Scroll untuk baca artikel
Papua Barat

Paska Kerusuhan Manokwari, Sekda Papua Barat: Mari Saling Mengasihi Seperti Yesus

238
×

Paska Kerusuhan Manokwari, Sekda Papua Barat: Mari Saling Mengasihi Seperti Yesus

Sebarkan artikel ini
Print

Sekda Papua Barat, Nataniel D Mandacan  bersama sejumlah pejabat di lingkungan Pemda Provinsi Papua Barat, saat meninjau gedung DPR Papua Barat, dan Kantor Gubernur Papua Barat lama, Selasa (20/8/2019) di Jalan Siliwangi Manokeari. FOTO: RUSTAM MADUBUN/papuadalamberita.com

Sekda Papua Barat Nataniel D Mandacan kepada wartawan di Kantor Gubernur lama Selasa (20/8/2019) di Jalan Siliwanggi Manokwari. FOTO: RUSTAM MADUBUN/papuadalamberita.com

PAPUADALAMBERITA,COM . MANOKWARI – Sekda Papua Barat, Nataniel D Mandacan menyampaikan pesan kepada warga Provinsi Papua Barat dan Manokwari agar jangan saling membenci, tetapi mari saling mengasihi seperti injil Yesus masuk ke tanah Papua.

Dengan injil masuk di tahun 1855 buka lembaran peradaban baru itu dibuka untuk pembangunan manusia secara utuh di negeri kita,’’demikian penjelasan Sekda Nataniel Mandacan kepada wartawan Selasa (20/8/2019) di sela-sela memimpin pemberishan jalan paska kerusahan di bekas kantor gubernur Papua Barat Jalan Siliwangi, Manokwari .

Sekda Mandacan mengajak warga Papua Barat untuk melupakan apa yang telah terjadi pada Senin (19/8/2019).

‘’Sekali lagi kita lupakan semua yang terjadi kemarin dan kita rapatkan barisan kita, masyarakat dukung pemerintah untuk melakukan pembangunan di Papua Barat kiranya pembangunan itu berjalan baik dan membawa nilai yang baik bagi masyarakat kita secara bertahap, tidak sekaligus sampai dengan ada kesuksesan kesejahteraan hidup masing-masing,’’ demikian tegas Sekda Papua Barat.

Semua sudah terjadi, tidak perlu ada yang menyesali, itu sudah terjadi, Ia dengan rendah hati memohon kiranya hentikan semua aksi-aksi.

**Baca juga: Ucapan Salah dari Sebrang Sulut Amarah di Manokwari, Bara Tidak Bisa Dihandari, Gedung DPR Papua Barat Dibakar

**Baca juga: Wiranto Apresiasi Khofifah Minta Maaf kepada Gubernur Papua

‘’Yang rugi kita sendiri, orang lain senang, tapi kita yang susah karena kita harus anggarkan uang lagi untuk membangun gedung DPR Papua Barat dan bekas gubernur lama ini untuk kegiatan-kegiatan pemerintahan,’’ ujarnya.

Kegiatan-kegiatan di gedung ini tidak hanya pemerintah tidak hanya yang dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga organisasi-organisasi masyarakat yang mengunakan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang kegiatan pemerintahan.

‘’Jadi saya ajak setelah terjadi musibah kemarin sehari penuh dari jam enam pagi sampai sore hari. Di hari baru tanggal 20 Agustus 2019, saya minta dengan hormat samua warga masyarakat untuk menghentikan aksi-aksi terutama yang mengarah kepad pembakaran-pembakaran gedung pemerintah, rumah warga, karena semua kita ini ciptaan Tuhan, karena pemerintah ada di dunia untuk menyampaikan pesan-pesan Allah melalui program pemerintah kepada rakyat untuk membangun kehidupan lebih baik,’’ kata Nataniel.

Ia mengajak warga untuk mensukuri adanya provinsi Papua Barat. Karena provinsi ini ada di Papua Barat dan melakukan penyelengaraan pemerintahaan dengan baik.

‘’Dulu kalau provinsi masih satu, bangun gereja itu susah, sekrang ini, liat dimana-mana di kota sampai di gunung-gunung ada gereja yang dibantu, di  kota ada gereja-gereja besar yang megah, di gunung-gunung juga dibangun itu karena ada provinsi,’’ jelas Mandacan.

Oleh karena yang ada di Manokwari jaga kota Manokwari, tidak ada orang lain yang menjaga ini. Yah situasi yang terjadi di Jawa sudah terjadi, tidak ada kerugian disana, yang rugi adalah disini , disini punya fasilitas terbatas. Tetapi itu sudah selesai.

‘’Kami sebagai abang-abang, anak-anak yang dipercayakan untuk duduk di pemerintahan sekarang berupaya untuk kembali membangun kantor ini (maksudnya kantor DPR PB dan kantor gubernur lam). Sebanrnya kita harus bangun barang baru, tetapi karena terjadi kebakaran kita kembali bangun sebenarnya yang tidak perlu dibangun karena sudah ada. Tetapi itu karena sudah terjadi,’’ urai Mandacan.

Ia mengisahkan ketika tahun 1998 karena ekses juga, DPRD Kabupaten Manokwari di bakar, hamper 18 tahun atau 20tahun kemudian terjadi lagi, kantor DPR Provinsi Papua Barat dibakar ini menjadi pelejaran bagi. Yang lahir besar, makan, minum dan mati lagi ditempat ini untuk belajar dari situasi ini sebenarnya ada apa?

‘’Oleh karena itu kedepan dari diri kita masing-masing,  kita tidak bicara kepada siapa-siapa kita tidak menunjuk kesalahan orang lain tetapi kita periksa diri kita sendiri untuk membangun, sehingga kota ini aman, maka semua akses pemerintahaan, ekonomi masyatakat berjalan baik, tetapi kalau terjadi begini, kegiatan ekonomi mati, artinya warga yang mau berjualan siapa yang membeli, tidak ada orang beli, orang takut,’’ contohnya.

‘’Begitupun kalau saudara-saudara dari luar yang ada disini sebenarnya sangat membantu kita, menjual hal-hal yang tidak kita hasilkan, yang kita tidak bisa menjual, misalkan jual di toko, kita mau datangkan dari mana,’’terangnya.

‘’Kita tidak punya kemampuan, saya bicara kita ini karena masyarakat bawah yang tidak punya kemampuan mendatangkan barang-barang itu, mau bikin sawah saja kita tidak bisa, karena bukan budaya kita, mereka datang buat sawah ada beras kita makan,’’ tambahnya.

‘’Oleh karena itu jangan kita saling membenci, tetapi mari kita saling mengasihi seperti injil Yesus masuk ke tempat ini untuk hal baik,’’ tutupnya.(tam)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *