Ahmad Hamza dan Mayda Sehe kedua orang tua dari pemain tim nasional Indonesia SEAG 2023, Fajar Fatur Rahman yang ditemui wartawan di Bandara Rendani Manokwari, Sabtu (27/5/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.
PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Pelatih Timnas SEAG 2023 Indra Sjafri, pelatih Timnas PSSI Shin Tae-yong, Ketua Umum PSSI, Menteri Pemuda dan Olahraga, Presiden sampai warga Indonesia dari sabang Sampai Merauke boleh bangga, Tim Sepakbola SEAG 2023 meraih medail emas.
Baca juga: Winger Timnas SEAG 2023 Pulang Kampung
Bangga juga ada pemain tim nasional Indonesia salah satunya dari Manokwari Papua Barat berkaki emas, setelah menjadi pencetak gol terbanyak, lima gol, yaitu Muhammad Fajar Fatur Rahman.
Tetapi ada lima orang paling berpengaruh dibalik kesuksesan Fajar pemain sayap ini sebelum bergabung di Timnas PSSI sejak usia 14 hingga Timnas PSSI Usia 22 tahun, siapa mereka?
Satu dari Makian, Ternate Maluku Utara, Tidore Maluku Utara, dari Jayapura, Nabire dan satunya dari Sorong, yang semuanya bermukim di Manokwari, ini penuturan Ibu dan Ayah Fajar kepada wartawan di Bandar Udara Rendani Manokwari, Sabtu (27/5/2023).
Kelima orang ini tidak semua pemain sepakbola hebat, tetapi mereka menjadi penentu sehingga Fajar dapat merengkuh prestasi di SEAG 2023.
Peluk erat sang Ibu dari pemain tim nasional Indonesia SEAG 2023, Fajar Fatur Rahman saat menjemput putranya di Bandara Rendani Manokwari, Sabtu (27/5/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.
Ahmad Hamza asal Tidore Monto Maluku Utara sebagai ayahnya, Mayda Sehe asal Ternate Makian Maluku Utara sebagai ibu dari Fajar.
Kepada wartawan keduanya berceritra, pencetak lima gol di SEAG 2023 itu tidak ujuk-ujuk (tiba-tiba, red) langsung melijit masuk tim nasional Indonesia.
Prosesnya panjang, sejak kecil tinggal di Kampung Ambon Tengah, Manokwari, hingga pindah sebagai warga Trnasito Wosi Manokwari.
Orang pertama yang mendorong Fajar meraih impian dan kampiun ayahnya, selalu memberikan ruang dan waktu untuk Fajar bermain bola sejak kecil.
‘’Selaku orang tua bangga dengan prestasi anak, tetapi diakui itu juga atas dukungan doa masyarakat dari Sabang sampai Merauke, doa dari warga Manokwari Papua Barat,’’ tutur Ahmad Hamza.
Menurut ayahnya, bakat Fajar bermain bola dari kecil, ia sebagai orang tua mendukung, sehingga setamat SMP Negeri Manokwari Fajar direstui hijrah ke pulau Jawa bagian barat.
‘’Dia sudah main bola dari kecilsejak tinggal di Kampung Ambon, main di jalan bersama teman-temanya,’’ cerita ibunya.
Fajar main di Jalan Aru Kampung Ambon Tengah karena jalan itu sepih jarang dilewati kendaraan, dan agak masuk kedalam.
‘’Fajar lahir di kampung Ambon, sekolah taman kanak-kanak (TK) di Kampung Ambon, di sana dia main bola dengan teman-teman di jalan ,’’ kenang abi dan uminya.
Menurut keduanya, ketika Fajar SMP rumah keluarga pindah ke Wosi Transito, disitulah mereka berjumpa Ketua RT dan anaknya Oni Kambu.
Oni Kambu menjadi orang kedua dibalik kesuksesan Fajar hingga ke Timnas, karena atas ajakan dan saran Oni Kambu Fajar bersama putranya untuk masuk sekolah sepak bola (SSB) Mansinam FC yang ditukangi mantan pemain Timnas SEAG tahun 1996 Aples Gidon Tecuari.
Bak gayung bersambut, dari perantara Oni Kambu Fajar mulai belajar bermain dan latihan sepak bola yang baik dab benar di lapangan sepakbola Kodim Manokwari.
‘’Sejak SMP pindah ke Transito, dekat rumah tetangga ada lapangan bola, kebiasan Fajar bermain bola di jalan raya diteruskan lagi di Transito bersama teman-teman barunya.
‘’Main bola dengan anak-anak kompleks, kemudian diajak ketua RT bersama anaknya ketua RT untuk masuk SSB selalu pergi latihan bersama – sama anaknya ketua RT, Oni kambu, kadang naik ojek, kadang ikut teman – teman,’’ tutur Ibunya jujur.
Setelah masuk SSB Mansinam FC, orang ketiga dibalik sukses Fajar adalah pelatih bertalenta mantan pemain Persipura Jayapura Aples Gidon Tecuari.
Latihan pagi sore di lapangan Kodim, semua materi latihan, baik fisik dan tehnik dilahap habis Fajar, tidak terasa usia Fajar menanjak dewasa, tendangan mulai terarah, pernafasan dan speed terus diatur Aples.
Kemudian ada seorang pemain SSB Mansinam FC hijrah ke Klub ASAD 313 di Jawa Barat yaitu Yanto Wandik, Fajar terus saja berlatih di lapangan Kodim.
Yanto Wandik inilah menjadi orang keempat ikut berjasa dalam perjalanan Fajar menuju Timnas PSSI, satu saat Yanto Wandik liburan ke Manokwari.
Saat hendak mudik ke klub ASAD di Jawa Barat, ia menawarkan ke pelatih Aples Tecuari untuk Fajar bergabung di ASAD bersamanya.
Ahmad Hamza ayah dari pemain tim nasional Indonesia SEAG 2023, Fajar Fatur Rahman saat menjemput putranya di Bandara Rendani Manokwari, Sabtu (27/5/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.
Ibarat gayung bersambut, dengan satu pertimbagan, prestasi, kedua orang tua mengijinkan, Aples Tecuari sebagai pelatih merustui, selulus SMP Aples mantan pemain asal Papua ini memboyong nyong Ternate ke Tanah Jawa.
‘’Dia (Fajar) ke ASAD 313 karena ada pemain SSB Mansinam FC dari Manokwari yang sudah duluan di sana yaitu Yanto Wandik, waktu mau pulang libur dia ajak Fajar dan minta restu ke Aples sebagai pelatih untuk Fajar temani dia di Asad,’’ cerita Ayah dan ibunya.
Itulah awal Fajar tinggalkan Manokwari, sejak SMP dan hijrah ke Jawa untuk meniti karir sepakbolanya.
‘’Yaitu pada se tamat SMP Negeri 1 Manokwari langsung ke Purwakarta Jawa Barat diantar Aples Tecuari sebagai pelatih Mansinam FC Manokwari,’’ jelas keduanya.
‘’Jadi Tamat SMP dia langsung ke Purwakarta masuk SSB ASAD 313, SMA juga di sana, pertama SMA PGRI Purwakarta, kemudian dipindahkan ke SMA Negeri 1 Purwakarta,’’ tutur sang Ibu.
Lantas siapa orang kelima yang membesarkan Fajar di sepakbola sebelum dia bersinar seperti saat ini di Timnas SEAG 2023?
Tidak lain dan tidak bukan sang ibu tercintanya, dia tidak hanya bergumul dengan doa, tetapi fsiki pun ia pertaruhkan untuk Fajar ketika masih di SBB Mansinam FC.
Begini ceritanya: latihan pagi dan sore seorang atlit sepakbola itu wajib hukumnya, fisk tehnik, taktik, pola makan dan istirahat kunci mengantar atlit sukses.
Jarak antara Tarnsito Wosi dan lapangan Kodim di Brawijaya Manokwari memang jarak pendek jika berkendaraan, tetapi jika berjalan dan lari termasuk jauh.
Untuk bisa latihan pagi dan sore, Fajar harus naik ojek, atau bersama teman yang juga tetangganya untuk sampai di Lapngan Bola Kodim,.
tetapi kasih ibu kepada anak sepanjang masa, sang ibu pun harus mejadi ‘’Ojek’’ bagi Fajar pagi sore rute Wosi Transito dan lapangan latihan.
‘’Kalau dia tidak dengan teman, saya antar ke lapangan Kodim, dia latihan Saya tunggu di rumah teman dekat lapangan sampai Fajar selesai latihan mau pulang baru saya jemput, tapi juga kadang dia ikut ojek temannya,’’ kenang Ibuya.
Kelima orang tadi lah menjadi starter bagi Fajar meniti karir hingga gemilang seperti yang terlihat di Bandar Udara Rendani pagi tadi (sabtu).
Ia dijemput dengan tradisi seni budaya adat Arfak, disambut Bupati, Kapolresta, pejabat Pemda Manowkari diringi ratusan warga dilambai-lambai tangannya, dielu-elukan, bukan karana apa-apa.
Pemain tim nasional Indonesia SEAG 2023, Fajar Fatur Rahman tiba di Bandara Rendani Manokwari, Sabtu (27/5/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.
Bukan karena jumawa, tetapi karena prestasi, Allah mampukannya, mengangkat dierejatanya menjadi terhormat dari Fajar sebelumnya, itulah yang harus diyakini bersama, kerna kehendak Tuhan semua menjadi mampu.
Rasa bangga dan haru orang tua terhadap anaknya meraih prestasi dalam sepakbola dirasa sangat wajar.
‘’Kami tidak membayangkan anak ini masuk ke Timnas, waktu berjalan, karena bakatnya kami sebagai orang tua mendukung kegiatannya, biasanya Ibunya yang mengatar latihan pakai motor di lapangan Kodim.’’ ujar Ayah Fajar haru.
Prestasi yang diraih anaknya bukti dari kerja keras, tekad yang dimiliki Fajar. Oleh karena itu, rasanya sangat wajar bagi orang tua merasa bangga, haru atas pencapaian diraih Fajar di sepakbola.
Selain itu, kebanggaan, kebahagiaan dirasakan orang tua juga menjadi motivasi bagi anak lain untuk terus berprestasi, mengembangkan bakantnya.
‘’ Fajar kelahiran 29 Mei 2002, Senin 29 Mei 2023 dia ulang tahun ke 21,’’ aku Ibunya ketika ditanya wartawan tentang hari lahirnya.
Mengawali karir di Timnas ketika usia 16 tahun, sering mengunjungi kedua orang tuanya di Manokwari. Ketika ganas-ganasnya Covid-19 Fajar sempat tinggal beberapa waktu di Manokwari, latihan diliburkan karena pademi.
Ibunya mengaku Fajar pernah menyeman latihan sepakbola di Inggris selama 6 bulan bersama Timnas PSSI, namun harus kembali karena Covid melanda dunia ketika itu.
Istri dari Bupati Hermus Indou menyerahkan bucket tangan kepada pemain tim nasional Indonesia SEAG 2023, Fajar Fatur Rahman di Bandara Rendani Manokwari, Sabtu (27/5/2023). FOTO: RUSTAM MADUBUN.PAPUADALAMBERITA.
Pemain utama klub sepakbola Borneo FC ini walau tidak sempat puasa dan idul fitri bersama keluarga di Manokwari pada 1444 Hijriah kemarin, namun kedua orang tuanya menyambanginya di Jakarta, itulah ungkapan cinta ayah dan ibunya kepada anaknya, mengarungi laut, gunung dan lembah bukan halangan menjumpai anaknya.
‘’Kami orang tua ke Jakarta pada tanggal 23 waktu mereka mau persiapan berangkat ke Kamboja ikut SEAG, ketika pulang dari Kamboja kami tunggu di Manokwari saja,’’ tutur ibunya yang akhirnya bertemu Fajar tadi pagi di Bandara Rendani.
Kelima orang yang saya sebutkan yaitu; kedua orang tuanya, tetangganya, temannya dan pelatihnya melihat kemenangan fajar pasti merasakan bahagia, haru yang mendalam.
Mereka merasa persahabatan melalui olahraga menembus perbedaan paling dalam, dan mereka telah menghasilkan prestasi, dan terus berusaha untuk mencapai perestasi pantang menyerah, pantang perbedaan, pantang suku rasa dan agama.
Itulah cerita singkat tentang kelima orang yang ikut andil dalam prestasi Fajar sebelum juara SEAG 2023 di tim sepak bola yang berhasil meraih kemenangan di tingkat asia tenggara.(rustam madubun)