Atlet Paralayang PAPUA melakukan terjun dari Venue Paralayang Kampung Buton Kota Jayapura, 05 Oktober 2021. PAPUADALAMBERITA. FOTO: DENY SIMAEL PB PON XX PAPUA 2021
Para Atlet Paralayang (Lintas Alam) Solo mencari ketinggian setelah take off dari Venue Paralayang Bukit Kampung Buton Kota Jayapura (9/10/2021). PAPUADALAMBERITA. FOTO: DENY SIMAEL PB PON XX PAPUA 2021
PAPUADALAMBERITA.COM. MANOKWARI – Mereka terbang sangat indah di atas hamparan hutan teluk Youteva Jayapura, Papua dan pemukiman penduduk, terbang tinggi, rendah dan mendarat.
Mereka ke mana? Andai terus terbang begitu indahnya alam Jayapura seperti melukis di awan-awan. Kepiawaian dengan utas tali sebagai kemudia paralayang meliuk-liuk begitu indah di pandang mata, warna – warni cerah parasut mereka tergantung.
Layang – melayang di udara membuat warga Jayapura begitu bangga dengan paralayang yang terbang seperti indahnya burung surga cenderawasih. Oh ternyata paralayang nusantara ada berkumpul di Papua. Parasutnya yang indah mereka bawa kemari di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.
Terombang-ambing, ke sana ke mari mencari ketepatan mendarat, melihat hasil bidikan apik fotografer PON XX Papua 2021 Arbain Rambey, Deny Simaela, aku berkata aku ingin seperti mereka karena bisa terbang di angkasa melihat indahnya Teluk Youtefa dengan jembatan merahnya, selat tobati dengan jalan ring roadnya.
Menikmati alam dari ketinggian adalah sesuatu, parasut yang bergolambang sedikit melengkung dilihat dari kejahuan bagai burung cenderawasih, satu – persatu paralayang membelah langit-langit Entrop Jayapura.
Diantar angin semilir mereka take off dari Venue Paralayang Bukit Kampung Buton Kota Jayapura, dari ketigian itu warga Jayapura menikmati indahnya “cenderawasih-cenderawasih” plastik terbang, waranya yang bercampur-campur mencari titik ketepatan mendarat di Lapangan kolam buaya Entrop Kota Jayapura  dan Lapangan IPDN Buper Waena Kabupaten Jayapura Papua.
Hiasana indah yang mengantung di langit Entrop Jayapura bukan lagi ajang aduh nyali dan ketepatan mendarat, tetapi lanjutan PON XX Papua 2021 cabang paralayang mencatatkan rekor MURI pada nomor tandem lintas alam diikuti 22 parasut atau 44 orang. Rekor baru bagi paralayang Indonesia tercipta dari terbang parasut tandem terbanyak.
Atlet Paralayang Putra (Ketepatan Mendarat) Solo take off dari Venue Paralayang Bukit Kampung Buton Kota Jayapura 08/10/2021. PAPUADALAMBERITA. FOTO: DENY SIMAEL PB PON XX PAPUA 2021
Ketua Paralayang Indonesia Wahyu Yudha mengatakan rekor terbang parasut tandem XC ini belum pernah ada sebelumnya dan dicatatkan di tanah Papua.
Ungkapan Ketua Paralayang Indonesia Seakan menyempernukana tageline PON XX Papua 2021, TORANG BISA artinya dari tanah Papua di ujung timur Indonesia kita juga dapat menciptkana hal-hal indah, prestasi baru di ajang pesta olahraga paling bergengsi di tanah air PON.
“Di saat pelaksanaan lomba paralayang PON XX Papua, nomor tandem lintas alam, kami mencatatkan rekor MURI dengan terbang parasut paralayang tandem terbanyak, 22 parasut atau 44 atlet,” kata Wahyu dilansir dari laman resmi Kemenpora, Rabu (6/10/2021).
Atlet paralayang dari sembilan kontingen Sumatera Barat, Jawa Timur, tuian rumah Papua, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah menari-nari mencari ketepatan, siapa tepat dia emas, sedikit tepat dia perak, hampir tepat dia perunggu, tidak tepat tetap indah dipandang mata.
Alhasil paralayang Sumatera Barat mendominasi babak kelima nomor ketepatan mendarat individu dan beregu baik putra maupun putri pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang dilaksanakan di arena Kampung Buton, Kota Jayapura.
Atlet paralayang yang mengikuti ketepatan mendarat PON XX Papua 2021 terbang hingga ke depan Jembatan Youtefa Jayapura, Jumat (8/10/2021). PAPUADALAMBERITA. FOTO: ARBAIN RAMBEY PB PON XX PAPUA 2021
Individual putra, pada urutan pertama diraih Sukmandi asal Sumatera Barat, tempat kedua Roni Pratama atlet Jawa Timur dan urutan ketiga Irvan Winarya asal Banten.
Untuk individual putri, urutan pertama diraih Rina Kusuma asal Sumatera Barat juga, selanjutnya urutan kedua Eka Nesti dari Jawa Tengah dan urutan ketiga Nofrica Yanti asal Sumatera Barat juga.
Sedangkan beregu putra, urutan pertama Jawa Barat, urutan kedua Jawa Timur dan urutan ketiga Jawa Tengah, kemudian beregu putri, urutan pertama Sumatera Barat, urutan kedua Papua dan ketiga Jawa Tengah.(dai zaro/nunung/rustam madubun)
