illustrasi pelaksanaan rapid tes. PAPUADALAMBERITA. FOTO : rustam madubun
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Berdasarkan hasil tracking, sejumlah mahasiswa yang ikut aksi demo penolakan omnibus law undang-undang cipta kerja beberapa waktu lalu diketahui tidak tertular korona. Namun penularan melalui kontak erat karena bermukim dalam salah satu Asrama.
“Mereka tertular melalui kontak erat karena tinggal satu asrama. Setelah dilakukan tracking terjadi penambahan sehingga menjadi klaster baru,” kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Sorong Ruddy Laku di Kantor Wali Kota Sorong, Senin (19/10/2020).
Asrama tersebut kini menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Untuk kepastian awal muasal mereka tertular corona masih dilakukan penyelidikan petugas.
Namun, tingkat penularan di asrama memang diakui lebih rentan dan sulit dihindari. Saat ini, para mahasiswa tengah menjalani isolasi mandiri dan terus dipantau kesehatannya oleh petugas kesehatan mendampingi para mahasiswa. “Mereka tidak terlibat dalam aksi demo” ujar Ruddy
Dengan penambahan kasus itu, hingga hari Senin, terdapat penambahan 136 kasus Covid-19 di Kota Sorong. Total kasus terkonfirmasi positif berjumlah 1.637 kasus.
Sementara, tercatat pada 26 Oktober 2020 kota Sorong kasus positif covid-19 mencapai 1847 (press release satuan tugas Covid-19 Provinsi Papua Barat) dan diprediksikan masih akan bertambah.
Untuk 12 kabupaten dan satu kota di Papua Barat, Kota Sorong masih menempati urutan pertama tertinggi Covid-19 di Papua Barat, yang masih dalam perawatan 121 orang, sembuh 1.689 orang dan meninggal dunia akibat tertular virus corona sebanyak 28 orang.
Data diatas menunjukan virus ini dapat menginfeksi siapa saja, tanpa memandang status, jabatan maupunpekerjaan. Oleh karena itu semua pihak tanpa terkecuali tetap melaksanakan protokol kesehatan.(izh)