Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Papua Barat. PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
Direktur RSUD Provinsi Papua Barat, Dokter Arnold Tiniap, M.Epid yang ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (29/3/2022). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Peresmian dan pengoperasian Rumah Sakit Daerah (RSUD) Provinsi Papua Barat yang terletak di Kompleks Reremi Puncak Manokwari, Papua Barat yang akan melayani pasien umum dijadwalkan bulan April 2022.
‘’Sebenarnya persiapan peresmian rumah sakit Itu di bulan Maret, tetapi karena kesibukan pimpinan sehingga ini digeser di bulan April 2022. Tetapi pada prinsipnya kita sudah siap untuk membuka pelayanan, dan kita sudah melaporkan kepada bapak gubernur kita akan buka pelayanan umum yaitu per tanggal 1 April 2022 hari Jumat,’’ ujar Direktur RSUD Provinsi Papua Barat, dokter Arnold Tiniap, M.Epid yang ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (29/3/2022).
Menurut Direktur, pada prisnsipnya RSUD Provinsi telah siap mulai dari pelayanan, persiapan di bangsal, perawatan, IGD , dan yang terakhir kita benahi pelayanan dibagian depan terkait font atau formulir, laporan, kuitansi, bagian pendaftaran dan kasir.
‘’Dalam minggu (pekan, red) telah diselesaikan, kita telah lakukan simulasinya dan persiapannya akhir pada Kamis, hari Jumat siap jalan (beroperasi, red), dan telah dilaporkan masa persiapannya ke bapak gubernur Papua Barat,’’ kata Dokter Arnold Tiniap.
Alumni Fakultas kedokteran Universitas Hasanuddin Makasar ini menagtakan, terkait operasional rumah sakit secara administrasi perlu dilakukan pastikan asesmen (penilaian, red) dari lembaga internal Perhimpunan Rumah Sakit Seluru Indonesia (PERSI) pakah betul RSUD Provinsi Papua Barat layak untuk jalan seperti rumah sakit tipe C pada umumnya dan asesmen dari BPJS.
‘’Hasil asesmen mereka, RSUD Provinsi Papua Barat telah memenuhi syarat, ada juga asesmen dari BPJS Kesehatan, apakah rumah sakit daera ini tipe C sudah sesuai standar BPJS untuk melakukan pelayanan atau tidak, BPJS mengeluarkan hasil asesmen bahwa RSUD Provinsi memenuhi syarat,’’ tegas sarja magister epidemiologi ini.
Mesin antri pelayanan pada di RSUD Provinsi Papua Barat, Selasa (29/3/2022). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
Kata Tiniap, untuk memenuhi syarat beroperasi melayani masyarakat dinilai banyak aspek, mulai dari kesiapan sarana-prasarana, medisnya, tenaga dokter spesialis, kemudian tenaga kesehatan, termasuk apa Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah siapkan, dari hasil penilaian PERSI dan BPJS Kesehatan RSUD Provinsi Papua Barat memenuhi persyaratan itu.
‘’Kita telah melengkapi peraturan tentang pelayanan, tentang tarif pelayanan dari awal tahun dibantu biro hukum memproses sampai ke ke,kementerian dalam negeri, pada 1 Maret telah keluar ketentuan tentang pelayanan,’’ sebut Tiniap.
Lanjutnya, bahwa ecara administratif RSUD Provinsi Papua Barat telah siap untuk membuka pelayanan, ada empat pelayanan yang dibuka di RSUD yaitu, pelayanan umum, penyakit dalam, bedah, pelayanan anak, penyakit dalam.
‘’Pelayaban penunjang lain seperti laboratorium, IGD juga telah siap, standar pelayanan untuk rumah sakit Tipe C, polik, dokter spesialis , IGD, kamar operasi, apotek jelas ada,’’ tuturnya.
Apotek, Kasir di bagian layanan RSUD Provinsi Papua Barat, Selasa (29/3/2022). PAPUADALAMBERITA. FOTO: RUSTAM MADUBUN
Menurut direktur, kapasitas bangsal pelayanan dasar ada 187 tempat tidur kapasitas dari ruangan yang tersedia, dengan menghitung tempat tidur yang bisa diisi dalam ruangan.
‘’Saat ini tempat tidur yang kita optimalkan 120 tempat tidur, ada beberapa ruangan yang belum dioptimalkan, kita akan membenahi semua secara bertahap, dan tinggal mengisi yang kosong dengan tempat tidur, secara bertahap kita tingkatkan kapasitas tampung,’’ ungkap Arnold.
Kata Ia, walaupun dibuka pelayanan umum kepada masyarakat, pelayanan untuk pasien COVID-19 juga disediakan.
‘’Status pandemi kan belum berakhir, untuk pelayanan khusus tetap ada, kita siapkan bangsal COVID-19, kita ketahui akhir-akhir ini jumlah pasien Covid kurung sekali, tetapi kita antisipasi, karena pelayanan pasien COVID berbeda, bedanya mulai dari protokol kesehatannya, bagaimana petugas berinteraksi dengan pasien,’’ tambahnya.(tam)