Scroll untuk baca artikel
Papua Barat

Piet-Matret : Masyarakat Bintuni Jangan Terhasut Politik Identitas

228
×

Piet-Matret : Masyarakat Bintuni Jangan Terhasut Politik Identitas

Sebarkan artikel ini
Print

Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Teluk Bintuni nomor urut 2, Ir Petrus Kasihiuw,M.T – Matret Kokop,S.H menghadiri peresmian 10 Posko di Tahiti,  Bintuni, Rabu (30/9/2020). PAPUADALAMBERITA. FOTO: istimewa

PAPUADALAMBERITA.COM. BINTUNI – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Teluk Bintuni nomor urut 2, Ir Petrus Kasihiw, M.T dan Matret Kokop, SH (PMK2) mengapresiasi para pendukungnya yang sudah patuh terhadap protokol keaehatan (Prokes).

“Saya lihat di sini sudah bagus, sudah pakai masker dan disediakan tempat pencucian tangan. Saya ingin agar semua posko menerapkan protokoler kesehatan yang sama, kalau tidak, saya dan Bapa Matret tidak mau menghadiri. Kita memang ingin menang, tapi apalah arti kemenangan jika harus jatuh korban karena Corona? Tidak to,” kata Piet Kasihiw saat meresmikan 10 posko relawan PMK2 jilid 2 di Posko Mangga Lima Tahiti Sebyar, Rabu (30/9/2020).

Karena itu lanjut calon bupati petahana Teluk Bintuni ini mengingatkan kepada para pendukuung dan simpatisannya untuk tidak terhasut dengan politik identitas yang dilakukan orang tak bertanggung jawab.

“Jadi ini sudah mulai banyak rumor isu yang beredar tentang siapa suku asli lah, mau pilih agama ini dan agama itu lah. Jangan begitu, jangan bermain dengan politik identitas. Kalau mau bicara suku, lalu ini siapa yang naik sebagai calon wakil bupati bersama saya? Matret Kokop to. Lalu Suku Sebyar mana yang naik lagi yang asli Sebyar? Coba kam jawab?,” sebut Piet Kasihiw dengan nada tanya disambut teriakan bersama warga yang hadir dengan “Matret Kokop”

Piet mengingatkan kembali kepada warga dan simpatisannya, bahwa pilihlah pemimpin yang betul-betul memperhatikan hak-hak adat dari masyarakat. “di Sebyar itu hutan sagu begitu besar siapa yang punya.

“Itu punya kalian, anak-anak Suku Sebyar, tapi apa hutan sagu itu kalian yang punya? Bukan to? Makanya ikut saya dan Pak Matret. Kami ini akan kembalikan seluruh hak-hak adat masyarakat yang telah hilang. Karena kami berjuang betul-betul untuk masyarakat” ujarnya.

Lebih lanjut Piet mengatakan, dirinya bersama Matret Kokop sudah hadir untuk Bintuni sejak masih sebelum pemekaran dan kini mereka juga berjuang untuk dana Bagi Hasil (DBH) yang menjadi hak masyarakat adat.

Ini sudah jadi Perdasus. Namun Kasihiw ingatkan lagi, DBH ini bukan untuk beli barang-barang tersier, barang-barang konsumtif. Ini dana harus dipergunakan untuk kemanfaatan masyarakat adat jangka panjang.

“Jangan sampai kita ini berkelahi karena Pilkada. Makanya itu dalam visi misi kita, telah kita tambahkan satu kata lagi, yakni Bintuni yang Damai, Maju, Produktif dan Berdaya Saing, Damai ini bagaimana? Jika masyarakat sudah damai, maka karakternya akan terbangun, untuk membangun Teluk Bintuni yang seutuhnya.” Sahutnya.

Peresmian yang dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat Suku Sebyar itu mendapatkan sambutan yang begitu hangat.

Salah satu tokoh yang dituakan oleh Masyarakat Sebyar, Gun Kaitan ikut mengingatkan kepada warga dan simpatisan, bahwa Piet dan Matret adalah anak-anak asli Teluk Bintuni yang ikut berjuang bagi kabupaten ini.

“Matret ini anak asli Sebyar, kami dari zaman Bintuni masih belum jadi kabupaten sudah saling mengenal, kami ini dan juga Piet Kasihiw sudah berjuang untuk Bintuni. Ini anak-anak Teluk Bintuni,” ujar Gun ketika memberikan sambutannya.(aba)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *