Papua Barat

Delapan Partai dengan 19 Kursi di Parlemen Dukung Hermus Indou – Edi Budoyo Maju Pilkada 2020

264
×

Delapan Partai dengan 19 Kursi di Parlemen Dukung Hermus Indou – Edi Budoyo Maju Pilkada 2020

Sebarkan artikel ini
Print

 

Hermus Indou ditemui wartawan, Jumat (28/8/2020)  di Hotel Oristom, Manokwari, siang. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun

 PAPUADALAMBERITA.COM.MANOKWARI – Delapan partai besar dengan 19 kursi dari 25 kuursi yang dominan di parlemen memberi dukungan penuh pada Hermus Indou – Edi Budoyo sebagai pasangan yang akan maju untuk memenangkan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Manokwari 9 Desember 2020.

Delapan partai itu PDI-Perjuangan empat kursi, Partai Nasdem mepat kursi, PKS tiga kursi, Perindo tiga kursi, Hanura dua kursi, PKPI satu kursi, PKB satu kursi, Demokrat satu kursi, dua partai non perlemen yang memberikan dukungan pada Hermus -Edi adalah PBB dan PPP.

‘’Ada delapan (8) partai politik dan ada tiga partai non set dengan total perolehan 19 kursi, kita juga masih menunggu keputusan dari Gerindra Manokwari, bahwa delapan (8) rekomendasi yang kami dapatkan ditentukan empat factor,’’ ujar Bakal Calon Bupati Manokwari 2020, Hermus Indou kepada wartawan, Rabu (28/9/2020)  di Hotel Orsitom Manokwari siang.

Hermus Indou mengatakan, factor pertama adalah  mengusulkan secara berjenjang oleh masing-masing Parpol dari mulai dari tingkat DPC atau DPD II atau ke DPD ke tingkat provinsi dan diteruskan ke tingkat pusat.

‘’Jadi kalau yang diusulkan tidak berjenjang otomatis tidak mendapat dukungan,  pasangan yang mengusulkan harus mendapatkan dukungan berjenjang dari bawah, kemudian direstui DPP,  karena DPP tidak bekerja di luar struktur, DPP bekerja tentu mendapatkan informasi akurat,  informasi yang baik itu pertama-tama sumbernya adalah struktur partai yaitu DPC, DPD II DPD I dan DPP,’’ jelas Hermus Indou.

‘’Artinya kami mendapat dukungan delapan partai yang ada ini karena kami diusulkan dan didukung secara berjenjang oleh partai politik,’’ tambah Hermus.

Lanjut Hermus, factor kedua adalah Ia dan pasangannya serta timnya secara Intens membangun strategi komunikasi didampingi partai politik pengusung maupun.

‘’Jadi komunikasi secara intensif dilakukan komunikasi politik terus-menerus, tidak hanya sekali, tetapi juga tergantung siapa di DPO yang kami harus membangun komunikasi,’’ kata Hermus.

Indow melanjutkan, bawa hal ketiga adalah tentu hasil survei semua partai politik ini menjadi partai pemenang dalam Pemilu sehingga, partai politik dalam memutuskan.

‘’Walaupun di sana, misalnya ada dukungan secara berjenjang dari bahwa, kemudian komunikasi dibangun, tetapi hasil survei tidak mendukung maka itu juga mempengaruhi keputusan DPP di dalam memutuskan,’’ tambah Hermus.

Hermus Indou yang ditemui wartawan, Jumat (28/8/2020) di Hotel Oristom Manokwari. PAPUADALAMBERITA. FOTO: rustam madubun

Kata Indouw, faktor keempat adalah sebagian partai politik sampai hari ini sudah menyatakan diri sebagai partai non mahar,  artinya semua partai yang didapat bukan karena faktor bayar membayar.

‘’Jadi kalau ada bahasa bahwa ada kandidat yang menggunakan dana APBD untuk membayar Parpol periksa saja APBD, kalau ada kerugian keuangan negara di sana itu indikatornya,  kalau ada kerugian negara itu baru dilaporkan, kalau tidak ada kerugian negara itu namanya fitnah,’’ ujar Hermus Indou tegas.

‘’Kalau tidak mendapatkan dukungan Parpol kita jangan memfitnah orang, kecenderungan untuk menyalakan orang lain itu jauh lebih besar, jujur kepada diri sendiri, bahwasanya kalau gagal lebih baik instropeksi diri kita, sehingga kita menemukan kekurangan dan kelemahan kita tanpa harus menyalahkan orang lain,’’ sambung Hermus.

Jika pada Pilkada 9 Desember 2020 nanti, jika ia dan pasangannya Edi Budoyo sebagai pemenang dalam Pilkada nanti artinya Ia bersama-sama tim kerja baik dan bena.

‘’Tetapi kalau saya kalau saya tidak menang,  tidak akan mempersalhkan lawan ngapain (buat apa, red) mempersalahkan lawan, memang lawan kerja dengan Strategi politik ketimbang kita, Itu kalau kita gagal jauh lebih baik kita koreksi diri kita,’’ ujar Hermus mencontohkan.

Menurut Hermus tokoh intelktual Pegunungan Arfak bahwa mengakui kekalahan tanpa menyalahkan lawan akan menjadi tindakan yang sangat bijaksana.

‘’Daripada kemudian kita cenderung menyalahkan lawan,  yang namanya politik itu pertandingan, semua orang berusaha dengan cara dan strateginya. Siapa yang menang itu karena dia bekerja dengan benar dia menggalang basis dengan baik komunikasi dengan baik seperti itu,’’ pesan Hermus Indou.(tam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *