Papua Barat

Bagaimana Merawat Pasien Positif  di Manokwari, Kenapa Petugas Medis Belum Dikarantina? Ini Penjelasannya

129
×

Bagaimana Merawat Pasien Positif  di Manokwari, Kenapa Petugas Medis Belum Dikarantina? Ini Penjelasannya

Sebarkan artikel ini
Print

Seorang petugas dengan alat pelindung diri di rumah sakit Provinsi Papua Barat, Manokwari, Jumat (17/4/2020). FOTO:istimewa/papuadalamberita.com.

MANOKWARI,KLIKPAPUA.COM– Pemerintah Daerah Provinsi Papua Barat, melalui Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Papua Barat, mengatakan sejak Jumat (18/4/2020) dua pasien yang positif CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19) asal Manokwari dirawat di rumah sakit provinsi di Reremi Puncak Manokwari kesehatannya normal.

Baca juga: Jubir Gugus Tugas COVID-19 Papua Barat: Tanpa itu Korban di Masyarakat Makin Banyak

Baca juga: 24 Sampel Negatif, Dua Positif di Kota Sorong Tertular dari Siapa? Ini Penjelasan dr Arnold Tiniap

‘’Kedua pasien keadaan umum baik, mereka dikasih vitamin dan nanti akan dinilai sekitar tuju (7) hari kedepan. Karena mereka diambil swabnya tanggal (7/4/2020) sampai hari sudah 12, sampai 14 hari kemudian diperiksa ulang swabnya, kalau keadaannya membaik dalam artian tidak ada keluhan lain dari hari pertama sampai dengan pengambilan swab di hari ke-14 mereka dipualngkan,’’ ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Papua Barat dr Arnoldus Tiniap kepada wartawan Ahad (19/4/2020) di Swiss Belhotel Manokwari.

Menurut Jubir nanti sekitar hari rabu atau kamis minggu depan kita ambil swabnya untuk dikirim dan dipastikan kalau dia negative,  jika hasil negatif  keduanya periksa kedua kali, kalau pemeriksaan negatif berarti keduanya bisa kembali ke rumah.

‘’Jadi tidak perlu lama tinggal di rumah sakit,  yang penting saat ini dipantau kesehatannya, makan teratur dan  istirahat teratur,’’ jelas juru bicara.

Dirawat sejak Jumat (17/4/2020), mulai dari pemindahaan dari karantina mandiri tempat mereka tinggal hingga pindah ke rumah sakit provinsi tidak ada kontak langsung petuigas medis dengan keduanya, kontak langsung seperti bersentuhan.

Petugas yang mengantar sampai ke RSUD Provinsi pun dilengkapi dengan alat pelindung diri, kemudian petugas yang merawat di rumah sakit juga dilengkapi alat pelindung diri.

‘Tidak kontak dengan mereka, teman-teman pergi kesana mengantar juga tidak ada kontak langsung, kemudian obat kita taruh di tempat  dia yang ambil di situ,  kita tidak ada kontak dengan tempat tidurnya, peralatannya dan  orangnya,’’

Sehingga petugas medis menggunakan masker dan pakai sarung tangan kalaupun tidak pakai sarung tangan jangan bersentuhan, jangan pegang alat-alat makan atau minum yang dipakai, alat-alat itu dibersihkan sendiri oleh kedua pasien.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Papua Barat dr Arnold Tiniap. FOTO:rustam madubun/papuadalamberita.com.

Kondisi kesehatan kedua pasien positif corona yang normal dan tidak memiliki keluahan, serta tidak ada sentuhan langsung dengan tenaga medis yang menanganani, serta tenaga medis menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarang tangan medis menjadi pertimbangan Gugsu Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Papua Barat belum mengkarantina kedua para medis yang menangani pasien positif corona Manokwari tersebut, walaupun protocol kesehatan seharusnya tenaga medis dikarantina.

‘’Tidak ada karantina khusus untuk petugas medis yang menangani dua pasien positif, memang prosedurnya harus dikarantina, tapi itu petugas yang langsung ada kontak misalnya dia pasang infus, pasang selang untuk makan atau melakukan tindakan untuk pakai alat-alat bantu nafas mengambil swabnya berarti ada kontak langsung itu yang perlu di karantina,’’ jelas dokter Tiniap.

Kenapa petugas yang merawat pasien positif COVID-19 harus dikarantina menurut juru bicara, dikhawatirkan petugas kesehatan itu bisa tertular, kemudian menularkan ke teman, anggota keluarga, atau menularkan ke tempat lain lagi,  sehingga rantai penularan itu bertambah jadi harus diisolasi tapi mereka karena keadaan umumnya baik-baik.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *