Pelatih kepala, asisten pelatih dan petinju PPLP NTT bersama piala juara umum setelah meraih lima medali emas, dua medali perak dan empat medali perunggu pada Kejurnas Tinju antar PPLP se Indonesia di Manokwari (12-16/11/2019), Sabtu (16/11/2019). FOTO: RUSTAM MADUBUN/papuadalamberita.com.
Petinju Wanita PPLP NTT bersama piala juara umum Kejurnas Tinju antar PPLP se Indonesia di Manokwari (12-16/11/2019), Sabtu (16/11/2019). FOTO: RUSTAM MADUBUN/papuadalamberita.com.
Petinju PPLP NTT bersama piala juara umum Kejurnas Tinju antar PPLP se Indonesia di Manokwari (12-16/11/2019), Sabtu (16/11/2019). FOTO: RUSTAM MADUBUN/papuadalamberita.com.
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Kontingen Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil mempertahankan gelar juara umum di ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Tinju antar PPLP/PPLPD dan SKO se-Indonesia yang digelar di Manokwari Papua Barat, 12-16 November 2019.
Kejurnas diikuti 13 provinsi, PPLP Tinju NTT merengkuh juara umum dengan raihan lima medali emas, dua medali perak dan empat medali perunggu dengan 37 poin.
Poin PPLP NTT jauh diatas Kontingen Provinsi Sulawesi Selatan yang hanya memperoleh poin 20 sebagai juara umum ketiga dan Kontingen Provinsi Sumatera Barat 26 poin juara umum kedua.
Petinju-petinju NTT masih terlalu tangguh di Kejurnas 2019, terlihat dari tujuh petinjunya dipartai final, lima petinju memperoleh medali emas, yakni Domenika Asnat Abayo di kelas 54Kg junior putri menang angka atas petinju tuan rumah Papua Barat Febiola Sroyer, Peres Djo kelas 42Kg junior putra menang angka dari Madil Tambaika Maluku Utara.
Baca juga: Tujuh Petinju Melaju ke Final Kejurnas, NTT Tidak Mau Takabur di Manokwari
Medali emas ketiga NTT paling spektakuler diraih Dio Kobanu yang bermain dua menit dibabak pertama setelah memukul roboh petinju Banten Agustinus Sapan di kelas 44Kg junior putra, pertandingan partai ke 127 ini Dio menang Referee Stops Fight (RSF) ata slawannya.
Setelah tiga medali emas, NTT mendulang lagi dua medali emas melalui Flanuary Yeriko Daud mengalahkan Vijay Runtuwene dari Sulawesi Utara di kelas 50Kg dan Krispinus Hollo menang angka di kelas 52Kg junior putra melawan Felix Antonio dari Bogor.
Dua petinju NTT penyumbang medial perak yaitu Lomina Nyanyi di kelas 52Kg youth putri kalah angka dari petinju Silia Mustika Papua Barat dan Kalvin Sir kalah angka dari Michael Jurico dari Kalimantan Selatan di kelas 49Kg youth putra.
Pelatih kepala PPLP Tinju NTT, Karel Muskanan, S.Sos, Msi yang ditemui puadalamberita.com mengatakan, keberhasilan ke lima sebagai juara umum merupakan buah dari kerjasama tim antara atlet dan pelatih yang dilakukan dengan tekun sejak dari latihan sampai dengan pertandingan.
‘’Wujudnya adalah kemampuan teknis dan mental tanding yang diperoleh selama latihan dapat diterapkan secara baik sesuai harapan atlet dalam melakukan pertandingan,’’ ujar Karel Muskanan.
Duel “maut” Domoinika Asnat Bayo petinju NTT sudut biru melawan petinju Papua Barat Feniola Sroyer sudut merah berakhir dengan kemenangan petinju NTT pada Kejurnas Tinju antar PPLP Se-Indonesia, Sabtu (16/2019) di Lapangan Borasi Manokwari. FOTO: RUSTAM MADUBUN/papuadalamberita.com.
Karel menambahkan keberhasilan ini juga merupakan wujud dari dukungan dan doa banyak pihak, baik pemerintah NTT, warga NTT di Manokwari yang memberikan suport dan panitia penyelenggara (Dispora Papua Barat) serta Pengurus Provinsi Pertina Papua Barat.
Asisten pelatin tinju PPLP NTT Yanto Fallo mengataka, keberhasilan yang diperoleh kontingen NTT tahun 2019 mempertahankan gelar juara umum yang sebelumnya didapat ketika Kejurnas Tinju antar PPLP di Bengkulu tahun 2018.
Lima kali juara umum Kejurnas PPLP yakni pada tahun 2016, tahun 2017, tahun 2018 dan 2019 di Manokwari dan sekali juara umum Junior se Indonesia pada tahun 2016.
“Jadi, selama empat tahun kami tinju PPLP NTT lima kali juara umjum,’’ jelas Assisten pelatih tinju PPLP NTT Yanto Fallo kepada wartawan Sabtu (16/11/2019) malam di arena Kejurnas tinju PPL Lapangan Borasi Manokwari.
Kata Dia, kunci Keberhasilan mempertahankan juara umum dalam Kejurnas 2019 kuncinya ketekunan dalam proses latihan.
‘’Untuk pembinaan atlit tinju PPLP, karena di Kupang setiap tahun punya pertandingan, disitu kita lihat atlit yang terbaik, kita panggil masuk PPLP untuk melengkapi kouta dalam mengikuti setiap Kejurna PPLP yaitu 13 petinju,’’ jelas Yanto Fallo.
Pada Kejurnas dua tahun lalu NTT selalu menurunkan 12 petinju, karena setiap tahun prestasi NTT grafiknya naik, maka pada Kejurnas tahun 2019 ditambah koutanya menjadi 13 petinju.
Petinju PPLP NTT Dio Koebanu sudut biru melawan petinju Agustinus Sapan, Banten. FOTO RUSTAM MADUBUBN/papyuadalamberita.com
’Untu pebinaan atlit berprestasi, di PPLP Tinju NTT juga ada regenerasi dalam pergantian atlit yaitu pertama adalah soal usia pelati, kedua jika atlitnya tidak berprestasi akan degradsasi sendiri,’’ tegas asissten pelatih
Ia menambahkan, soal pelatih, Puji Tuhan dalam empat tahun terakhir ini masih diberikan kepercayaan kepada kami karena memiliki prestasi yang baik dalam menagani atlit selama empat tahun berjalan baik dan prestasi.
‘’Jika pelatih tidak memeliki prestasi masih diberikan kesempatan setahun lagi untuk meningkatkan prestasinya, namun jika tidak prestasi akan dievaluasi dan diganti oleh Pengprov, Pengprov yang menentukan pelatihnya,’’ urainya.(kew/tam)