Ketua TP PKK Provinsi Papua Barat Roma MP Waterpauw saat pembukaan asistensi program gerakan sadar Pangan aman B2SA, dan isi piringku dengan pangan lokal untuk mendukung pengurangan angka Stunting di Auditorium PKK Provinsi Papua Barat, Arfai Manokwari, Selasa (28/6/2022). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN.
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Papua Barat Roma MP Waterpauw mengungkapkan angka stunting di Papua Barat di Tahun 2022 secara nasional berada pada angka 26,2%. Dari 13 kabupaten dan kota, enam (6) diantaranya memiliki angka prevalensi stunting di atas 30%.
Baca juga: Ketum TP PKK Ingatkan Orang Tua Perhatikan Gizi Anak, Batasi Makanan Instan
Hal itu disampaikan Ketua TP PKK Papua Barat saat sambutan pembukaan asistensi program Gerakan Sadar Pangan aman Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), dan isi piringku dengan pangan lokal untuk mendukung pengurangan angka Stunting di Auditorium PKK Provinsi Papua Barat, Arfai Manokwari, Selasa (28/6/2022).
Roma MP Waterpauw mengatakan, penguatan kepada para kader dan pengurus dalam kegiatan asistensi ini dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
‘’Sejak pandemi Covid 19 mewabah telah banyak mengubah situasi dan aktivitas sosial dan masyarakat secara global, termasuk sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan pertanian berbagai upaya telah kita lakukan untuk menjaga kesehatan masyarakat, seperti kebersihan, penggunaan masker, penutupan institusi pendidikan, kebersihan pangan, penggunaan masker, penutupan institusi pendidikan, PSBB dan pelarangan acara publik,’’ sebut Ketua TP PKK Papua Barat.
Kanan, Bupati Manokwari mengikuti pembukaan asistensi program gerakan sadar pangan aman B2SA, dan isi piringku dengan pangan lokal untuk mendukung pengurangan angka Stunting di Auditorium PKK Provinsi Papua Barat, Arfai Manokwari, Selasa (28/6/2022). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN.
Namun Roma MP Waterpauw menyebutkan, bahwa beberapa dari tindakan tersebut berkontribusi juga dari berkurangnya ekonomi, salah satu adalah kebutuhan akan bahan pokok yang menurun.
Tentunya diperlukan upaya pendorongan masyarakat agar memanfaatkan lahan mereka dengan menanam berbagai macam jenis makanan lokal dengan tujuan untuk mengantisipasi krisis pangan pasca pandemi COVID 19.
‘’Dari tempat ini saya mengajak kader dan pengurus yang hadir secara luring dan daring mengajak masyarakat untuk menggiatkan kegiatan berkebun agar kesediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas, dan baik tetap terjaga dengan ketersediaan bahan lokal yang berkualitas, secara tidak langsung telah membantu dan membangun ketahanan diri di tengah-tengah keluarga dan mencegah stunting,’’ pesanya.
‘’Izin melaporkan, kami telah melakukan rapat koordinasi dengan keluarga TP PKK provinsi, kota dan kabupaten. Kami menceritakan, ketika kami kecil orang tua kami mempunyai lahan yang tidak terlalu luas hanya 5 kali 4 meter atau 20 meter persegi, tapi dalam 20 meter persegi itu kami menanam ada cabai ada kunyit ada daun singkong labu siam dan banyak lagi di lahan yang sempit ,’’ ujarnya mencontohkan.
Menurut dia, sebenarnya jika masyarakat menggunakan lahan-lahan dengan baik untuk Ini, harusnya stunting bisa dicegah, karena itu pengalaman pada saat kecil dulu diberikan oleh masa kecil yang berharga dan diajarkan untuk mulai menanam.(tam)
Dari Kiri, TP PKK Manokwari Selatan saat pembukaan asistensi program Gerakan Sadar Pangan aman B2SA, dan isi piringku dengan pangan lokal untuk mendukung pengurangan angka Stunting di Auditorium PKK Provinsi Papua Barat, Arfai Manokwari, Selasa (28/6/2022). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN.