Mohamad Ali (kanan) bersama tiga petinju membawa nama Provinsi Jawa Tengah di Kejurnas Tinju PPLP se-Indonesia di Manokwari. FOTO: rustam madubun/papuadalamberita.com
Seusai mengkanvaskan lawannya Mohammad Ali memberi salam hormat kepada penonton Manokwari saat menyaksikan tarung hebatnya. FOTO: RUSTAM MADUBUN/papuadalamberita.com
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Dalam sejarah Kejuaraan Nasional (Kejurnas) tinju antar PPLP/PPLPD dan SKO se-Indonesia yang digelar 12-16 November 2019 di Manokwari ada satu petarung yang mampu mendulang medali emas melalui semua pertandinga dengan menang Referee Stops Fight (RSF).
Baca juga: Tangguh, Lagi NTT Juara Umum Kejurnas Tinju PPLP di Manokwari
Ia adalah pelajar SMA Negeri 11 Magelang, Provinsi Jawa Tengah yang senama dengan petinju legendaris dunia, Mohamad Ali.
Anak ketiga dari lima bersaudara ini memiliki rekor mencengangkan selama tampil di ring tinju Kejurnas PPLP 2019 di Manokwari.
Bagaimana tidak, dari empat partai dijelejahinya, pehobi bola basket ini selalu membatasi pertarungan hanya satu ronde, empat lawan yang dihadapinya Ia pukul hingga tersungkur mencium kanvas ring Kejurnas.
Sehingga wasit yang memimpin pertandingan dalam setiap partainya memberi Referee Stops Fight (RSF) atau memberhentikan pertandingan, karena lawannya tidak mampu dan pelatih dari lawannya melempar handuk ke atas ring pertanda petinjunya tidak seimbang hadapi Mohamad Ali.
Karena keperkasaannya Ia berhasil mempersembahkan yang terbaik untuk Kontingen PPLP Jawa Tengah Ia berdi di podium terhormat dengan kalungan medali emas.
Mohamad Ali yang bermain di kelas 60Kg youth putra pada partai ke 18 Rabu (13/11/2019) hanya memberi waktu dua menit dari waktu tiga menit pertandingan untuk Agung Prayogo,
Agung Prayogo pun sempoyongan setelah pukulan kerasnya mengenai bagian perut petinju asal Provinsi Riau itu dan kalah RSF.
Pada pertandingan hari kedu petinju asal Papua Kalfin Andre dibuat Mohammad Ali tidak berdaya, wasit dua kali memberi hitungan kepada Kalfin, karena Kalfin tumbang dari pukulan keras kepalan tangan Muhammad Ali.
Petinju ketiga yang nasipnya sama buruknya dengan Agung Prayogo dan Kalfin Ander yang dibuat Mohammad Ali adalah petinju asal Sulawesi Utara, Marcovan. Mohamad Ali di partai hari ketiga menempati sudut biru memukul Marcovan di sudut ringnya sendiri hingga bertekuk lutut.
Duel Mohhamad Ali dan Ilham Muhamad di partai final Kejurnas Tinju PPLP, Sabtu (16/11/2019) di Manokwari. FOTO: RUSTAM MADUBUN/papuadalamberita.com
Partai pamungkas untuk merebut kasta tertinggi di kelas 60Kg Kejurnas Tinju antar PPLP 2019 di Manokwari, hanya dengan hitungan detik Ilham Muhammad dari Maluku Utara tersungkur duduk lesu di kanvas ring setelah dua pukulan beruntun Muhammad Ali mendarat di tubuh Ilham Muhammad, dengan hasil itu Ia juara pertama di kelasnya dengan hasil memukau.
‘’Anda empat kali tanding semua menang RSF, perasaan mas gimana? Tanya papuadalamberita.com pada Mohammad Ali seusai menerima medali emasnya.
‘’Sebelum pertandingan sudah menyiapkan diri beberapa bulan, yaitu latihan rutin sendiri, belajar sendiri. Alhamdulillah saya bisa menang atas lawan-lawan saya. Semua sesuai target dari bapak,’’ ujarnya kepada wartawan di Lapangan Borasi Manokwari.
Kejurnas Tinju PPLP se Indonesia di Manokwari Papua Barat merupaan ajang pertama Mohammad Ali merengku juara satu dan meraih medali emas.
‘’Ini baru pertama kali dapat medali emas kejuaraan tingkat nasional di Manokwari,’’ jelas Mohammad Ali.
Wasit meberi hitungan kepada petinju Maluku Utara Ilham Muhammad setelah dipukul roboh oleh Muhammad Ali pada partai final, Sabtu (16/11/2019). FOTO: RUSTAM MADUBUN/papuadalamberita.com
Tentunya tidak henti-hentinya Ia mengucapkan terima kasih tidak terhingga kepada Allah SWT yang meberi prestasi, kesehatan dan keselamatan selama bertanding.
‘’Ucapan terima kasih yang sama juga kepada keluarag yang tidak henti-hentinya mendoakaan saya selama ini hingga kini berada di Manokwari, mudah-mudahan saya selamat sampai pulang ke Jawa Tengah,’’ harapnya.
Karena reputasi dan prestasi tinju di kelasnya Ia yang telah mengikuti Pra PON di Ternate, akan kembali ke Jawa Tengah memperisapkan diri menghadapi Pra PON di Bgor.
Harapannya menjadi terbaik di Pra PON sehingga Ia dapat kembali lagi ke Papua tentunya dengan membawa bendera Jawa Tengah pada PON XX tahun 2020 nanti.
”Semoga saya lolos di Pra PON untuk membela Jawa Tengah di PON XX tahun 2020 di Papua. ”Kalau lolos pra PON nanti ke Papua juga kan,” singkatnya.(tam)