Tangkal Virus Covid -19. 19 Penumpang Speed Boat Kiti Kiti DPRD Fakfak, Yang Tiba Minggu Malam 29 Maret 2020 di Pelabuhan Motor Laut Fakfak Masuk Karantina Khusus di Balai Diklat. Senin 30 Maret 2020. FOTO : RICO LET’s.papuadalamberita.com.
PAPUABARATDALAMBERITA.COM. FAKFAK – Guna mencegah penyebaran virus Covid -19 di Kabupaten Fakfak, sebanyak 19 penumpang Speed Boat Kiti – Kiti milik DPRD Fakfak yang menerobos area Lockdown pada minggu malam (29/03/2020) sekitar jam 21:30 WIT di pelabuhan motor laut kini telah menjalani masa karantina khusus di Balai Diklat Pemkab Fakfak pada Senin sore (30/03/2020) sekitar jam 17:00 WIT.
Sesungguhnya 20 penumpang yang terdiri dari 16 Mahasiswa dan 4 ASN namun data yang tercatat hanya kurang 1 ASN sehingga total 19 penumpang yang menjalani proses karantina khusus di Balai Diklat Fakfak.
19 penumpang yang kini menjalani karantina khusus, sebelum masuk di ruang karantina dilakukan pemeriksaan sesuai SOP yang berlaku dalam penanganan pencegahan Covid -19, sebelum masuk dalam ruang karantina satu persatu di semprot disinfektan hingga pemeriksaan suhu badan dengan menggunakan thermo gun.
Bahkan dalam proses karantina 19 penumpang Speed Boath DPRD Fakfak dengan nama lambung Kiti kiti itu, langsung di awasi secara ketat dari Ketua Satgas percepatan penanganan Covid -19, Drs. Ali Baham Temongmere, MTP dan Dandim 1803 Fakfak, Letkol. Inf. Yatiman.
Sekda Fakfak, Drs. Ali Baham Temongmere, MTP, kepada awak media di Balai Diklat Pemkab Fakfak yang kini dijadikan lokasi karantina, mengatakan, sejak Kabupaten Fakfak memberlakukan tutup terbatas guna mencegah wabah virus corona, maka saat ini siapa saja yang menerobos masuk Fakfak tetap akan menjalani proses karantina apa lagi mereka yang masuk dari daerah – daerah yang diduga endemik corona.
“Siapa saja yang masuk Fakfak menerobos daerah tutup terbatas, apa lagi mereka dari daerah yang dicurigasi endemik Corona maka sudah barang tentu akan menjalani proses karantina khusus selama 14 hari”, tegas Ali Baham Temongmere
Menurutnya, 19 penumpang speed boat Kiti Kiti milik DPRD Fakfak dikarantina bukan karena melanggar hukum tetapi dikarantina sesuai prosedur penanganan Covid -19, apa lagi meraka masuk dari Sorong yang diduga merupakan salah satu daerah endemik Corona.
19 Penumpang Speed Boat Kiti Kiti DPRD Fakfak, Tiba di Pelabuhan Motor Laut Fakfak Pada Minggu Malam 29 Maret 2020, Dari Sorong Seetelah Berhasil Menerobos Lockdown Wilayah Fakfak. FOTO : RICO LET’s./papuadalamberita.com.
Setelah nantinya 19 orang yang telah menjalani proses karantina selama 14 hari dan dari hasil pengawasan selama itu dinyatakan sehat maka mereka akan dikembalikan ke rumahnya masing – masing.
“Kalau selama 14 hari masa karantina berakhir dan dinyatakan tidak mengalami gangguan kesehatan sudah pasti dikembalikan ke rumah mereka masing – masing”, tutur Ali Baham Temongmere.
Sementara itu, salah satu keluarga penumpang Speed Boat Kiti Kiti DPRD Fakfak, yang ikut dikarantina, kepada papuadalamberita.com. mengatakan, keluarganya merasa khawatir akan nasib anak yang tak bisa kembali ke Fakfak akibat lockdown membuat keluarga dengan terpaksa harus menerobos Lockdown di Fakfak untuk dapat mengambil anak – anaknya yang sudah tertahan di Sorong selama beberapa hari setelah tiba dari Yokyakarta.
“Keluarga khawatir dengan kondisi di Sorong yang sudah ada positif Corona sehingga dengan kecemasan atas nasib anak – anak kami di Sorong membuat keluarga meutuskan untuk menyelamatkan anak – anak yang telah beberapa hari tiba di Sorong untuk dibawa kembali ke Fakfak”, tandsnya yang tak ingin identasnya tidak dipublikasikan.
Sebagai orang tua pasti khawatir dengan kondisi anak di Sorong yang sudah tertahan beberapa hari di kota minyak itu, sehingga keluarga nekat menerobos lockdown walaupun dia menyadari sebelumnya tidak melakukan kordinasi dengan Pemerintah Daerah maupun tim satgas penanganan Covid -19.
Pantauan media ini di pelabuhan motor laut ketika 19 penumpang ini tiba, petugas kesehatan melakukan penyemprotan disinfektan terhadap semua penumpang hingga pada pemeriksaan suhu badan dengan menggunakan thermo gun dan setiap penumpang dicatat nama dan alamatnya hingga petugas menanyakan kondisi kesehatan mereka.
Beberapa petugas kepada wartawan mengatakan, dari hasil pemeriksaan suhu badan 19 penumpang dinyatakan normal dan mereka tidak mengalami keluhan sakit baik flu, pilek, batuk dan demam.(RL 07)