Kapolres Fakfak AKBP Deddy Foury Millewa, SH, SIK, MIK didampingi WakaPolres dan Danru Brimob Polda Sultra saat bertatap muka dengan masyarakat Kampung Patimburak Distrik Kokas, Sabtu (7/9/2019). FOTO: papuadalamberita.com/ricolets
PAPUADALAMBERITA.COM. FAKFAK – Kapolres Fakfak Papua Barat,AKBP Deddy Foury Millewa, SH, SIK, MIK, mengatakan aksi demo di Fakfak dengan pengibaran bendera Bintang Kejora di depan Sekertariat Dewan Adat Mbaham Matta yang berakhir rusuh pada 21 Agustus 2019 diduga ada kaitan kepentingan politik Benny Wenda dan KNPB yang saat ini berada di Oxford Inggris.
Menurut Kapolres Fakfak, AKBP Deddy Foury Millewa, isu rasis yang dijadikan kendaraan politik separatis untuk upaya memisahkan papua dari bingkai NKRI akhirnya terlihat pada 21 Agustus 2019 ada aksi pengibaran Bendera Bintang Kejora di depan sekertariat Dewan Adat Mbaham Matta.
“Tuhan itu tidak tidur sehingga pada 21 Agustus 2019 yang terjadi di Fakfak, isu rasis digunakan untuk kepentingan separatis dengan mengibarkan bendera Bintang Kejora,” tandas Kapolres Fakfak saat bertatap muka dengan tokoh masyarakat Patimburak Distrik Kokas Kabupaten Fakfak, Sabtu (7/9).
Isu rasis ini digunakan untuk kepentingan politik Benny Wenda dan KNPB dalam upaya memisahkan Papua dari NKRI dan untuk memisahkan diri dari NKRI pastinya tidak ada yang gratis, terang Kapolres, dihadapan masyarakat Patimburak Kokas, saat melakukan pemantauan keamanan diwilayah hukum Polsek Kokas bersama Waka Polres, Kompol Ilhamsyah, Danru Brimob Polda Sulawesi Tenggara, IPTU. Rakhman dan 13 anggota Brimob Polda Sultra BKO Polda Papua Barat yang bertugas di Fakfak.
Baca juga: Polres Tetapkan 3 Tersangka Rusuh Fakfak
“ULMWP KNPB itu hanya kendaraan negara asing untuk menggoyang Papua jadi kita jangan mau diadukan antara sesama anak bangsa, sesama anak Mbaham Matta yang ada di Fakfak,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Kapolres yang harus diantisipasi kedepan adalah harus menyikapi bahaya narasi – narasi ektrimisme yang berbau radikalisme yang bersifat provokasi untuk kepentingan politik kelompok yang ingin meciptakan gangguan keamanan di Papua.
Karena itu, Kapolres Fakfak berharap masyarakat tidak terprovokasi dengan berbagai narasi – narasi yang ingin mengganggu stabilitas keamanan di daerah ini dan tidak terprovokasi dengan narasi – narasi SARA yang inginkan mengadu domba masyarakat.
“Jangan kita mau diadu domba, jangan kita mau dijadikan Ambon kedua, Sampit kedua , kita harus tetap manjaga persatuan dan saling menghargai satu dengan yang lain sebagai anak bangsa,” tuturnya.(RL 07)