Program kemitraan masyarakat pelatihan pembuatan briket arang dari limbah pelepah kelapa sawit dan kotoran sapi sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah di Kampung Majemus Distrik Masni Kabupaten Manokwari, (05/08/22). PAPUADALAMBERITA. FOTO: ISTIMEWA.
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai energy alternative terus menjadi focus pemanfaatan limbah dengan harapan menjadi mitra antara Universitas Papua dan DLHP Kabupaten Manokwari bersama perusahaan/pelaku usaha melalui Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR= Corporate Social Responsibility) dalam upaya peningkatan ekonomi keluarga dan pembangunan pertanian yang berkelanjutan melalui berbagai kegiatan pemberdayaan.
Fakultas Peternakan Universitas Papua (FAPET-UNIPA) terus melaksanakan berbagai kegiatan pembinaan maupun pengabdian kepada masyarakat, salah satunya melaksanakan kegiatan program kemitraan masyarakat (PKM) berupa pelatihan pembuatan briket arang dari limbah pelepah kelapa sawit dan kotoran sapi sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah di Kampung Majemus Distrik Masni Kabupaten Manokwari, (05/08/22).
Tim pelaksana kegiatan terdiri dari Evi Warintan Saragih, S.Pt., M.Sc., PhD; Prof. Dr. Ir. Budi Santoso, MP.; Purwaningsih, S.Pt., M.Sc. Muhamad Sabri Ollong, S.TP petugas penyuluh peternakan dari BPP Prafi, yang diikuti mahasiswa PKL (Praktek Kerja Lapangan). Dalam pelaksanaan kegiatan ini, tim pelaksana memberikan bantuan alat/mesin sebagai investasi untuk kelompok mitra berupa mesin penggiling kotoran hewan multifungsi, alat cetak briket serta kompor briket.
Mesin dan alat tersebut diproduksi sendiri di bengkel Taman Ternak Fakultas Peternakan Universitas Papua. Peserta pelatihan kegiatan merupakan kelompok petani-peternak mitra di wilayah Distrik Masni Kabupaten Manokwari yang berjumlah 6 orang.
Bahan baku briket arang antara lain kotoran hewan (kohe) sapi, pelepah kelapa sawit, dan tepung tapioka sebagai perekat. Peserta pelatihan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini karena mereka belum tahu tentang briket arang sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah.
Peserta tertarik belajar untuk membuat briket arang berbahan dasar limbah biomassa ini saat pelatihan, hal ini dapat dilihat dari keaktifan peserta dalam sesi tanya jawab dan praktek pembuatan briket.
Selaku Dosen Pendamping, Evi Saragih, mengatakan, kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun anggaran 2022.
“Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui pelatihan, pendampingan, dan pemberdayaan masyarakat yakni kelompok petani-peternak mitra,’’ jelas Evi.
‘’Melalui kegiatan ini diharapkan agar kelompok petani-peternak mitra memahami dan mampu mengolah dan memanfaatkan limbah perkebunan kelapa sawit dan limbah peternakan khususnya kotoran sapi menjadi produk yang memiliki nilai jual” sambung Evi
Lanjut Evi, kegiatan ini melatih masyarakat agar dapat meminimalisir limbah sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan dan memanfaatkannya secara optimal serta membangun jiwa entreprenurship.
Dengan pelatihan ini diharapkan kelompok petani-peternak mitra dapat memproduksi briket arang dengan bahan baku yang ada di lingkungan sekitar secara kontinyu.
Tujuan pelatihan ini ke depannya adalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi sebagai alternatif bahan bakar minyak tanah yang mulai langka maupun untuk dipasarkan sehingga meningkatkan taraf perekonomian masyarakat melalui usaha briket arang, masyarakat tidak tergantung lagi pada minyak tanah, gas elpiji, dan kayu bakar yang ketersediaannya tidak menentu karena bisa menggunakan energi alternatif yaitu briket arang.
Kepala Bidang Pengendalian pencemaran, Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan pengaduan Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Kabupaten Manokwari, Yohanes Ada’ Lebang, mengatakan bahwa Bupati Manokwari sangat merespon baik segala inovasi lingkungan hidup yang diharapkan merupakan partisipasi masyarakat secara langsung dalam peningkatan ekonomi keluarga melalui kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, melalui kegiatan pengelolaan Limbah/sampah.
Khususnya Energi Baru Terbarukan (EBT) berupa Briket, Pellet Biomassa dan Biogas serta Pengelolaan Sampah Melalui Bank Sampah di semua kawasan di wilayah Kabupaten Manokwari untuk mengelola plastik menjadi barang/bahan Jadi, Manggot, kompos dan pupuk cair, maupun inovasi pembangkit listrik tenaga arus laut serta aplikasi penanganan limbah dan sampah.
“kami telah menyiapkan tim ahli sebagai mitra kami diantaranya perwakilan Universitas Papua dan Black Gold Briket Sagu Manokwari untuk melakukan presentasi dihadapan Bupati Manokwari bersama pihak terkait, diharapkan program kemitraan ini menjadi cikal bakal program lingkungan hidup yang berkelanjutan di Kabupaten Manokwari dan didukung oleh semua pihak serta masyarakat Manokwari menuju kota Lingkungan Hidup,” harap Lebang.(rls/tam)