Barat

Dokter Tiniap: Imunitas Kelompok Terbentuk Setelah Vaksinasi Capai 70 Persen

207
×

Dokter Tiniap: Imunitas Kelompok Terbentuk Setelah Vaksinasi Capai 70 Persen

Sebarkan artikel ini
Print

Dokter Arnold Tiniap. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Dokter Arnold Tiniap menegaskan Pemerintah terus mengejar capaian vaksinasi hingga 70 persen kepada masyarakat secara bertahap sehingga tercipta imunitas kelompok.

‘’Sejak diterbitkannya Surat Edaran (SE) dari Gugus Tugas COVID-19 Nasional nomor 11 tahun 1922 dan surat edaran dari Kementerian PerhubunganNomor 21 Tahun 2022,  bahwa pelaku perjalanan dalam negeri yang sudah divaksin kedua keatas tidak dipersyaratkan melakukan pemeriksaan swab antigen maupun sweb PCR,’’ ujar Juru bicara Satgas Covid-19 Papua Barat saat dihubungi papuadalamberita.com melalui sambungan whatsappnya, Sabtu (12/3/2022) pagi.

Baca juga: Cenderung Kasus Positif Covid-19  Papua Barat Turun, Tiniap: Jaga Prokes, Ikut Vaksinasi

Alumni Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin Makasara ini mengatakan, itu berarti kebijakan pemerintah secara bertahap mulai beralih dari penanganan pandemic dalam waktu dekat akan menetapkan status COVID – 19 di Indonesia ini sebagai endemi.

‘’Tetapi paling penting adalah kenapa dipersyaratkan mereka tidak harus melakukan pemeriksaan sweb padahal sudah dilakukan vaksin dua kali, itu menunjukkan pemerintah mendorong masyarakat tanggungjawab bersama-sama membentuk imunitas kelompok,’’ kata Arnold Tiniap yang dihubungi, Sabtu (12/3/2022) pagi.

Dokter  itu karena imunitas kelompok itu bisa terbentuk kalau orang yang divaksinasi dosis pertama dan dosis kedua mencapai 70% atau lebih, bukan satu dosis 70% atau 80 persen,  kemudian dosis yang kedua di bawah 50% itu belum.

‘’Imunitas kelompok bisa terbentuk apabila vaksin pertama dan kedua sudah 70% lebih, sebagaimana kita lihat di Papua Barat yang dosisi kedua masih sekitar 50an persen,’’ jelas Arnold.

‘’Sehingga Itu menjadi perhatian, bahwa tetap kita harus mendorong masyarakat mendapat vaksin dosis lengkap untuk presentasi 70 persen ketas dan tetap menerapkan protokol kesehatan,’’ sambungnya.

Menurut Tiniap, yang terpentuing dari dua surat edaran diatas adalah adalah meskipun tidak dipersyaratkan pemeriksaan sweb bagi pelaku perjalanan, masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan.

‘’Sekali lagi, jaga jarak cuci tangan, dan paling penting adalah pakai masker. Jadi bukan berarti masyarakat dipermudah dengan perilaku perjalanan tanpa pemeriksaan Sweb, tetap menggunakan protokol kesehatan,’’pesan dokter.

Dosis vaksinasi moderna. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN

Tambah dokter, bahwa kenapa protokol kesehatan sangat penting dan masih berlaku, karena kita tidak mengetahui pandemi kapan berakhir.

‘’Kalau kita lihat dulu varian Alfa, varian umicron, itu menunjukan bahwa virus ini bermutasi terus.  Apakah varian omicron ini akan ada varian baru yang lebih lemah, atau bisa saja lebih ganas dari omicron,  oleh karena itu protokol kesehatan mutlak, terutama pakai masker dalam kondisi tertentu karena untuk menjaga jarak atau tidak ada fasilitas mencuci tangan tidak ada,’’ tuturnya.

Tiniap menambahkan, bahwa yang paling penting adalah pakai masker terutama kalau kita pelaku perjalanan menggunakan pesawat atau kendaraan tertutup, kemudianada yang bergejala, batuk, bersin pilek, flu kemudian yang bersangkutan tidak pakai masker berarti sama saja yang bersangkutan tidak bertanggung jawab.

‘’Sekali lagi masker itu bertujuan untuk melindungi kita dari paparan virus, juga kita melindungi orang lain, juga supaya kita tidak menginfeksi dari orang lain,’’ sebutnya.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *